Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Semarang : Napas Tilas Kelenteng hingga Kuliner

30 Oktober 2014   01:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:14 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah, selain sangat terkenal sebagai tujuan kuliner yang enak dan murah, juga merupakan kota dengan pecinan (chinatown) terluas dan memiliki kelenteng cukup banyak, mungkin nomor dua di Indonesia setelah Singkawang di Kalimantan Barat yang dikenal sebagai Kota Seribu Kelenteng.

Anda dapat menggunakan pesawat udara ke Semarang dan mendarat di bandara A. Yani atau turun di stasiun kereta api Tawang bila Anda menggunakan moda kereta api, atau menggunakan bis atau mobil pribadi. Untuk berkeliling di seputar kota Semarang, Anda dapat memilih menggunakan kendaraan umum bis kota atau angkot atau menggunakan taksi, bila tidak membawa mobil pribadi.

Penginapan di kota Semarang cukup banyak dan bervariasi dari kelas melati hingga bintang empat, tersedia di seantero kota. Bila Anda ingin melakukan napak tilas kelenteng dan wisata kuliner, disarankan untuk memilih hotel di sekitar Simpang Lima, Jl. Gajah Mada atau Jl. Pandanaran. Di sana terdapat hotel Gumaya, Novotel, Ciputra, Horison, Holiday Inn, Santika, Ibis, Crowne Plaza, Amaris, Dafam, dan lain-lain.

Untuk keperluan diatas, Anda cukup membutuhkan waktu 2 hari 1 malam, sedangkan bila ingin puas dapat diperpanjang 1 hari lagi menjadi 3 hari 2 malam, dengan menambahkan jadwal kunjungan ke Kota Tua Semarang.

Wisata Religi

Kalau dari bandara, Anda dapat langsung mengunjungi Kelenteng terbesar di Semarang yaitu Sam Po Kong. Kelenteng Sam Po Kong ini terdiri dari beberapa bangunan, pada hari-hari upacara keagamaan, kelenteng ini sangat ramai dikunjungi tamu-tamu dari manca negara dan seluruh pelosok Indonesia. Bila Anda ingin melihat keramaian carilah waktu yang bertepatan dengan upacara Jaran Sampo, yaitu upacara melakukan parade membawa patung dewa di dalam tenda beserta kuda dan atribut kelenteng dari kelenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok ke Sam Po Kong dan pulang kembali.

[caption id="attachment_350780" align="aligncenter" width="300" caption="Sam Po Kong"][/caption]

[caption id="attachment_350782" align="aligncenter" width="300" caption="Kelenteng Tay Kak Sie"]

14146358771529345656
14146358771529345656
[/caption]

Sebaliknya, bila Anda menghendaki suasana yang tenang, carilah waktu diluar hari-hari upacara keagamaan, disana Anda dapat mengunjungi satu persatu bangunan yang ada dengan santai. Selain ada patung Laksamana Cheng Ho, di kelenteng Sam Po Kong juga terdapat bangunan yang menyimpan kemudi kapal dan jangkar kapal, serta makam juru mudi kapal. Karena juru mudi kapal beragama Islam, maka kelenteng Sam Po Kong ini menjadi petilasan lintas agama, baik yang beragama Islam maupun Budha / Kong Hu Cu. Pada dinding kelenteng Sam Po Kong terdapat ukiran sejarah perjalanan Laksamana Cheng Ho dengan misi perdamaian dan perdagangannya.

Selesai menikmati kelenteng Sam Po Kong, Anda dapat menuju kawasan pecinan Semarang, tepatnya di Gang Lombok dimana terletak kelenteng Tay Kak Sie. Kelenteng ini didirikan pada tahun 1746, merupakan salah satu kelenteng keramat di kota Semarang. Pada upacara keagamaan, di kelenteng ini sering dipentaskan kesenian wayang potehi, menyerupai wayang kulit dengan tokoh dari cerita Tiongkok, sekarang dalang-nya sudah sangat langka.

Dari kelenteng Tay Kak Sie, Anda dapat berjalan kaki untuk mendatangi delapan kelenteng lainnya yang terletak di kawasan pecinan Semarang. Melalui napak tilas kelenteng ini, Anda dapat memperkirakan betapa luar biasanya ekspansi bangsa Tiongkok ke pulau Jawa, khususnya di kota-kota pantai Utara pulau Jawa, mulai dari Batavia, Cirebon, Tegal. Semarang, Lasem, Tuban hingga Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun