Mohon tunggu...
AP Sutarwan
AP Sutarwan Mohon Tunggu... -

Mantan wartawan sebuah harian terkemuka di Jawa Barat yang sedang rindu menulis. Kini senang jalan-jalan menikmati hidup..

Selanjutnya

Tutup

Nature

Di Masa Depan, Manusia Tidak Butuh Telefon Seluler

28 Oktober 2013   22:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CHIP, TELEGNOSIS. Di masa depan, ada peluang manusia tidak membutuhkan telefon seluler untuk berkomunikasi antar sesama manusia, atau mungkin juga dengan hewan peliharaan. Manusia hanya butuh chip khusus yang disematkan pada bagian otak, baik otak manusia, maupun hewan.  Dengan chip itu, manusia bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya, atau dengan hewan.

Teknologi itu, kelak, akan menyebabkan manusia tidak butuh pertemuan fisik, kecuali memang dibutuhkan pertemuan. Teknologi itu, menyebabkan seseorang bisa saling bicara dari jarak maha jauh, sepanjang  daya jangkau sinyal chipnya memungkinkan. Hanya dengan menyebut nama seseorang yang akan diajak bicara, komunikasi bisa berlangsung.

Artinya,  nanti gadget  seperti iphone, blackberry, dan yang lainnya, tidak diperlukan lagi. Perangkat tersebut akan jadi penghuni museum. Sebab yang dijual nanti, adalah beraneka macam chip yang bisa disematkan di otak manusia tadi. Tetapi boleh jadi merk chip nanti masih ada merk Samsung, di samping chip produksi negeri  Jepang lainnya, dan China.

Betulkah? Kapan itu?

Seperti yang saya tulis juga di blog http://mang-ape.blogspot.com, saya tidak tahu apakah hal itu akan menjadi kenyataan atau tidak, dan juga kapan hal itu akan terjadi. Pasalnya, gambaran masa depan manusia yang hidup dengan chip tersemat itu, baru “terawangan” saya setelah mencermati perkembangan teknologi dari hari ke hari yang semakin pesat.

Dalam terawangan saya, para ahli yang saya perkirakan dari China dan Jepang, berlomba mempelajari apa yang disebut  telegnosis (tele = jauh, gnosis = tahu), yakni suatu kepercayaan bahwa manusia bisa mengetahui maksud atau kemauan manusia lain, meskipun tidak ada hubungan antara manusia tadi. Atau mungkin mempelajari telepati.

Para ahli, setelah mempelajari bagian-bagian menarik dari parapsikologi itu, akan yakin bahwa kemampuan manusia tersebut dimiliki oleh seluruh manusia, hanya ada yang disadari, atau tidak oleh manusia.

Berawal dari sanalah, para ahli kemudian memikirkan membuat chip  yang bisa semakin mengggali potensi manusia  dalam mengetahui maksud manusia lain. Dalam perkembangannya, chip itu kemudian disematkan di tubuh manusia yang bisa tersambung dengan otak.

Sekali lagi, saya tidak yakin hal itu akan menjadi kenyataan. Tetapi  bila melihat perkembangan teknologi dari hari ke hari, hal itu tidak mustahil bisa terjadi. Apalagi karena Tuhan tidak melarang manusia untuk terus berfikir dan berfikir, untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun