Sarapan pagi khas Banda Aceh adalah nasi gurih dan mie Celuk. Nasi gurih mirip dengan Nasi Uduk dengan rempah lokal yang khas, dimakan dengan sayur tauco dan berbagai pilihan lauk, dendeng, gulai korma, dan masih banyak lainnya. Sedangkan Mie Celuk adalah mie goreng dengan bumbu-bumbu khas Aceh dan sambal kacang.
Tersedia aneka warung yang menyediakan seafood berupa Ikan kakap merah dan ikan rambe bakar di Warung Awak Awai Adun ditemani ee ii eu atau es kelapa segar.
Mie Aceh
Adalah Coffee Zakir yang kini menjadi trend sebagai tempat ngupi di Banda Aceh sehingga sudah memiliki 10 cabang. Selain menjual kopi, Coffee Zakir menggabungkan beberapa pedagang untuk membuka gerai di lokasinya, seperti Mie Kemala, Martabak Telur, Nasi Goreng dan Soto Ayam.
Coffee Zakir sendiri memiliki menu kopi, seperti kopi kop, kopi saring, kopi sanger dan kopi susu, baik panas maupun dingin. Kopi kop adalah kopi tanpa disaring yang disajikan dalam posisi gelas terbalik dan kopi diseruput dari tepi gelas yang ditampung oleh piring tatakan gelas. Bila tersisa ampasnya, artinya kopi yang bisa diminum sudah habis.
Mie telur, kepiting, cumi, daging sapi / rusa, udang, dan jamur.
Martabak telur juga memiliki variasi martabak mie, gabungan martabak dan mie Aceh. Sayangnya nasi gorengnya biasa tidak menggunakan bumbu rempah khas Aceh. Soto ayamnya mirip soto Padang.
Ada satu lagi rumah makan legenda di Banda Aceh yakni RM Spesifik khas Aceh, beberapa menu khas Aceh seperti kuah pliu, kari ikan hiu, dan tumis ikan kayu. Kami juga sempat menikmati Rujak Aceh di dekat bandara. Keistimewaan rujak Aceh menggunakan buah rumbia dan batok serta ditaburi kacang goreng.
Catatan : Semua foto adalah dokumen pribadi penulis.