Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Dampak Ekonomi Epidemi HIV/AIDS‬ Terhadap Keluarga

8 September 2015   17:22 Diperbarui: 8 September 2015   17:26 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda seorang lelaki dewasa dan sudah berkeluarga? Baik dengan satu atau dua anak atau lebih, cobalah berandai-andai bila Anda tertular virus HIV, apa yang terjadi dengan keluarga Anda.

Jika Anda di vonis mengidap virus HIV, maka Anda sebagai kepala keluarga akan tidak dapat bekerja secara optimal, karena harus sering melakukan konseling dan berobat secara sistematis. Bila Anda harus dirawat baik di rumah sakit maupun di rumah, isteri Anda pasti harus terbebani tugas tambahan, selain bekerja, mengurus anak, masih ditambah lagi harus mengurus perawatan Anda sebagai suami yang sakit.

Karena harus memerlukan waktu untuk merawat Anda, bisa-bisa anak-anak Anda akan terlantar, akibat terbaginya perhatian. Bila sakit Anda cukup parah, bisa-bisa Anda harus berhenti bekerja, sehingga keluarga Anda akan kehilangan sumber pendapatan utama. Seandainya isteri bekerja, juga konsentrasi akan terpecah.

Nah, dapat Anda bayangkan betapa hancurnya keluarga Anda, akibat perilaku Anda yang sangat berisiko di masa lalu. Untuk itu sebelum terlambat, sebaiknya hindarilah perilaku berisiko tertular virus HIV.

Pencegahan Dini

Perilaku berisiko tertular virus HIV sering kali diawali dari perbuatan iseng, miisal berselingkuh dengan mantan pacar atau teman kerja atau relasi bisnis. Bila pasangan Anda ternyata pengidap virus HIV, maka secara otomatis Anda akan tertular bila Anda sampai ke aras hubungan seksual tanpa proteksi atau tanpa penggunaan kondom. Apalagi bila Anda sering pergi ke lokasi pelacuran, bila Anda ketemu dengan pekerja seks komersial (PSK) yang tertular HIV dan Anda memilihnya untuk berhubungan seksual, maka Anda sangat berisiko tertular virus HIV.

Perilaku berisiko juga sering diawali ketika Anda diajak rekan bisnis pergi ke klub malam / diskotek / pub, atau ke panti pijat plus-plus, perkenalan dengan wanita-wanita yang bekerja di ranah yang memiliki risiko tinggi ini, juga dapat memberi peluang besar bagi Anda untuk tertular virus HIV, bila Anda berlanjut ke arah hubungan intim. Belum lagi bila Anda tergoda untuk melakukan hubungan seksual sejenis atau dengan waria, risiko tertular sangat tinggi.

Apalagi bila Anda terjerumus pada penggunakan narkoba yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, risiko tertular virus HIV sangatlah besar. Selain hubungan seksual dan narkoba suntik, memang masih ada cara penularan yang lain. Misalkan, transfusi darah, mendapatkan tindakan tusuk jarum, menindik atau melakukan tattoo dengan jarum yang tidak disterilkan.

Dari sederetan perilaku berisiko di atas, apakah Anda dapat menghindarinya. Bila Anda lalai, maka agar Anda secepatnya harus berupaya untuk mengetahui sudah tertular atau belum, Anda sebaiknya segera melakukan tes HIV dan konseling, agar Anda tidak menulari isteri Anda.

Informasi mengenai HIV/AIDS masih sering dibalut dengan mitos yang menyeramkan dan menakutkan, sehingga banyak orang yang tidak mengetahui cara-cara pencegahan yang tepat. Padahal terinfeksi HIV tidak berarti kiamat bagi si penderita. AIDS dapat dicegah dengan pengobatan antiretroviral ARV. Pengobatan ARV akan menekan laju pertumbuhan virus HIV dalam tubuh si penderita hingga pada batas tidak terdeteksi, sehingga risiko penularan kepada pasangan dapat dicegah, namun tentunya pada saat berhubungan seks harus menggunakan kondom.‬

‬Selain memperbaiki atau mencegah perilaku berisiko, tindakan yang dapat mengurangi jumlah penderita HIV/AIDS, adalah mencegah penularan virus HIV melalui aksi ABCD.

A dari kata Abstinence (tidak berhubungan seks atau selibat), B dari kata Be Faithful (selalu setia pada pasangan), C dari kata Condom (gunakan kondom di setiap hubungan seks berisiko) dan D dari kata No Drugs (jauhi narkoba).

Bagi kaum lelaki dewasa yang ingin aman dari risiko tertular HIV/AIDS harus melakukan aksi selibat, atau paling tidak setialah pada pasangan tetap Anda.

Dengan tekad kuat untuk menghindari ketertularan virus HIV, maka keluarga Anda akan terhindar pula dari dampak ekonomi yang akan membuat keluarga Anda hancur.

Kesimpulan‬

‪Hindari penularan virus HIV dengan melakukan pencegahan dini, dengan selalu setia pada pasangan resmi Anda. Jangan melakukan perilaku beresiko tertular virus HIV hanya berdasarkan iseng semata, yang nantinya harus Anda sesali seumur hidup.

Bagi Anda yang memerlukan informasi lebih detail mengenai HIV/AIDS, bertanyalah pada institusi yang paling kompeten, yakni Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN).

Sampai jumpa di Pernas AIDS V 26-29 Oktober 2015 di Makassar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun