Mohon tunggu...
Sutanto Bantul
Sutanto Bantul Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan Penggerak Literasi

Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Guru MTsN 3 Bantul, Lolos Even KYM "Kesempatan Kedua"

19 Maret 2022   06:18 Diperbarui: 19 Maret 2022   11:47 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul, Sutanto lolos sebuku dengan penulis terpilih lain seperti Rina Susanawati S.Pd, Umi Ardziyah,S.Pd, Nisfi Anisah, Tri Wakhyuni, S.Pd dalam buku "Kesempatan Kedua" yang diinisiasi Komunitas Yuk Menulis pimpinan Vitriya Mardiyati dan segera cetak di Maret 2022 ini.

Dalam buku ini Sutanto menceritakan tentang kesempatan yang diperolehnya mendampingi atlet catur berlaga di Kejurnas Catur Yunior di Belitung September 2021 lalu.

Sebenarnya sudah lama dia menantikan kesempatan untuk dapat mendampingi atlit yunior tampil di ajang bergengsi Kejuaraan Catur Nasional (Kejurnas). Masa sebelum 2010 saat anaknya masih kecil, sementara istri bekerja sehingga belum memungkinkan meninggalkan keluarga. Waktu itu, sebagai Sekum Pengkab Percasi Kabupaten Bantul, sesungguhnya ada beberapa kesempatan untuk bisa mendampingi karena beberapa atlit Yunior Bantul lolos seleksi. Barulah setelah masuk di jajaran Pengurus Daerah Percasi DIY dirinya mendapat kesempatan tersebut.

Founder KYM, Vitriya Mardiyati menuturkan, even antologi yang bertajuk Kesempata Kedua diselenggarakan untuk mewadahi para penulis yang ingin menyampaikan kisah hidup mereka yang berkesan, utamanya terkait kesempatan yang hadir untuk kedua kalinya.Seperti dirinya yang diberi kesempatan hidup setelah mengalami kecelakaan."Akibat kecelakaan memori dalam otak saya sempat hilang, namun atas Kuasa Tuhan bisa kembali lagi. Saya juga diberi kesempatan memiliki buah hati untuk yang kedua kalinya setelah sekian lama menunggu," imbuhnya.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Guru MAN Kota Magelang Umi Ardziyah,S.Pd, mengisahkan tentang perjuangannya bersama suami ketika terpar covid 19 varian delta November 2020. Diawali dari kondisi badan yang yang buruk, hasil pemeriksaan mulai dari rongten,  paru-paru, fungsi hati, tensi, gula darah semua tidak bagus.Tapi Umi dan suami optimis dengan berdoa dan doa dari saudara teman, bisa melewati itu semua.

"Setelah 5 hari dirawat alkhamdulillah semua berangsur membaik hingga kami swab evaluasi. Alloh masih memberi kesempatan pada kami untuk berbuat baik di dunia," ungkapnya.

Dalam buku ini, Guru MTs Negeri 4 Bekasi ST. Mahmudah, S.Ag mengisahkan bahwa dirinya adalah seorang ASN yang tinggal menunggu kurang dari satu windu  lagi masa pension. Dalam menjalankan tugas kesehariannya dia tidak mau ketinggalan dengan tugas yang harus dilaksanakan. Namun terkadang tidak sesegera mungkin memenuhi tugasnya sehingga kadang- tugas menumpuk.  Dengan semangat yang besar ia berupaya menyelesaikan tugas sendiri meskipun kalau ada kesulitan dia harus bertanya ke yang lebih tahu tentang hal itu.  Prestasi yang pernah diterima, mendapat beasiswa saat sekolah di PGAN Madiun pernah mendapat beasiswa supersemar dan pada Hari Amal Bhakti Kemenag tahun 2020 dia menerima penghargaan Satya Lencana masa kerja 20 tahun dari presiden Republik Indonesia.  Itulah yang menjadikannya bisa bangkit dan harus bangkit untuk bisa membuktikan bahwa sebenarnya semuanya bisa diselesaikan dengan baik asalkan ada kemauan dan keyakinan dari dalam diri

Sementara Guru SMKN 2 Bantul, Rina Susanawati S.Pd, menceritakan dalam buku tersebut bahwa dia masih diberi kesempatan hidup kedua. Ketika terkena covid dengan kondisi mempunyai komorbid sebagai penderita diabetes selama 15 tahun sungguh beresiko ketika terpapar.

"Saat itu kondisi saya kritis dan saya menolak untuk dibawa ke Rumah Sakit Lapangan Covid Bantul. Berkat kesabaran dan cinta luar biasa dari suami dan putriku yang ragil maka aku bisa bernafas kembali, walaupun putri bungsuku harus terimbas menjadi OTG. Selama 14 hari terkapar tak berdaya. Kuasa Tuhan menyembuhkan," paparnya.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Pengawas SD Dindikpora Kota Yogyakarta, Kupiyosari, S.Pd. mengisahkan bahwa hidup penuh cobaan dan harus disikapi dengan tenang, berserah diri, mohon pertolongan Allah SWT dan pasti..janji Allah selalu tepat. Ada ujian ada hadiah atau kebahagiaan luar biasa dari Allah SWT.

Guru SMP 1 Bumijawa Tegal Jateng yang punya predikat Guru Prestasi dan ASN Berprestasi 2019,  Tri Wakhyuni, S.Pd, menceritakan kebahagiaan saat wisuda sarjana yang kedua dalam kondisin berbadan dua. Meski sudah punya gelar sarjana Bahasa Perancis namun karena jarang ada formasi itu, ingin belajar lagi dan berharap punya peluang untuk diterima menjadi PNS. Dia kuliah lagi mengambil jurrusan Bahasa Inggris

Perempuan yang telah menulis 52 antologi dan 1 buku solo tersebut melakoni kuliah sore sampai malam, pagi hingga sore, sambil mengumpulkan pundi-pundi untuk membiayai sendiri kuliah. Cukup melelahkan  sebab jarak kampus sangat jauh dan harus ditempuh bolak balik setiap hari. Seringkali pulang malam dengan naik mobil bak terbuka, bahkan pernah naik truk juga. Namun, ia tetap semangat menjalaninya.

"Kesempatan bisa datang kapan saja, hal terpenting adalah bagaimana menyikapi kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Syukur tiada terkira, Tuhan telah memberiku kesempatan kuliah ke dua & saat wisuda berbadan dua. Tiga tahun setelah lulus, aku diterima PNS," kenangnya bahagia.

Pensiunan guru dari Plosokuning Ngaglik Sleman, Siwi Indarwati, mengisahkan bahwa dia pernah sakit parah. Dia mendapat pembelajaran tentang hidup dari Yang maha Pengasih. Tiap sakit dia merasa bahwa itulah kesempatan kedua baginya untuk terus menjalani hidup. Orang sakit ibarat pembelajaran di sekolah yang ketika gagal harus remidi dan remidi lagi untuk bisa meraih sehat. Jadi manusia mesti harus mau belajar sungguh-sungguh dalam menghadapi sakit agar bisa melewati meraih sehat.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Guru SDN Wonolelo Pleret Bantul, Nisfi Anisah mengisahkan bahwa ia  pernah dihadapkan dengan dua pilihan yang berat. Ia mengalami kegalauan dan pertentangan dengan orang tuanya dalam memilih formasi pendaftaran CPNS tahun 2021. Orang tuanya menginginkan ia mendaftar pada formasi guru PPPK tahun 2021. Namun ia tetap idealis memilih formasi dosen Kemenag di luar Jawa. Hingga akhirnya ia gagal dan menyesal tidak menghiraukan nasihat orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun