Puncak kenikmatan itu adalah kesakitan yang perih dan tak tertahankan. Ini adalah pengakuan dari aktivis lingkungan hidup yang ketangkap oleh pengusahapembalak liar di Kalimantan. Dan, SP menjawab, kebahagiaan paling tinggi adalah saat kita sanggup menertawai diri sendiri atas segala kemalangan dan fakir yang kita terima.
[caption id="attachment_146119" align="aligncenter" width="493" caption="Penulis dengan Mbok Saumi tidak sedang bersusah hati"][/caption]
Perkataan di atas 9 tahun kemudian terdengar kembali dan terlihat kembali, yaitu saat SP melihat dari dekat bagaimana seorang perempuan tua renta yang hidup sendiri. Ia hanya tertawa merasakan kepapaanyang dinikmatinya sepanjang hari menjelang tutup usia beberapa tahun ke depan.Tidak ada tampak kesedihannya.
Mbok Saumi seakan mengatakan,
“ Aku bahagia menerima semua ini.
Inilah takdirku.
Aku tidak bisa merubahnya, meski sudah banyak orang yang membantu untuk sekedar makan saja.
Rumah yang kutinggali mungkin lebih buruk dari kandang kambing,namun aku bukan ternak.
Aku tetap yakin suatu kali ada keajaiban kasih.
Sebab, Allah tidak pernah tidur. Kasih Allah akan mengetuk hati manusia dimana pun dia berada!”
Ya, mbok Sumi, SP hanya bisa menepati janji untuk memposting di youtube;kompasiana.com kolom videoku; dan lain-lain tempat yang memungkinkan.
[caption id="attachment_146122" align="aligncenter" width="768" caption="Rumah Mbok Saumi tampak dari depan"][/caption]
Hati SP pedih selagi mengambil gambar Mbok Saumi, karena dalam berita Head Line SURABAYA PAGI tertulis di halaman 1 besar-besar judul: DESAK KPK PERIKSA RISMA:Ketua DPRD Wishnu Beber Penyelewengan Pembelian Mobdin Rp.15,2 Miliar.
Masya Allah....Betapa banyak kezaliman yang kulihat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H