Mohon tunggu...
Sutikno Giri
Sutikno Giri Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Hobi saya olah raga,musik,menulis,dan bercanda.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

ETIKA MENERIMA TAMU

21 Agustus 2023   21:28 Diperbarui: 21 Agustus 2023   21:36 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ETIKA MENERIMA TAMU

Kesan awal yang muncul dari seorang tamu ketika datang di sebuah kantor,adalah dari sikap orang-orang yang bertugas menerima tamu atau yang disebut dengan penerima tamu.Di sekolah biasanya penerima tamu dilaksanakan oleh pegawai tata usaha atau tata administrasi sekolah dibantu guru-guru piket harian.Berbagai kepuasan dan kekecewaan tamu bisa muncul setelah mereka bertemu dengan para penerima tamu tersebut,dan ini bisa menjadi pembuka baik buruknya hubungan antara kantor/sekolah dengan pihak luar.Kesan awal yang baik akan membuat hubungan yang baik,dan kesan yang buruk kerap kali memicu persoalan-persoalan lebih lanjut.Pada kesempatan ini penulis ingin mengurai secara ringkas tentang apa yang sudah dipesankan oleh para pendahulu kita tentang etika menerima tamu agar para tamu puas dan menjadi pintu hubungan yang baik antara kantor/sekolah dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang disebut 5-UH.Adapun 5 UH dapat diurai sebagai berikut:


1. Aruh, berasal dari Bahasa Jawa yang artinya tegur sapa.Tamu hendaklah ditanya,disapa,tentu dengan tutur kata yang baik,dan sopan,seperti kalimat-kalimat antara lain

“Bapak/Ibu/Mas/Mbak,...apa yang bisa kami bantu”’

“Bapak/Ibu/Mas/Mbak,..berkenan ketemu siapa”,

Jangan biarkan tamu bingung seperti orang hilang,ke sana kemari mondar mandir tidak ada yang menyapa,mau tanya tidak berani takut mengganggu karena semua sedang kelihatan sibuk bekerja,atau asik main HP,atau kadang ada yang sedang asik bercanda sambil makan lotis atau rujakan.Dengan demikian tamu yang datang di tempat kita,apalagi yang baru pertama kali akan merasa nyaman.Jika dibiarkan,mereka akan bingung harus kemana,mau apa,dan sebagainya,maka di sinilah peran penerima tamu,Jika perlu penerima tamu memberi salam dulu kalau tamu tidak juga memberi salam,meskipun idealnya tamulah yang megucap salam terlebih dulu.

 
2. Rengkuh artinya adalah tamu dianggap sebagai bagian dari keluarga kita,jadi jangan dianggap sebagai orang asing yang kerap dicurigai.Hal ini akan membuat kedekatan emosional antara tamu dan kita.Sebaiknya hindari pertanyaan-pertanyaan seperti ini,contoh:

“ Bapak/Njenengan/Sampeyan tadi salah jalan ya ? Harusnya lewat pintu yang sana...”

“ Bapak/Njenengan/Sampeyan...kok pakai sandal,? Lain kali jangan nggih…”

“ Bapak/Njenengan menaruh kendaraannya di mana tadi ? Tolong dipindah nggih,dan menghadapnya dissamakan dengan yang lain biar tertib…

“Bapak tadi masuk ke sini tidak izin satpam dulu ya,hadeuhh…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun