Pengertian pulang ka bako, adalah berjodoh kepada pihak keluarga Bapak (suku dari Bapak). Kisah inipun dialami oleh anduang (nenek) dari guetuye yang menikah dengan (alm) Rusli putra bunda Rahmani yang beradek-kakak dengan HR Rasuna Said. Namun, pada kisah mama kandung guetuye mengalami kegagalan, meski nenek HR.Rasuna Said sayang sekali pada mama guetuye yang diingini berjodoh dengan Yuhardi, cucunya. Sayangnya, sang cucu tidak memenuhi harapan HR Rasuna Said. Mama menceritakan, bagaimana Bung Karno menghormati dan segan sekali dengan ahli ibadah dari kalangan perempuan asal Maninjau HR Rasuna Said, sehingga pemerintah menghargainya dengan memberi nama Jalan di bilangan elit di Jakarta selain ada Jalan Sudirman, ada pula Jalan Hajah Rangkayo Rasuna Said. Jodoh, memang tidak bisa dipaksakan. Empat setengah tahun bertunangan dengan Yuhardi hanya diisi dengan surat menyurat tanpa kirim-kiriman SMS (eh, iya waktu dulu belum ada handphone), sampai suatu kali datang sang pangeran yang bernama Sahlan Saleh. [caption id="attachment_180896" align="aligncenter" width="355" caption="Untunglah terjadi Batal Pulang ka Bako(kedua model mewakili kisah)"][/caption] Sekali lagi, aku bersyukur bahwa mama guetuye tidak berjodoh dengan Yuhardi --- yang kemudian menjadi almarhum --sama dengan papa guetuye Sahlan Saleh (1993). Bila mereka berjodoh? Ya, haiqul yaqin : guetuye nggak bisa menulis di kompasiana dengan memakai nama Sutan Pangeran. Mungkin, yang ada adalah Admin atau Administratur. He he he.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H