Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Blusukan di Pasar Ikan Gorontalo

16 Mei 2015   05:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_383200" align="aligncenter" width="300" caption="Pedagang jagung "]

1431403555671005141
1431403555671005141
[/caption]

Ada pula pedagang jagung, karena Gorontalo adalah penghasil jagung terbesar di Indonesia. Ada dua macam jagung yang diperdagangkan, yaitu jagung biasa yang berwarna kuning dan milu pulo atau jagung pulut atau jagung ketan yang berwarna putih. Salah satu masakan khas Gorontalo berbahan jagung yang sangat diminati adalah Binthe Biluhuta atau Milu Siram. Jagung biasa atau milu pulo yang disajikan sebagai sup dengan campuran parutan kelapa muda, daun bawang, tomat, terong rebus, cabai, aneka bumbu, kemangi, minyak kelapa buatan lokal yang dikenal dengan nama minyak kampung dan jeruk lokal yang disebut jeruk suwanggi. Binthe Biluhuda lazim disantap bersama ikan mujair bakar atau goreng dengan bumbu rica atau dabu-dabu bila Anda menyukai ikan danau, atau ikan oci dan ikan cakalang bakar berbumbu rica bila Anda penggemar ikan laut.

Pasar ikan tradisional asal dapat menjaga kebersihannya, mestinya patut dipertahankan, sebagai sektor perekonomian terbawah yang sangat merakyat. Jutaan rupiah berputar tiap hari di pasar-pasar tradisional guna menghidupi rakyat kecil. Presiden RI Joko Widodo dalam kesempatan berdialog dengan para nelayan, sempat menyatakan akan memberikan bantuan kapal ikan, permodalan, dan jaminan ketersediaan bahan bakar untuk kapal nelayan.

Melalui pasar-pasar tradisional inilah rakyat kecil terus berinteraksi, tanpa mengenal siapa yang menjadi Presiden di tampuk pemerintahan negara. Tanpa peduli tokoh politik berdebat di gedung rakyat, nadi perekonomian terus berdenyut di pasar tradisional. Mungkin hanya sekali-kali timbul gejolak khususnya saat terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak yang mempengaruhi biaya transportasi dan hajat hidup orang banyak, setelah itu semuanya kembali normal bergulir seperti biasa dari hari ke hari berikutnya.

[caption id="attachment_383226" align="aligncenter" width="300" caption="Pasar ikan yang sangat berwarna"]

1431407915989314091
1431407915989314091
[/caption]

Mengabadikan suasana pasar ikan tradisional yang sangat berwarna sangatlah menarik, sebuah lukisan hidup yang berdenyut tiap hari sejak subuh hingga siang hari.

Note : Foto-foto adalah dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun