Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Money

Dino Patti Djalal Bingung, Pengusaha Malaysia Pura-pura Linglung

25 Februari 2012   10:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:33 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bila mau cermat, seharusnya Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal tidak perlu gamang dengan tindakan Amerika yang akan boikot minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) Indonesia.

Meski Dino menuding US Environmental Protection Agency mengambil data lama, namun perkataan Dino di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (23/2) tidak akan berarti jauh bila tidak melihat akar permasalahannya. Langkah yang seharusnya diambil adalah, bagaimana menekan pengusaha Malaysia yang menguasai lebih separuh lahan sawit di tanah air. Sebab, pada hakikatnya lebih separuh dari produk CPO di Indonesia bukan lagi milik pemerintah Indoenesia, kecuali dalam penyediaan buruh murah di perkebunan-perkebunan dalam negeri dan Malaysia sendiri.

Yang terlihat saat ini, Dubes RI untuk Amerika Serikat bingung, eh para pengusaha Malaysia pura-pura linglung terhadap ekspansi mereka di "negara koloni modern" yang bernama Indonesia.

Kesiapan Dino, bahwa pemerintah Indonesia akan memberikan data terkini tentang lahan perkebunan kelapa sawit demi upaya pengurangan emisi kepada pemerintah Amerika bukan semata tanggung jawab pemerintah saja, namun juga harus dibebankan kepada pengusaha Malaysia.
Dalam standar yang dibuat AS, bio diesel dari CPO seharusnya mampu mengurangi gas emisi sebesar 25% dimana Amerika menuding Indonesia melanggar ketentuan itu. Mereka memberi batas waktu hingga 27 Maret untuk memberikan tanggapannya atas penolakan Amerika terhadap CPO Indonesia. Dino mengatakan, secepatnya tanggapan tersebut akan diberikan.

Menurut Dino kebijakan Amerika memboikot tentunya berpengaruh besar terhadap industri kebun kelapa sawit yang semata hanya mengandalkan hasil panen CPO tanpa produk turunannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun