Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ira Lathief : Citra Wanita Indonesia yang Selalu Dinamis

16 Mei 2015   06:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski belum terlalu lama mengenal Ira, yang baru kukenal saat Kompasianers Penggila Kuliner (KPK) melakukan gerebek ke cafe D'Marco Sabang. Sosok wanita mungil hitam manis  kelahiran Jakarta tanggal 5 Juni ini seperti sudah kenal lama, sangat atraktif, lincah, trengginas dan supel (bersahabat).

Ira dengan penuh semangat dan hangat menyambut kedatangan team KPK dari awal hingga akhir acara. Ikut aktif nenata meja, nengantarkan pesanan sambil memberikan penjelasan tentang Cafe D'Marco dan menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan padanya.

Hampir satu tahun kami berkenalan, ketemu di beberapa acara seperti seminar tentang penulisan perjalanan (travel writing) dan hajatan Kompasiana di TMII. Ketika lomba penulisan blog dengan tema citra wanita Indonesia diumumkan, langsung yang terbersit untuk ditulis adalah: Ira Lathief.

Bagi saya, Ira Lathief adalah B.E.S.T, dia adalah wanita dengan kualitas terbaik untuk bidangnya sebagai Book-writer (penulis buku), Entrepreneur (wira usahawati), Speaker (pembicara / nara sumber) dan Tour Guide (pemandu wisata).

Ira yang menyelesaikan studi Hubungan Internasional di Universitas Pajajaran Bandung ini sempat bekerja selama empat tahun sebagai wartawan televisi. Sempat mewawancarai beberapa tokoh dari artis hingga pejabat. Dan saat Ira mengawalil program Doktor-nya di Program Studi Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2014 sempat bertemu dengan salah satu tokoh yang pernah diwawancarainya dulu.

B

Setelah dengan berani meninggalkan zona nyamannya di bidang jurnalistik, Ira memantapkan diri menjadi penulis buku. Sungguh luar biasa dalam kurun waktu tujuh tahun (2007-2014), Ira telah berhasil menulis dan menerbitkan 15 buku. Buku yang ditulisnya tergolong multi genre karena ada tentang biografi, humor, cerita anak dan psikologi.

Seri Buku Anak yang diterbitkan oleh Penerbit Erlangga sejak tahun 2010 menunjukkan kecintaannya pada dunia anak. Ira menulis Seri Pengenalan Profesi diantaranya Polisi, Pengusaha dan Pemain Sepak Bola.

Dua bukunya yang terakhir diterbitkan oleh Penerbit Gramedia. Buku ke 14 dengan judul "Normal is Boring" (2012) adalah buku yang ditulis dalam bobot yang ringan namun kaya inspirasi dan berhasil menjadi National Best Seller.

Bukunya yang terakhir "Do What You Love Love What You Do" (2014) diluncurkan secara "nyeleneh". Kalau biasanya peluncuran buku dilakukan ditempat bersih dan berpendingin ruangan, Ira melakukannya dengan penuh kejutan. Para undangan pertama-tama dinaikkan bis pariwisata tanpa mengetahui tujuannya. Setelah itu dilakukan City Tour, karena Ira dikenal sangat mencintai kota Jakarta. Para undangan lalu diturunkan di pelataran Museum Nasional, lalu diminta berjalan kaki sekitar 100 meter menuju Taman Prasasti, sebuah tempat pemakaman kuno Belanda di TPU Petamburan atau jalan Tanah Abang I, yang mulai digunakan sejak tahun 1927, yang masih terawat dengan baik dan menjadi idola para mat kodak berburu foto. Buku ini dibuat dalam format dua muka, sedang di bagian tengah diselipkan dua kartu pos yang dapat ditulisi dan dikirimkan, tentunya setelah dibubuhi perangko yang masih berlaku. Gaya penulisan yang sederhana dan singkat serta penuh ilustrasi grafis akan membuat pembacanya tidak merasa bosan menikmati bukunya sampai habis.

Kini, Ira sedang menjajagi pasar untuk buku berikutnya. Idenya, Ira akan menuliskan pengalaman memandu para wisatawan asing dan kisah-kisah serunya. Bila riset pasarnya menyatakan ok, maka buku tersebut akan segera naik cetak.

Terjun ke dunia bisnis adalah suatu hal yang sama sekali tidak pernah diimpikannya. Beruntung Ira ketemu dengan dua rekannya, ketiganya lalu sepakat mendirikan cafe D'Marco pada tanggal 10 Mei 2012. Cafe pertama mengambil lokasi yang prestisius, daaerah Sabang, lokasi tujuan kuliner orang Jakarta Pusat.

Dengan konsep yang matang dipilihlah visi "Martabak Naik Kelas", mengangkat citra martabak dari street food ke dalam cafe modern. Mereka bertiga mengalami suka duka dalam membesarkan cafe D'Marco (Doyan Martabak & Coffee), bahkan sempat melakukan ekspansi dengan membuka dua cafe berikutnya di Tebet dan Kemang.

Melalui kedekatannya dengan jalur media, membuat cafe D'Marco cepat dikenal, karena sering diliput media televisi, sering diulas di media cetak maupun on-line bahkan sering masuk talk show di radio-radio. Untuk membentuk komunitas, cafe D'Marco sering mendatangkan komunitas dengan memberikan free venue untuk seminar-seminar kecil, tentunya dengan tujuan untuk mendatangkan keramaian pada cafe-nya.

Namun ujungnya pada akhir 2014, perkongsian ketiganya harus berakhir, kedua rekannya ingin lebih fokus pada bisnisnya masing-masing. Semula Ira juga ragu sendirian melanjutkan D'Marco, namun semangat entrepreneurshipnya membuatnya berani maju dan terus dalam berbisnis.

Dalam waktu singkat, otak Ira terus berputar, hingga muncul ide baru yang cemerlang. Kalau dengan konsep cafe, harus berupaya mendatangkan keramaian, mengapa tidak D'Marco yang mendatangi tempat yang ramai. Itulah asal muasal perubahan konsep D'Marco dari cafe ke gerai / counter di dalam Mall, yang dinamai D'Marco Express.

Gerai pertamanya dipilih Mall Artha Gading di Jakarta Utara. Kenapa Jakarta Utara? Karena Jakarta Utara adalah tempat yang membuat Ira merasa pe-de (percaya diri) dan hommy. Jakarta Utara adalah tempat Ira menghabiskan masa kecilnya dan bertumbuh.

[caption id="attachment_383687" align="aligncenter" width="300" caption="Dua menu baru D"]

14316603851195104762
14316603851195104762
[/caption]

Untuk menyegarkan suasana konsep bisnis baru, menu yang diusung juga baru. Untuk martabak manis ada Chocowi (Coklat Crispy Wijen), Green Tea Chocolatos dan Good Time. Sedang martabak gurih, ada Telur Rendang dan Smoked Beef Telur. Untuk mempelajari cara membuat martabak gurih, Ira tidak segan untuk berguru pada ahlinya para pembuat martabak malabar di Slawi, Jawa Tengah. Sedangkan menu andalan untuk kopi adalah Cappucino Strawberry. Semuanya dibanderol untuk tidak merobek kantong, hanya sekitar 20-27 ribu Rupiah.

Ada saat-saat menyenangkan ketika Ira berkunjung ke gerainya, Ira sering bertemu dengan mantan teman main, teman sekolah, dan tetangga yang sudah sekian puluh tahun tidak bertemu, jadilah reuni dadakan di D'Marco Express.

Ira juga senang menikmati sisi humanis saat berkunjung ke gerainya, ketika melihat anak-anak dengan sabar menunggu pesanan dan wajah menjadi sumringah saat pesanan tiba. Pernah suatu hari Ira memperhatikan ada dua petugas kebersihan mall masih lengkap dengan seragam kerja, ember dan tongkat pelnya, berbincang sambil sesekali menunjuk foto display produk D"Marco. Lalu keduanya beranjak pergi, tetapi kira-kira 15 menit kemudian keduanya sudah berada di dekat gerai D'Marco namun dengan membawa dua orang teman lainnya. Lalu mereka berempat menuju kasir dan memesan salah satu menu D'Marco. Jadi, rupanya mereka kepingin menikmati martabak dan patungan untuk membelinya.

Satu lagi kisah unik yang dialami Ira di gerai barunya, suatu saat ada seorang ibu muda yang sedang hamil mondar-mandir di sekitar gerainya. Tak lama kemudian sang ibu menghampirinya dan bertanya "Apakah ada lowongan kerja ? Karena saya perlu bekerja untuk menambah biaya melahirkan. Karena gaji suami saya sebagai petugas keamanan tidak mencukupi".

Merekrut wanita hamil ? Sepertinya belum ada textbook dimanapun dalam manajemen sumber daya manusia yang merekomendasikan untuk.menerima karyawan baru dengan status wanita hamil. Selain sebentar lagi sudah harus cuti, juga kelincahannya sangat diragukan. Pertama kali Ira terpaksa menolaknya, meski terbersit rasa kasihan. Tapi ilmu manajemen mengatakan kelolalah bisnis secara profesional.

Ibu itu tetap pantang menyerah, tiap minggu selalu mampir dan bertanya tentang lowongan kerja. Hingga suatu saat Ira kekurangan satu karyawan karena ada yang mengundurkan diri tiba-tiba, dengan terpaksa diterimalah si ibu tadi. Rupanya dugaan Ira salah, ternyata sang ibu hamil bekerja luar biasa trengginas, tidak berhitung waktu, lembur 1-2 jam ayo (toh ia selalu diantar jemput suaminya), bahkan saat ada karyawan yang izin tidak masuk kerja, si ibu hamil setuju saja memperpanjang shiftnya dan membiarkan suaminya dengan setia menungguinya. Teori bisa saja salah, kini si ibu hamil sudah mulai mendapat kepercayaan dari Ira.

Mimpi Ira dalam bisnis ini masih terus berlanjut, dalam waktu dekat akan membuka gerai baru di Aeon Mall BSD City, Tangerang.

S

Ira juga sering diminta tampil sebagai pembicara atau nara sumber, khususnya di kampus-kampus di berbagai kota. Ira selalu memanfaatkan kesempatan itu untuk berinteraksi dengan anak muda yang kritis dan kreatif. Ira juga sering diminta menjadi pembicara dalam acara gathering para pengelola bisnis perjalanan maupun pada kegiatan Rotary Club. Sebagai alumnus Communication Management Universitas Indonesia, tentu berbicara di depan publik bukanlah hal sulit bagi Ira.

[caption id="attachment_383692" align="aligncenter" width="300" caption="Menjadi salah satu pembicara "]

14316606521013883563
14316606521013883563
[/caption]

T

Berawal dari cita-cita sederhana untuk dapat keliling dunia, Ira menekuni pekerjaan sebagai pemandu wisata. Selain memandu wisata untuk orang Indonesia yang ke luar negeri, Ira juga menjadi pemandu wisata bagi turis asing yang berkunjung ke Indonesia. Ira sangat senang sekali mengenalkan Indonesia, khususnya menceritakan kekayaan komoditas Indonesia yang mendunia, misalnya kopi. Ira sangat bahagia saat para turis itu memborong kopi Indonesia untuk oleh-oleh.

[caption id="attachment_383690" align="aligncenter" width="300" caption="Ira Bangga Sebagai Pemandu Wisata"]

1431660483659496292
1431660483659496292
[/caption]

Banyak suka duka yang dialaminya saat memandu turis asing. Beberapa kesan yang paling membekas dihatinya, diantaranya saat mengantar turis ke TPA sampah di Pulo Gebang, mengantar nenek dan cucu dari Amerika Serikat yang turun dari kapal pesiar ingin wisata singkat - ditunjukkan Monas, Kota Tua, Kathedral, Istiqlal dan tentunya Cafe D'Marco), mengantar turis saat banjir jakarta dengan naik gerobag dorong ke Kota Tua, mengajak ke TMII untuk berfoto dengan pakaian adat, dan turis Taiwan yang memborong sajadah di Tanah Abang untuk dapat digunakan tamunya dinegaranya nanti.

Mendapat bantuan duta besar Portugal, saat harus mengantar tamu dari Belanda dalam tour nostalgia, yaitu melihat rumah masa kecilnya yang kini sudah berubah menjadi kedutaan besar Portugal. Menemukan turis yang unik, yang hanya mau berkeliling ibukota negara saja. Dan tamu yang membuatnya mati gaya karena minta dipandu mengelilingi Jakarta selama 5 hari, padahal lazimnya 1-2 hari sudah habis.

Disamping kegiatan sehari-harinya diatas, Ira juga aktif di Rotary Club Jakarta Batavia yang salah satu programnya melakukan edukasi pada anak-anak berkebutuhan khusus. Ira juga tidak pernah melupakan hobbynya untuk nonton film dan wisata. Ira juga paling senang berbagi kisah-kisah serunya melalui halaman FaceBook-nya.

Ira juga senang mengikuti kompetisi. Berhasil masuk semi final "The Next Indonesia Leader" yang diselenggarakan salah satu TV Swasta, dan menjadi finalis 'Wirausaha Muda Mandiri" se Jabodetabek. Berhasil membawa D'Marco menjadi finalis "Wirausaha Perempuan Indonesia" dan masuk 30 besar "Berani Menjadi Miliader". Ira juga sempat mengikuti program pertukaran pemuda di Kapal Pemuda Asean-Jepang.

[caption id="attachment_383693" align="aligncenter" width="300" caption="Ira dalam Kompetisi Wirausaha Perempuan Indonesia"]

14316607301736482779
14316607301736482779
[/caption]

Apakah selama ini Ira Lathief selalu tegar? Tidak juga, Ira sempat terpuruk saat ibundanya wafat. Perlu waktu cukup panjang untuk membuatnya bangkit lagi.

Tulisan ini bukan untuk mengkultuskan sosok Ira, namun dengan harapan agar kiprah Ira dapat menjadi inspirasi bagi kaum wanita Indonesia. Yang berani meninggalkan zona nyaman, menciptakan terobosan dan ide-ide baru, menularkan kreatifitasnya pada kaum muda, terus belajar, terus berkarya, dan tetap terus menulis. Wanita Indonesia tidak boleh terbelenggu pada kodrat, primodialisme, kebiasaan dikalahkan dan pasrah.  Jayalah wanita Indonesia !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun