Mohon tunggu...
Sutanto Bantul
Sutanto Bantul Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan Penggerak Literasi

Guru Seni Budaya MTsN 3 Bantul

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Guru MTsN 3 Bantul, Lolos Even KYM "Kesempatan Kedua"

19 Maret 2022   06:18 Diperbarui: 19 Maret 2022   11:47 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru SMP 1 Bumijawa Tegal Jateng yang punya predikat Guru Prestasi dan ASN Berprestasi 2019,  Tri Wakhyuni, S.Pd, menceritakan kebahagiaan saat wisuda sarjana yang kedua dalam kondisin berbadan dua. Meski sudah punya gelar sarjana Bahasa Perancis namun karena jarang ada formasi itu, ingin belajar lagi dan berharap punya peluang untuk diterima menjadi PNS. Dia kuliah lagi mengambil jurrusan Bahasa Inggris

Perempuan yang telah menulis 52 antologi dan 1 buku solo tersebut melakoni kuliah sore sampai malam, pagi hingga sore, sambil mengumpulkan pundi-pundi untuk membiayai sendiri kuliah. Cukup melelahkan  sebab jarak kampus sangat jauh dan harus ditempuh bolak balik setiap hari. Seringkali pulang malam dengan naik mobil bak terbuka, bahkan pernah naik truk juga. Namun, ia tetap semangat menjalaninya.

"Kesempatan bisa datang kapan saja, hal terpenting adalah bagaimana menyikapi kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Syukur tiada terkira, Tuhan telah memberiku kesempatan kuliah ke dua & saat wisuda berbadan dua. Tiga tahun setelah lulus, aku diterima PNS," kenangnya bahagia.

Pensiunan guru dari Plosokuning Ngaglik Sleman, Siwi Indarwati, mengisahkan bahwa dia pernah sakit parah. Dia mendapat pembelajaran tentang hidup dari Yang maha Pengasih. Tiap sakit dia merasa bahwa itulah kesempatan kedua baginya untuk terus menjalani hidup. Orang sakit ibarat pembelajaran di sekolah yang ketika gagal harus remidi dan remidi lagi untuk bisa meraih sehat. Jadi manusia mesti harus mau belajar sungguh-sungguh dalam menghadapi sakit agar bisa melewati meraih sehat.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Guru SDN Wonolelo Pleret Bantul, Nisfi Anisah mengisahkan bahwa ia  pernah dihadapkan dengan dua pilihan yang berat. Ia mengalami kegalauan dan pertentangan dengan orang tuanya dalam memilih formasi pendaftaran CPNS tahun 2021. Orang tuanya menginginkan ia mendaftar pada formasi guru PPPK tahun 2021. Namun ia tetap idealis memilih formasi dosen Kemenag di luar Jawa. Hingga akhirnya ia gagal dan menyesal tidak menghiraukan nasihat orang tuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun