Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Festival Jajanan Bango 2015: Upaya Menaik-kelaskan Kuliner Indonesia

18 Juni 2015   08:34 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:44 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi/Kompasiana - Salah satu booth jajanan yang menyajikan daging iga bakar di 'Festival Jajanan Bango (Kompas.com/BANAR FIL ARDHI)

Tepatnya ada 80 jenis kuliner Nusantara yang dihadirkan pada perhelatan Festival Jajanan Bango (FJB) tahun ini. Kita seharusnya bangga dengan keanekaragaman kuliner Nusantara, acara ini juga diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk mengenal kuliner nusantara yang beraneka ragam mulai dari Barat, Tengah hingga Timur Nusantara.

Jagoan Kuliner Nusantara

Festival kuliner ini menghadirkan makanan-makanan seperti Mie Aceh, Kare Bebek Seulawah, Ayam Tangkap, Lontong Sayur Medan, Sate Padang, Soto Padang, Sop Ikan Batam, Sate Bangka, Nasi Gemuk Jambi, Mie Celor, Pindang Patin Wong Palembang, Pempek Palembang - mewakili area Barat; Nasi Goreng Betawi, Gado-gado, Mie Koclok Cirebon, Gudeg Yogya Laminten, Sate Jamur Tiram, Sate Klatak, Pecel Pincuk, Tengkleng Klewer, Nasi Pindang, Soto Kudus, Nasi Gandul Pati, Sate Ponorogo, Bakwan Malang, Nasi Krawu, Lontong Balap, Tahu Tek Telor  - mewakili area Tengah; Coto Makassar, Konro Bakar, Ikan Bakar Parape, Soto Sasak, Ayam Rica Rica, Tinutuan, Mie Cakalang, Ikan Bakar Rica - mewakili area Timur, dan makanan penutup: Rujak Juhi, Serabi, Ketan Susu, Wedang Ronde, Martabak Kubang, Es Kolang Kaling, Es Palubutung, Sop Duren, Kue Putu Bambu dan Cincau.

Guna memacu persaingan yang sehat, mulai penyelenggaraan tahun ini, Kecap Bango menobatkan 10 Jagoan Kuliner Nusantara ysng merupakan kuliner favorit pilihan masyarakat Indonesia. Beberapa bulan menjelang pelaksanaan FJB, masyarakat diajak melakukan voting melalui tiga saluran digital, yaitu Facebook fanpage Bango Warisan Kuliner, Mobile Application Warisan Kuliner dan website www.bango.co.id.

Kuliner Nusantara Yang Mendunia

Hadir pula tiga dari empat jagoan kuliner yang tampil di World Street Food Congress 2015 - Singapura, yakni Ayam Bakar Taliwang, Kupat Tahu Gempol dan Gudeg Yu Nap. Satu yang tidak hadir adalah Soto Ambengan Pak Sadi.

Ayam Bakar Taliwang Bersaudara sebagai kuliner khas Lombok yang terkenal dengan kepedasannya, ternyata mendapat sambutan yang baik dari masyarakat Singapura. Demikian pula halnya dengan Kupat Tahu Gempol, makanan yang sudah kondang di Bandung Jawa Barat ini terkenal gurih dan lezat serta tidak pedas. Kelebihannya terletak pada kekentalan sambalnya serta kelembutan dan kekenyalan tahunya. Kenikmatannya menyebabkan booth-nya tidak pernah sepi.

Gudeg Yu Nap, kuliner gudeg yang dimotori oleh bukan orang Yogya asli, karena Jeffry Sie berasal dari Bandung, hanya saja dia dibantu oleh mitranya mbakyu Zaenab yang asli dari Yogya. Juga menuai sukses luar biasa, tiap hari terjadi antrean panjang di depan boothnya, bahkan selalu terjual habis. Gudeg Yu Nap juga dinobatkan menjadi penjual terbanyak : 2.375 porsi, selama kongres makanan dunia di Singapura tersebut. Hal ini terulang lagi di arena FJB 2015 Jakarta, jam 17.00 WIB seluruh dagangan Gudeg Yu Nap tandas. Sampai Jeffry harus berkali-kali minta maaf pada pelanggan yang kecewa karena gagal mencicipi gudegnya.

Jeffry Sie tanpa sungkan-sungkan berbicara terbuka, ketika ditanya apa resep suksesnya. Menurut Jeffry, kiat berjualan gudeg kuncinya ada empat : gudegnya harus manis, kreceknya harus pedas, arehnya harus gurih dan telurnya harus gempi. Nah bila ke empat unsur ini berpadu di lidah, sensasi rasa yang luar biasa yang akan dirasakan.

Sementara Soto Ambengan Pak Sadi yang gagal tampil di FJB 2015 Jakarta, juga mengalami sukses yang sama di Singapura.

Pelajaran yang diperoleh dari ke empat pedagang kuliner nusantara ini adalah kuliner nusantara ternyata tidak kalah bila harus bersaing dengan tom yam kung Thailand, char kwee tiauw Malaysia, laksa Singapore maupun ramen Jepang. Kebanggaan inilah yang akan memicu kepercayaan diri pedagang kuliner lainnya untuk berani tampil pada event-event bertaraf internasional.

Pelajaran lain yang didapat ke empat pedagang kuliner nusantara selama di Singapura adalah cara menyiapkan makanan agar menjaga kebersihan, tempat untuk memotong bahan harus dipisah berdasarkan warna untuk daging, seafood, sayur, rempah maupun lainnya. Harus diperhatikan masa kadaluwarsa suatu makanan, bila sudah lewat dari empat jam harus dimusnahkan karena sudah tercampur banyak bakteri.

Ke empat pedagang kuliner nusantara ini adalah satu-satunya delegasi yang tidak dibiayai negara, tetapi disponsori oleh Kecap Bango.

Acara FJB 2015 yang berlangsung di Plaza Barat Senayan, Jakarta ini merupakan penutupan FJB 2015, setelah sebelumnya mengunjungi Yogyakarta dan Surabaya. Ribuan pengunjung terlihat memadati acara festival kuliner yang telah ditunggu-tunggu oleh masyarakat Jakarta dan sekitarnya dari pagi hingga malam hari. 

Semoga dengan penyelenggaraan acara ini sebagai agenda tahunan, akan meningkatkan kapercayaan diri para pedagang kuliner nusantara untuk berani naik kelas dan Go International.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun