Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

BIP45: Para Pejuang Tetap Berjuang Hidup atau Mati

8 Mei 2011   10:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_106855" align="alignnone" width="501" caption="Pahlawan Legendaris Che Guevara dan AM Hanafi(Th.1964)"][/caption]

Di mata komponen Badan Intelijen Pejuang 45(BIP45), para pejuang ini sampai detik ini berjuang Hidup atau Mati, karena selama Indonesia masih dijajah oleh ketamakan dan kerakusan para pemimpin yang menghianati para pelaku sejarah dan saksi sejarah, yang hidup bersenang-senang di atas mayat-mayat para pahlawan bangsa, maka pada hakekatnya mereka tidak akan pernah mati.

Para pejuang akan terus bergerak atas Komado Pemimpin Tertinggi Alam Semesta yaitu Tuhan Yang Maha Esa, maka perjuangannya murni karena Lillahi Ta’ala,( semata-mata hanya kehendak Tuhan Yang Maha Esa, bukan kehendak pribadi , jabatan, nama besar, pangkat, kekayaan, dll ) tapi yang ada dibenaknya Hidup atau Mati.

Disinilah berkumpulnya para pelaku dan saksi sejarah bangsa Indonesia yang murni, tanpa rekayasa fakta sejarah, karena para pelaku dan saksi sejarah adalah kunci legalitas yang abadi. Dari merekalah sejarah bangsa Indonesia yang murni dapat dipertahankan dan dipertanggungjawabkan dihadapan Sang Maha Penguasa Alam semesta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan demikian, perlu khalayak ramai ketahui bahwa , sesungguhnya para pelaku dan saksi sejarah masih hidup dan sangat banyak jumlahnya mereka berpencar di seluruh dunia. Mereka mempunyai ilmu yang tidak dimiliki oleh manusia yang hidup di jaman sekarang. Sebab baginya legalitas dari tulisan manusia bisa dibeli dan rekayasa, tetapi legalitas dari pelaku dan saksi sejarah tidak bisa dibeli taruhannya nyawa dan perjuangan tanpa pamrih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun