Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jujur

4 Agustus 2014   15:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:28 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagi kalangan pedagang, tidak jujur bukanlah dosa karena tujuannya adalah membantu pelanggan dengan imbalan mendapat laba penjualan. Contoh kasusnya "Apakah Anda menjual tablet Samsung terbaru seri xxx ??" Si penjual menjawab: "Ada, tunggu sebentar ya,  saya ambilkan di gudang dulu".

Kemudian si penjual menelepon koleganya atau menyuruh salah satu anak buahnya untuk mengambil tablet seri xxx di toko temannya atau toko saudaranya dan diakui sebagai barang miliknya, yang ada di gudangnya.

Asalkan harga sama saja dan tidak bertambah mahal, maka tindakan itu menurut si pedagang bukan suatu kebohongan atau ketidak jujuran. Si pedagang juga menambahkan, bahwa ia bersikap tidak jujur itu kalau menjual barang berkualitas jelek dengan harga yang tidak pantas dan disebutkan sebagai barang bagus.

Kalau menjual barang bagus, dengan harga lebih mahal juga bukan pembohongan atau ketidak jujuran, karena barang itu milik si pedagang, maka si pembeli bila mau memiliki barang itu, maka harus menukar dengan sejunlah uang yang disepakati. Kalau sudah sepakat, itu bukan bohong atau tidak jujur. Maka si pembeli harus pandai-pandai menawar harga, sebelum menyetujui atau sepakat dengan harga tertentu.

Kesimpulan

Dalam kasus bisnis, bila pedagang harus selalu jujur, maka ia akan kehilangan peluang memperoleh laba penjualan. Selama pedagang tidak menjual barang berkualitas jelek atau rusak atau bekas, dan pembeli menyetujui harga yang disepakati, si penjual masih pantas mendapatkan laba penjualan.

Sedangkan dalam kasus anak terhadap orang tua, si anak sebaiknya menjawab pertanyaan orang tua dengan jujur.  Meski akibat jawaban yang jujur, si anak bisa kena marah, namun kejujuran seorang anak patut dihargai, sehingga orang tua tidak perlu marah berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun