Mohon tunggu...
Sutan Syah Alam
Sutan Syah Alam Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Passionate on Architecture, Football, and other amusing things.

Selanjutnya

Tutup

Bola featured

Yang Terjadi pada Tragedi Hillsborough

15 April 2014   02:10 Diperbarui: 15 April 2018   20:39 5514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat 15 April 1989 atau 25 tahun yang lalu, merupakan hari paling kelam untuk dunia sepakbola, terutama Liverpool. Terhitung dari ribuan fans yang datang menonton pertandingan tim kesayangannya tersebut, 96 orang Liverpudlian sampai saat ini tidak pernah kembali pulang. Rubuhnya tribun stadion (leppings lane) yang tak mampu lagi menampung kapasitas penonton saat itu menjadi penyebab utama peristiwa tersebut.

Saat itu, Hillsborough, kandang Sheffield Wednesday, menjadi tempat berlangsungnya partai semifinal Piala FA antara Liverpool lawan Nottingham Forest.

Stadion berkapasitas hampir 40.000 kursi itu hanya menyediakan 14.600 tempat duduk untuk pendukung Liverpool. Akibatnya, kapasitas itu tidak mampu menampung Liverpludlian yang jauh melebihi 14.000. Saat pertandingan baru berjalan beberapa menit, tribun rubuh dan 96 suporter “The Reds” tewas.

Usai kejadian, The Sun mengklaim peristiwa tersebut merupakan akibat dari perbuatan fans The Reds yang memaksa masuk. Tapi seluruh The Reds menolak hal tersebut. Dan memboikot media tersebut. Sejumlah keluarga korban sebelumnya beberapa kali menuntut agar pemerintah Inggris mengungkap penyebab tragedi tersebut. Sejauh ini, peristiwa itu dinilai terjadi karena faktor penonton yang melebihi kapasitas Stadion Hillsborough, Shiefflied.

Setelah diusut lebih jauh, kini kebenaran tentang kasus itu pun diungkap oleh Perdana Mentri Inggirs, David Cameroon. Kepolisian South Yorkshire ternyata memalsukan laporan tragedi tersebut. Suporter Liverpool memang membludak hari itu. Stadion Sheffield Wednesday tersebut sebetulnya tidak mampu lagi menampung penonton. 

Commander in Chief Kepolisian South Yorkshire, David Duckenfield mengatakan bahwa suporter Liverpool yg mabuk dan misbehave memaksa masuk. Padahal, rekaman CCTV (yang tidak hilang) menunjukkan bahwa pintu stadion dibuka atas perintah Duckenfield! Ya, ada rekaman CCTV yang dihilangkan pada malam harinya usai tragedi Hillsborough. 

Kepolisian South Yorkshire dan pemerintah Inggris secara umum di bawah Margaret Thatcher akhirnya mengkambinghitamkan suporter Liverpool. Padahal kesalahan sesungguhnya terletak pada pihak panitia pertandingan Sheffield Wednesday, Pemkot Sheffield dan Kepolisian South Yorkshire.

Intinya, tragedi bisa dicegah asal pengendalian massa bisa dilakukan dengan lebih baik, termasuk mengatur jumlah penonton yang masuk stadion.

Kubu Sheffield Wednesday yang panpelnya menyebabkan stadion menjadi over-capacity akhirnya meminta maaf secara resmi. Kelvin MacKenzie, editor The Sun tahun 1989 kemarin juga menawarkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban.

PM Inggris, David Cameron, mewakili pemerintah Inggris juga sudah meminta maaf dan mengakui bahwa korban Hillsborough diperlakukan tidak adil.

Presiden FIFA, Sepp Blatter sudah merilis pernyataannya: "No fan should go to a game and not return home. Their safety should always be of paramount importance.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun