Sebentar lagi Lebaran, apakah Anda akan mudik ke daerah Anda masing-masing? Tentu ya, meski sudah terbayang kemacetan luar biasa seperti tahun-tahun sebelumnya. Bayangkan Jakarta-Semarang yang normal ditempuh 8 jam, saat Lebaran bisa mencapai 18 jam. Tentu lelah fisik, lelah mental dan kegiatan puasa terganggu.
Hal ini terjadi karema jalur pantura selalu padat meski jalan sudah dibuat mulus beberapa minggu sebelum Lebaran. Kepadatan terjadi karena semua jenis kendaraan tumpah ruah di jalur pantura ditambah banyaknya pasar tumpah disepanjang pantura.
Coba saja ingat titik-titik kemacetan sepanjang perjalanan melalui pantura, berawal dari tol Jakarta-Cikampek ruas Bekasi Barat hingga Cibitung, simpang Jomin, pasar Ciasem, Patrol, jembatan di Brebes dan Alas Roban. Sungguh perjalanan yang melelahkan, belum lagi, bila dipaksa PJR untuk pindah ke jalur alternatif yang jalannya belum Anda kuasai.
Tapi jangan kawatir, sejak tanggal 26 Juni 2015 yang baru lalu sudah diresmikan penggunaan tol Cipali (Cikopo-Palimanan) yang merupakan bagian dari jalur tol trans Jawa.
Meski untuk melalui tol Cipali Anda harus merogoh kocek sebesar 96 ribu Rupiah, tentunya pantas karena Anda mendapatkan keuntungan jalan eksklusif tanpa terganggu kendaraan roda dua karena hanya ada kendaraan roda empat, tidak ada pasar tumpah dan jalur yang lebih pendek, sehingga Anda dapat menghemat bbm, mempercepat waktu bertemu keluarga dan yang paling utama menghilangkan kelelahan fisik dan mental gara-gara kemacetan.
Setelah tol Cipali, Anda dapat mampir istirahat di kota Cirebon dengan melalui pintu tol Plumbon, atau langsung melanjutkan perjalanan melalui tol Palikanci dan dilanjutkan dengan tol Kanci-Pejagan.
Â
Kemudahan itu Ternyata Rumit
Diatas digambarkan alternatif guna mendapatkan kemudahan dengan adanya infrastruktur dan prasarana baru. Anda juga perlu memahami kerumitan yang membelenggu proses pembangunan sebuah jalan tol.
Pembangunan Jalan tol sangat komplex, mulai dari pembebasan tanah, pembuatan jembatan, pemipaan (piping), hingga pembangunannya yang sangat tergantung struktur tanah, sehingga ada yang menggunakan pengerasan beton dan aspal.
Pembangunan tol Cipali menelan investasi 12,5 triliun Rupiah, yang kemudian harus membengkak menjadi 13,7 triliun Rupiah karena harus melakukan perubahan jalur dengan menembus bukit, yang memerlukan bahan peledak.
Fasilitas Publik
Meski belum selesai seluruhnya, namun pembangunan fasilitas publik terus dikejar. Diharapkan pada H-7 dan H+5 sudah mampu melayani arus mudik dan arus balik.
Selama masa mudik Lebaran, akan ditambahkan pintu tol satelit, guna memperlancar pembagian kartu tol dan pembayaran biaya tol. Juga akan ditambahkan mobile toilet, serta fasilitas Bengkel dengan bekerja sama dengan pemegang merek kendaraan. Fasilitas kantin atau rumah makan juga dipastikan sudah siap untuk menyediakan layanan bagi para pemudik.
Meski jalan tol Cipali ini lurus dan mulus, namun pengguna jalan tol dihimbau untuk menaati rambu-rambu lalu lintas dan menerapkan kecepatan yang disarankan, yakni maksimum 100 km/jam, serta tidak menyalip dari bahu jalan. Bagi pengendara yang mengantuk, disarankan untuk beristirahat di TI yang telah disiapkan dan tidak memaksakan diri melanjutkan perjalanan.
Jangan menggunakan telepon genggam selama berkendara dan jangan lupa mengenakan sabuk keselamatan, serta selalu memperhatikan jarak aman antar kendaraan selama di jalan tol.
Juga sebelum berangkat, jangan lupa memeriksa kondisi kendaraan, mulai dari ban, radiator, kaca spion dan perlengkapan kendaraan lainnya.Â
Sarana sudah tersedia berikut fasilitas pendukungnya, pilihan tetap pada Anda, mau tetap menggunakan jalur konvensional (Pantura) atau beralih menggunakan jalan tol Cipali. Nikmati mudik aman, asyik dan lancar, dengan tetap hati-hati selama perjalanan. Bila ingin mengetahui informasi lebih lanjut tentang Tol Cipali, silakan simak http://microsite.kompasiana.com/kemenpupr
Selamat bertemu keluarga tercinta di daerah masing-masing, semoga Lebaran tahun ini lebih bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H