Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Kuliner Patut Dikembangkan di Indonesia

18 Juni 2015   13:28 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:44 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program yang akan dilaksanakan paska Lebaran hingga akhir tahun ini adalah Kalimantan Tengan & Selatan (Palangka Raya, Banjarmasin), menikmati kuliner suku Dayak dan Banjar yang belum populer ; Sumatera Selatan (Palembang) menikmati makan bersama warga dan Maluku & Maluku Utara (Ambon, Jailolo)  merangkai rasa belasan makanan disertai demo masak makanan khas Ambon.

Kemungkinan destinasi berikutnya adalah provinsi Kepri (Bintan), Sulawesi Selatan (Makassar-Maros-Toraja) dan NTT (Flores). 
Selain perjalanan via udara, Arie juga sudah berangan-angan menyelenggarakan Kelana Rasa melalui jalan darat, dengan kereta api (Cirebon-Indramayu, Jawa Barat dan Bantul, Yogyakarta) dan bis (Tasikmalaya, Jawa Barat).

Kelana Rasa yang menghadirkan berbagai kuliner daerah menjadi daya tarik bagi para peserta. Hal tersebut diakui sebagai salah satu cara ampuh melepas keingin tahuan terhadap kuliner tanah yang baru dikunjungi.

Dari Badulang hingga Ilabulo

Penulis sebagai salah satu peserta Kelana Rasa Bangka-Belitung bertujuan mengikuti program ini  adalah untuk memahani budaya Badulang. Saat ke Gorontalo untuk mengeksplorasi kuliner Gorontalo yang belum banyak dikenal, mulai dari hidangan laut, street food, kudapan hingga oleh-oleh.

Badulang adalah tradisi makan bersama empat orang dalam satu dulang di Bangka-Belitung, dimana yang muda harus melayani yang lebih tua. Ilabulo adalah kuliner tradisional daerah Gorontalo yang dulu merupakan santapan para raja, terbuat dari sagu berisi telur, hati dan ampela serta bumbu rempah, dibungkus daun pisang dan dibakar dengan bara api dari tempurung kelapa. Kini dapat dinikmati sebagai street food di Gorontalo.

Semoga dengan penyelenggaraan FJB 2015 sebagai agenda tahunan dan wisata kuliner oleh Kelana Rasa, akan meningkatkan kepedulian kita pada kuliner nusantara. Juga semangat untuk mengenal lebih dalam kuliner nusantara di tempat asalnya makin membuat masyarakat Indonesia mencintai dan bangga dengan kuliner negaranya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun