Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perlu Peran Aktif Kementerian Pariwisata

30 Desember 2014   20:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:09 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14199207421601983837

Beberapa hari yang lalu ketika saya menyambangi keluarga adik saya di Semarang, diantara tumpukan koran lama, saya menemukan brosur Kuliner Semarang yang diterbitkan oleh Dinas Pariwasata Kota Semarang. Brosur tersebut memuat sekitar 10 kuliner khas Semarang, yaitu lunpia, tahu pong, bandeng presto, ganjel ril, kue moci, kembang tahu, mie kopyok, tahu petis, wingko babad, dan tahu gimbal. Kuliner yang termuat ada yang bersifat makanan santap di tempat (tahu pong, tahu petis, mie kopyok, kembang tahu dan tahu gimbal) maupun makanan yang dapat dibawa sebagai oleh-oleh ke keluarga / relasi di tempat asal (lunpia, bandeng presto, ganjel ril, kue moci, dan wingko babad).

Distribusi

Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kota Semarang ini sudah baik, namun sayangnya distribusi brosur kuliner Semarang ini tidak saya temukan di bandara saat mendarat, sehingga tujuan utama untuk memperkenalkan kuliner Semarang menjadi kurang greget. Dalam hal ini, baik Kementerian Pariwisata maupun Dinas Pariwisata di masing-masing Provinsi maupun Kabupaten / Kota seharusnya aktif mencetak brosur dan melakukan distribusi yang tepat. Lokasi distribusi yang paling tepat adalah di bandara, bandar laut, stasiun kereta api maupun stasiun bis. Masih dapat ditambahkan lokasi distribusi lainnya seperti di pusat perbelanjaan, tempat hiburan, rumah makan dan Pusat Informasi Wisata.

Kita tidak perlu malu mencontoh Singapore atau Malaysia, dua negara tetangga yang sanggup melakukan distribusi brosur pariwisata dengan tepat guna. Bila Anda mendarat di bandara Changi, beberapa brosur dapat dengan mudah Anda dapatkan. Demikian pula halnya bila Anda keluar dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA), Anda juga dapat mudah mendapatkan brosur pariwisata yang dapat memandu Anda ke beberapa tempat tujuan wisata. Malaysia dapat kita contoh, karena negara ini terdiri dari 13 negara bagian, yaitu Johor, Kedah, Kelantan, Malaka, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis, Pulau Pinang, Selangor dan Trengganu (Semenanjung Malaysia atau Malaysia Barat) serta Sabah dan Serawak (Malaysia Timur yang terletak di pulau Borneo / Kalimantan). Jadi, mirip dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari 34 Provinsi.

Di bandara Soekarno Hatta dapat didistribusikan 34 brosur yang mewakili masing-masing provinsi, sehingga wisatawan yang ingin bepergian menuju provinsi tertentu dapat memilih dan mengambil sesuai yang diperlukannya. Dengan adanya brosur wisata yang memuat panduan tentang provinsi yang ingin dikunjungi, tentu sangat membantu bagi si wisatawan dan akan mendatangkan pemasukan bagi kas Pemerintah Daerah.

Isi Brosur

Brosur dapat dibuat lebih lengkap, tidak hanya tentang kuliner, tetapi dapat ditambahkan peta daerah / kota, tempat yang layak dikunjungi, rumah makan, maupun acara-acara / festival yang berlangsung pada suatu saat. Jadi, brosur lebih tepat bila dicetak per catur wulan, dalam satu tahun ada empat jenis brosur (Jan-Mar, Apr-Jun, Jul-Sep dan Okt-Des), sehingga brosur tidak terlalu tebal, tetapi event-nya sesuai dengan waktu kunjungan si wisatawan.

Selain peta daerah / kota, dapat dilengkapi dengan petunjuk untuk menuju lokasi wisata, misal dengan menggunakan busway koridor berapa, bis kota nomor berapa, kereta api jam berapa maupun yang dapat dicapai dengan jalan kaki.

Informasi tentang kuliner atau rumah makan dapat dikatagorikan berdasarkan minat wisatawan, dapat digolongkan atas makanan tradisional, western (Italia, Jerman, Perancis, Belanda, Yunani, dll.), Timur Tengah (Arab) maupun asian (Chinese, Japanese, Thai, India, Malay). Sebagai informasi, alamat dan nomor telepon sebaiknya dapat dicantumkan. Tentunya tidak semua rumah makan dapat dicantumkan, pilihlah yang spesifik atau yang mau bersedia membeayai pencetakan brosur wisata.

Festival atau acara budaya yang sering diadakan pada waktu-waktu tertentu perlu dicantumkan, agar wisatawan mengetahui kapan acara tersebut akan berlangsung, misal Sekaten (Solo), Jaran Sampo (Semarang), Galungan (Bali) dan lain-lain.

[caption id="attachment_362306" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber : Contoh Brosur Wisata (www.hutantropis.com)"][/caption]

Tempat-tempat yang layak dikunjungi yang biasanya merupakan landmark dari sebuah kota juga patut ditonjolkan, supaya wisatawan mudah mengetahui cara mencapai lokasi tempat tersebut. Misalnya, Monumen Nasional (Jakarta), Keraton (Jogya, Cirebon, Solo), atau Bunaken (Manado).

Pusat perbelanjaan maupun rumah makan yang memiliki program khusus seperti diskon juga perlu ditonjolkan, agar wisatawan rela merogoh kocek lebih dalam, guna membelanjakan dana yang dibawanya.

Juga tempat yang menyediakan tour lokal perlu disediakan dan ditampilkan, agar wisatawan yang ingin praktis, dapat langsung menghubungi pengelola tour lokal. Sebaliknya bagi wisatawan yang ingin berpetualang, dapat ditunjukkan tempat penyewaan mobil maupun sepeda motor.

Informasi penting lainnya tentu letak hotel yang akan digunakan para wisatawan untuk menginap, informasi dapat mulai dari hotel murah (melati, losmen atau hostel) hingga hotel berbintang. Hotel juga merupakan salah satu sumber pembeayaan pencetakan brosur wisata, bagi yang mau hotelnya dikenal, maka nama hotel dan alamat dapat dicantumkan dengan aneka fasilitasnya pada brosur wisata tersebut.

Pusat Informasi Wisata

Selain pencetakan brosur wisata dan distribusi brosur wisata yang tepat, juga perlu dibangun Pusat Informasi Wisata di tempat-tempat strategis, agar wisatawan mudah bertanya atau mencari informasi. Karena wisatawan tidak selalu datang dengan paket Tour yang dipandu oleh Pemandu Wisata. Sebagian wisatawan ada lebih senang dan bebas bepergian dengan berbekal informasi yang didapat di tempat kedatangan. Jadi, adanya Pusat Informasi Wisata yang mampu memberikan informasi yang lengkap dan tepat sangatlah diperlukan.

Dengan adanya brosur wisata dan Pusat Informasi Wisata, diharapkan upaya Kementerian Pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisata baik lokal maupun manca negara dapat terlaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun