Sambil beristirahat di hotel, saya berkenalan dengan tamu hotel yang baru datang dari Surabaya, sambil berbincang-bincang, akhirnya kami sepakat untuk berwisata bersama, lumayan bisa menghemat biaya dan dapat teman berpetualang. Kami makan malam bersama sambil merancang perjalanan. Karena saya baru saja dari Tanah Tinggi Minahasa, maka dua hari perjalanan wisata bersama kami rancang untuk pergi ke Bunaken (hari ke empat) dan Tangkoko (hari ke lima). Hari ke enam saya pulang kembali ke Jakarta dan teman dari Surabaya akan ke Tanah Tinggi Minahasa.Â
Bunaken
Pagi hari kami sudah dijemput dengan mobil dari hotel guna menuju pelabuhan, dengan menyewa kapal motor yang dibawahnya terdapat kaca  (glass bottom boat) untuk melihat pemandangan bawah laut, atau Katamaran menurut istilah Manado, kami menuju Taman Laut Bunaken. Dalam perjalanan kami melalui Pulau Manado Tua yang konon merupakan asal muasal orang Manado. Menjelang mencapai pulau Bunaken, kami dapat menikmati keindahan biota laut dengan terumbu karang dan aneka ikan melalui kaca yang ada pada kapal motor kami. Setibanya di pulau Bunaken, kami menyewa peralatan snorkeling (weitsuit, masker, snorkel dan fins), lalu oleh pemilik kapal diarahkan ke lokasi terbaik untuk snorkeling. Setelah puas menikmati pemandangan bawah laut dan bermain dengan ikan-ikan berwarna-warni, kami kembali menuju ke pulau Bunaken, untuk makan siang. Makan siang di restoran lokal dengan ikan laut yang disajikan bersama aneka sambal khas Manado sungguh lezat, sambil menikmati pasir putih pantai Bunaken. Sebelum kembali lagi ke Manado, kami menyempatkan minum es kelapa muda dengan ditemani pisang goreng dabu-dabu. Setiba di pelabuhan, kami mengalami sedikit kendala, karena mobil jemputan tidak kunjung datang, akhirnya kami menggunakan angkot yang di Manado disebut taksi menuju hotel. Angkot di Manado memiliki ciri khas full music dengan pengeras suara yang sangat keras.
Pagi hari mobil sewaan sudah menjemput kami, dan segera melewati Patung Yesus Membekati, sebuah patung Yesus yang dikenal terbesar dan tertinggi di Asia Tenggara dalam posisi memberkati kota Manado. Â Melewati Bukit Kasih, tapi kami tidak mampir karena perjalanan ke Tangkoko cukup jauh. Taman Nasional Tangkoko terletak di Kabupaten Bitung memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan dari kota Manado, disini kami menyaksikan primata atau binatang terkecil di dunia, yakni tarsius, satwa campuran antara tikus dan burung beo. Selain tarsius, di dalam cTaman Nasional Tangkoko, kami juga dapat menyaksikan satwa yang dilindungi seperti anoa, babi rusa, burung maleo, dan burung rangkong. Setelah santap siang, kami kembali ke pantai Malalayang untuk menikmati matahari terbenam sambil mencari makan malam.
Selesai sudah perjalanan selama lima hari di Manado dan sekitarnya, konon menurut teman saya, masih ada satu B yang belum saya dapatkan, yakni Bibir Manado. Tapi hal ini tidak saya pedulikan, karena hal ini merupakan pelecehan terhadap gadis-gadis Manado yang terkenal kecantikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H