Sebuah SMS masuk ke HP milik SP,Jumat(2/9). Bunyi SMS tersebut, “Jalan pikiran ksatria sulit dimengerti banya orang. Last Samurai, seorang ksatria memang selalu sendirian—transformers.”
[caption id="attachment_128083" align="aligncenter" width="124" caption="Pengelola PAM terbaik:memenggal koruptor, atau harakiri kalau tak sanggup mengembang tugas"][/caption]
Entah apa maksud dari SMS tersebut. Karena kebetulan topik pembicaraan soal bobolnya tanggul AIR PAM di Kalimalang tengah kami bicarakan sebelumnya.Entah yang dimaksud itu mengenai Gubernur Fauzi Bowo atau bukan, mmemang tidak jelas, namun yang sangat nyata adalah Fauzi mengelak saat ditanya soal kompensasi yang seharusnya diterima warga Jakarta yang daerahnya mengalami bencana akibat tanggul PAM di Kalimalang bobol. Padahal jelas, saat ini tidak sedang musim hujan dan lingkungan dimana-mana tengah mengalami musim kemarau!
Krisis air bersih saat ini melanda Ibu Kota menyusul jebolnya pintu air bersih di Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (31/8)malam kemarin. Bukan saja rakyat jelata yang sengsara, namun istana Presiden dan Istana Kepresidenan tak mendapat pasokan air bersih sejak dua hari terakhir. Sehingga segala aktivitas di istana terganggu karena matinya kran air. Rakyat boleh kering air, tapi istana tidak boleh!
Akibat bobolnya tanggul, warga harus mengantre di mobil-mobil tangki yang disediakan PT Palyja atau meminta air ke mushola dan masjid yang memiliki air dalam tanah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H