Mohon tunggu...
Sutanto Wijaya
Sutanto Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Certified Professional Coach (CPC), Freelance Writer

Certified Professional Coach (CPC), Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Good to Great - Sebuah Visi untuk Parawisata Indonesia

12 Juli 2020   12:10 Diperbarui: 12 Juli 2020   13:12 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Great vision without great people is irrelevant.”
― Jim Collins

Location: Temajo Bay Resort - Kalimantan Barat  (Image credit: Instagram @shutterbeau)

Indonesia, negara yang terdiri dari 17.000 pulau dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa. Negara yang keindahannya membuatnya mendapat julukan Zamrud Khatulistiwa. Sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar, pariwisata menjadi roda penggerak ekonomi yang penting.   

Lalu bagaimana sebenarnya kinerja industri pariwisata Indonesia? Sejak tahun 2016 sampai dengan 2019, grafik jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia secara umum bergerak naik. Hal ini berarti pemerintah sudah bekerja dengan cukup baik untuk menggerakkan pertumbuhan di sektor ini.

Tapi seperti yang kita ketahui bersama, pandemi Covid-19 yang sedang kita alami saat ini memberikan imbas negatif yang cukup parah untuk sektor parawisata kita. Bali sebagai destinasi andalan mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing sampai dengan 65% di bulan Maret 2020, menurut situs tradingeconomics.com. Batam yang berlokasi strategis dekat Singapura bahkan mengalami penurunan yang lebih parah lagi sebesar 75%.

Tentunya krisis pariwisata ini tidak hanya dialami Indonesia tapi juga oleh negara-negara lain di dunia karena pandemi Covid-19 yang berskala global. Untuk situasi dan kondisi seperti saat ini, dunia pariwisata memang lebih berfokus untuk bisa bertahan hidup daripada tumbuh. Tapi meskipun kondisi saat ini sangat tidak kondusif untuk dunia parawisata, tidak berarti kita harus pasrah menerima nasib tanpa bisa berbuat sesuatu.

Belajar dari pengalaman masa lalu, semua krisis yang pernah terjadi di dunia akan berakhir. Akan datang masa dimana dunia sudah kembali kondisi semula atau bahkan menjadi lebih baik karena telah belajar krisis yang baru saja dilewati. Tapi apa yang dapat kita lakukan saat ini sebelum menjelang era baru yang lebih baik? Seperti kata pepatah, didalam krisis tersimpan peluang. Jadi peluang apa yang bisa diantisipasi oleh industri pariwisata Indonesia?

Ada analisis yang mengatakan bahwa setelah pandemi berakhir akan terjadi rebound untuk industri parawisata. Penyebabnya cukup jelas, setelah sekian lama menjalani karantina dan tidak bebas bergerak, salah satu aktifitas pertama yang akan dilakukan oleh para traveler adalah jalan-jalan. Hal ini tentunya akan membuat dunia parawisata Indonesia bergairah lagi. Dan yang akan meramaikan bangkitnya parawisata kita nanti tidak hanya turis manca negara tetapi juga domestik.        

Persiapan apa yang bisa dilakukan saat ini? Adanya sarana promosi berupa virtual tour ke destinasi-destinasi unggulan di Indonesia menurut saya merupakan inovasi yang sangat bagus. Menurut riset, di saat karantina ini netizen menghabiskan lebih banyak waktu untuk online di internet. Aktifitas streaming video dari rumah naik 40%. Online presence di Facebook dan Instagram naik lebih dari 30%. Hal ini tentu menjadi peluang Indonesia untuk semakin gencar melakukan promosi parawisatanya secara online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun