Mohon tunggu...
Sutanto Bantul
Sutanto Bantul Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan Penggerak Literasi

Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul

Selanjutnya

Tutup

Diary

Akhirnya Dia Datang, Even KYM untuk Berbagi Kisah

21 Maret 2022   00:33 Diperbarui: 21 Maret 2022   00:40 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunitas Yuk Menulis (KYM) kembali menggulirkan even yang menarik yakni membuat buku antologi yang bertitel Akhirnya Dia Datang. Founder KYM, Vitriya Mardiyati menjelaskan latar belakang diadakannya even tersebut. Dirancang semua naskah yang ikut seleksi sudah masuk kepadanya Rabu (30/3/2022).

Vitriya mengaku, meski telah begitu ketat melakukan prokes, bahkan karena tahu resiko maka beberapa waktu lalu sampai nekad mengajukan resign dari pekerjaan yang selama 14 tahun ditekuni namun virus covid mengahampiri keluarganya.

"Karena sangat hati-hati, aku sampai menolak adanya tamu. sampai ada kelurga yang marah karena aku tolak. Itu dilakukan karena memang karena posisi sakit dan mudah terpapar," terangnya.

Virus ini bisa singgah karena ada orang terdekat kami yang tanpa sadar membawa, mengenai anak keduanya Aksara, lalu  dan sekeluarga silih berganti merasakan sentuhan nakal si virus tersebut. Vitriya sampai menjalani perawatan khusus, sampai batuk berdarah terus paru-paru sedikit meradang.

Berawal dari peritiwa tersebut dia ingin berbagi kepada orang yang membutuhkan dengan membuat even buku antologi yang diberi tajuk "Akhirnya Dia Datang" diperuntukkan bagi yang pernah terpapar covid maupun pernah merawat keluarga yang terkena covid.

dokpri
dokpri

Maksud baik Founder KYM disambut baik oleh para penulis diantaranya Pejuang Literasi dari MTsN 3 Bantul, Drs. Sutanto, Kepala SD Tamansiswa Yogyakarta Endang Sri Werdiningsih,S.Pd, guru yang mukim di Piyungan Evi Giasofa, Guru dari Sanden Murtodsari, dan Guru TK Solo Bunda Vivin. Mereka antusias mengirimkan kisahnya. Berikut cerita mereka.

Sutanto mengisahkan, setelah dirinya dinyatakan terpapar Covid-19, Selasa (16/3/2021) anak bungsunya Hisyam dan Sang Ibu dijadwalkan untuk Swab PCR oleh Puskesmas Sanden. Keduanya juga dinyatakan positif covid seperti dia namun semuanya Orang Tanpa Gejala (OTG). Hisyam menyusul ayahnya masuk di Shelter Niten sementara ibunya masuk di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro.

Hisyam menjalani isolasi sembari melaksanakan ujian akhir SMA.

"Hikmahnya dengan masuknya Hisyam di shelter aku bisa secara langsung memantau ibadah, makan, belajar dan ujian hingga selesai. Meski mendapat cobaan terpapar covid-19 namun ternyata Allah SWT memberikan karunia, nikmat kebahagiaan karena Hisyam diterima kuliah di UNY melalui jalur rapor tanpa tes," kenang Sutanto.

dokpri
dokpri

Perempuan penyuka anggrek yang sehari-hari menjabat Kepala SD Tamansiswa Yogyakarta, Endang Sri Werdiningsih,S.Pd menjelaskan, berawal dari Sang Ibu positif Covid, akhirnya si kecil, Puan,  ikut menyusul untuk dilakukan swab di tempat yang sama. Hasil pun keluar dan positif orang tua Puan semuanya positif Corona.

"Saya bersama suami dan anak-anak saya menjadi perawat mandiri untuk dua keluarga yang sedang bergelut dengan virus. Hari ketiga saat melakukan perawatan, meski sudah berprokes ketat, badan saya seolah ikut lelah. Demam, batuk, pilek, tiba-tiba menghampiri saya

Di antara kontak erat, hanya suami saya yang negatif. Semua positif menderita Covid-19. Beragam rasa dan gejala yang kami rasa. Hanya anak sulung dan keponakan sulung saya yang tidak bergejala. Sedangkan yang termasuk bergejala parah adalah saya. Kepala terasa sangat sakit, demam tinggi, batuk parah, dan flu berat sehingga hilang penciuman," terang Endang.

Meski menjalani isolasi mandiri, dia tetap mengikuti workshop menulis dari Komunitas Yuk Menulis. Dari hasil isolasi mandiri dapat berkarya buku antologi fabel unik yang mengambil ayat-ayat dalam Alquran yang berjudul Fabel Islami Paling Seru dan Mendidik dan juga terwujud satu buku solo yang berjudul Cerpen Wayang Karakter.

Salah satu pendidik yang bermukim Pagergunung 2 RT. 01 sitimulyo Piyungan Bantul Evi Giasofa, menceritakan  tentang sebuah global pandemic, yang memaksanya dan keluarga harus mengalami masa-masa dimana mereka harus berjuang menghadapi cobaan ini. 

Berjuang selama 14 hari melawan ketakutan yang ada. Sehingga pada akhirnya mencapai titik dimana kita tersenyum lega bahwa kita bisa menaklukkannya. Berbagai cara dilakukan untuk yang terbaik. Banyak hikmah yang diambil yakni banyak bersyukur bisa melewati semuanya dengan ikhlas, banyak berdoa serta yakin Allah tahu apa yang lebih baik untuk kita. 

Doa memberi harapan dan membuat selalu optimis, Menjadi yakin bahwa Allah menguji hamba-Nya pasti sepaket dengan penyelesaiannya. Peningkatan implementasi keimanan yang sangat berimbas kepada jiwa yang tenang. Semua  adalah terapi membuat imun menjadi kuat dan inilah kekuatan dalam diri kita masing-masing untuk melawan covid -19. Didalam badan yang sehat ada jiwa yang kuat.

dokpri
dokpri

Guru yang beralamat di Piring 2 Murtigading Sanden Bantul Yogyakarta, Murtisari,S.Pd mengisahkan pengalaman saat mendampingi dan merawat suaminya yang terkena covid varian delta. Covid yang menyerang pencernaan ini membuat penderita selalu merasa mual, mau muntah bahkan diare sehingga tidak bisa makan. 

Badan semakin lama semakin lemas, sehingga akhirnya harus masuk rumah sakit untuk bisa diinfus dan mendapatkan perawatan serta obat lainnya. Setelah seminggu dirawat di RS UII, akhirnya diijinkan pulang. Di rumah masih menjalani perawatan intensif juga karena penyakit belum hilang sama sekali. Alhamdulillah setelah kurang lebih 10 hari, suami bisa lebih sehat dan mulai bekerja kembali.

Guru TK Marsudirini Solo Bunda Vivin menuturkan, Senin, 12 Juli 2021 putrinya diizinkan pulang dari RS setelah menginap 4 hari dan dinyatakan sembuh dari DB. Pulang dari RS suaminya tercinta demam tinggi dianggap masuk angin biasa karena kecapekan.

"Suamiku anti obat-obatan, maka aku kerokin dan kubuatkan dia wedang jahe dicampur madu, untuk mengurangi demamnya. Pagi harinya, suami mulai bersin-bersin dan suaranya berubah, jadi bindeng kata orang Jawa. Tapi dia tetap kerja dan melakukan aktivitas biasa. Karena masih demam aku minta suami periksa dokter, tapi dia menolak," terang perempuan yang hobi nyanyi ini.

Esok harinya suami masih masuk kerja seperti biasa, Vivin Bersama 2 putrinya melakukan berbagai aktivitas di rumah. Pukul 09.00 melalui WA suaminya mengabarkan bahwa dirinya positif covid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun