Menumbuhkankan Kepemimpinan Murid SMAN 1 Majalengka melalui “Ganesha Future Leader (GFL)”
PERITIWA (FACTS)
Latar Belakang
Dalam UU no. 14 tahun 2005, tentang guru dan dosen, dikatakan bahwa guru dalam pendidikan adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi murid. Dengan kata lain tugas seorang guru bukan hanya Transfer of knowlede tetapi juga Transfer of value. Sebagai kurikulum berjalan tentunya guru harus mampu menjadi Agent of Change, yang mencetak generasi yang kelak dapat merubah peradaban menjadi lebih baik dari satu masa ke masa yang lainnya. Besarnya peran guru serta tanggung jawab seorang guru tidaklah dapat digantikan oleh mesin ataupun robot, meskipun saat ini kita ada di era digital dimana hampir semua aspek kehidupan dapat berbasis teknologi.
Guru bukan hanya memberi pengetahuan yang sifatnya sesaat, tapi memberikan bekal pengetahuan dan bekal pengalaman yang kelak dapat menjadi jalan bagi kesuksesannya dimasa depan. Suksesnya murid selama di bangku sekolah hingga berada ditengah-tengah masyarakat nanti, tentunya sangat dipengaruhi oleh pola pendidikan yang diterimanya dan tentunya ini tidak bisa dilepaskan dari peran guru sebagai role model bagi para murid. Keberhasilan dalam proses pendidikan dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya adalah peningkatan pengetahuan dan pemahaman, perubahan prilaku, perubahan paradigma serta semakin terasahnya jiwa kepemimpinan dalam diri murid.
Kepemimpinan adalah suatu sikap pribadi yang mampu mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berfikir terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungan. Jiwa kepemimpinan pada murid (Student Leadership) adalah satu hal yang sangat penting yang harus ada. Pada hakikatnya secara kodrat, jiwa kepemimpinan telah ada dalam diri setiap murid, sehingga tugas guru adalah menuntun murid agar kompetensi kepemimpinannya dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya.
SMA Negeri 1 Majalengka merupakan Sekolah Menengah Atas yang pertama didirikan di Kabupaten Majalengka dengan usia sudah 60 tahun sejak didirikan dari tahun 1961 sehingga alumninya sudah menyebar dimana-mana dan tidak sedikit yang sudah menjadi para pimpinan lembaga, baik lembaga pemerintahan, BUMN, BUMD, maupun swasta. Adapun visi sekolah saat ini adalah "Bermartabat dan Unggul", dengan harapan lulusan dari sekolah kami memiliki akhlah yang baik dan unggul dalam prestasi yang salah satunya dalam kemampuan kepemimpinan.
Tujuan
Melalui kegiatan Ganesha Future Leader (GFL) diharapkan dapat mencetak pemimpin masa depan yang bermartabat dan unggul.
Tolak Ukur
- Murid dapat mengembangkan potensinya sebagai seorang pribadi
- Murid dapat menjalankan perannya sebagai seorang pelajar
- Murid dapat bertanggung jawab terhadap diri dan orang lain
Aksi Nyata yang Dilakukan
Aksi nyata yang akan sudah dilakukan adalah :
- Keterlibatan Semua Komunitas Sekolah dan Orang tua murid
- Setiap hari secara bergantian murid memimpin doa di depan kelas untuk mengawali dan mengakhiri pembelajaran di kelas
- Setiap hari murid melaksanakan tugas di kelas secara bergantian berdasarkan arahan wali kelas dan kesepakatan kelas
- Pembelajaran yang dilakukan guru benar-benar dilakukan untuk melatih kemampuan kepemimpinan murid yang kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif, reflektif, dan bertanggungjawab
- Secara insidentil siswa menjadi bagian dari kepanitiaan kegiatan Ekstrakurikuler
- Mendatangkan pemateri tamu dari dinas terkait/dari orang tua siswa yang menjadi pimpinan suatu Lembaga baik Lembaga pemerintahan maupun Lembaga Swasta.
- Melakukan monitoring oleh murid terhadap murid itu sendiri dengan instrument yang sudah dibuat
- Melakukan evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, wali kelas, pembina Ekstrakurikuler, dan masyarakat luar sekolah (orang tua siswa).
Kedelapan program sekaligus tahapan pelaksanaan program yang dilakukan dirancang melalui tahapan BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi), MELR (Mentoring, Evaluation, Learning, and Reporting), dan manajemen risiko. Alasan kedelapan program tersebut dilakukan karena kegiatan tersebuat adalah kegiatan real yang mudah dilaksanakan dan sudah menjadi bagian dari rutinitas tetapi jangan dimaknai apalagi sampai diprogramkan untuk mencapai tujuan tertentu, padahal seharusnya setiap yang dilakukan dalam kegiatan sekolah harus by gools yang muaranya adalah murid, murid, dan murid.
Hasil Aksi Nyata
Kegiatan tersebut hanya merupakan wadah saja bagi aktifitas murid dalam menumbuh kembangkan potensi kepemimpinan yang sudah dimilikinya sehingga para murid merasa percaya diri dengan kemampuan dan kelebihan dirinya yang pada gilirannya akan menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab terhadap peran dan posisinya sebagai seorang pelajar, warga masyarakat dan warga negara.
Disamping itu, dengan program Ganesha Future Leader (GFL) secara tidak langsung sedang membangun budaya positif di lingkungan ekosistem sekolah untuk menciptakan wellbeing yang didalamnya saling menghormati,menghargai, berkomunikasi, kerjasama, berkolaborasi, dan saling merefleksi. Hal ini relevan dengan visi misi sekolah "bermartabat dan unggul" dan slogan SMA "maju bersama hebat semua".
Dokumentasi Aksi Nyata
Rapat Koordinasi dengan Kepala Sekolah dan Para Wakasek
Rapat Bersama Guru dan Tata Usaha
Siswa memimpin doa di depan kelas
Kegiatan Tutor Sebaya
Kegiatan Ekstrakurikuler
Komunitas murid -- FPSH HAM
Evaluasi, Monitoring dan Refleksi
PERASAAN (FEELINGS)
Perasaan saya sangat senang, bahagia, dan bangga ketika melaksanakan aksi nyata program Ganesha Future Leader (GFL) bersama murid hebat saya, rekan guru luar biasa (pengajar, wali kelas, dan pembina ekstrakurikuler), para wakasek tangguh, dan kelapa sekolah inspiratif. Disamping itu saya menjadi lebih semangat dan termotivasi untuk lebih berpikir keras dan kreatif lagi mencari ide untuk medesaian program sekolah yang berdampak kepada murid.
PEMBELAJARAN (FINDINGS)
Aksi nyata Ganesha Future Leader (GFL) bukanlah program biasa tetapi ini adalah program luar biasa yang sangat relevan dalam pencapaian visi misi sekolah " Bermartabat dan Unggul" sehingga perlu dukungan penuh dari seluruh ekosistem sekolah melalui pemaksimalan seluruh aset yang dimiliki berupa aset sumberdaya manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial, politik, agama dan budaya.
Program ini tentunya tidak serta merta bebas dari risiko, sehingga perlunya analisis manajeman risiko dengan mengidentifikasi tipe risiko (strategis, keuangan, operasional, pemenuhan, dan reputasi) dan melakukan tahapan manajemen risiko.
Tantangan dan hambatan merupakan bagian dari warna pelaksanaan program Ganesha Future Leader (GFL) yang akan menjadi bahan evaluasi, refleksi, dan rekomendasi untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Hal ini juga merupakan bagian dari pembelajaran seluruh komponen untuk jauh lebih baik lagi terutama kaitan dengan berdampak tidaknya kegiatan ini terhadap murid sebagai subjek dan objek dari program. Melalui komunikasi asertif, kerjasama, dan kolaborasi seluruh komponen akan menjadi power dalam menggerakan lokomotif program yang akan menghasil tujuan program yang jelas dan terukur serta berdampak kepada murid.
PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)
Setelah melaksanakan aksi nyata program Ganesha Future Leader (GFL) saya berharap semoga menjadi bagian dari best practice yang akan menginspirasi program-program lainnya yang jauh lebih baik dan lebih besar dampaknya terhadap murid. Disamping itu setiap program yang digulirkan sekolah tidak hanya dimiliki oleh satu atau beberapa komponen saya, tetapi dapat dimiliki oleh seluruh komponen ekosistem sekolah dan gerakan lebih masif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H