Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Sekedar Shanty Yang Melahirkan Dalam Tempo Cepat (versi Warta Kota)

28 Februari 2011   07:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:12 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon di Negara manapun keberadaan insan pers diakui  sebagai pilar kekuatan keempat selain eksekutif, legislative dan yudikatif. Ketiga kekuatan terakhir ini dikontrol oleh insan pers yang berkiprah di media massa cetak dan non cetak. Yang non cetak ada di radio, televisi, dan internet. [caption id="attachment_92397" align="alignnone" width="94" caption="Dengan pernikahan maka manusia menjaga moral, sama dengan menjadi editor yang berkualitas juga menjaga moral sosial di masyarakat.google.com"][/caption] Insan pers yang ada dibagian terakhir inilah yang saat ini mempunyai peluang besar dalam mengarahkan penghematan pemakaian bahan baku yang membutuhkan penebangan pohon dan menghasilkan limbah setelahnya. Bayangkan, bila informasi yang disalurkan melalui media cetak saja seperti jamantahun 1980-an ke bawah? Berapa miliar ton kertas yang dibutuhkan untuk menampung kebutuhan informasi masyarakat dunia? Untunglah ada internet dan mampu memunculkan website yang berbentuk jaringan sosial dan jurnalisme masyarakat. Situs yang baik adalah situs yang tidak apriori dengan aneka tulisan yang datang dari berbagai sumber pemikirandan sumber lainnya. Itu sebabnya, menjadi Admin dalam mengaturalur pemuatan tulisan sangat perlu memakai akal pikiran dan tidak semata membaca secara harfiah belaka. Menyoal penghapusan postingan SP di kompasiana, pada Senin (28/2) pagi sangatlah tidak mendapat penjelasan yang memadai, kecuali : Kami menghapus postingan Anda yang berjudul “….”. Silakan posting tulisan yang lebih komprehensif, layak baca, dan bisa dinikmati khalayak umum. Terima kasih. ADMIN

Padahal rilis itu sangat sederhana dan tidak mengandung unsur yang berbahaya bagi keamanan nasional apalagi keamanan situs kompasiana. Tulisan yang berjudul “Siapa Ayah Yang Gagah Berani dan Berperan Dalam KelahiranAnak Ketiga Mulan Jamila”

Dengan hanya berisi satu kalimat dalam  ISI tulisan,  “Ayo, tebak?”

Mendapat cepat sekali komentar dari kompasiner yang menamakan dirinya Orong-orong (jelas ini nama fiktif). Ia menyampaikan pendapat, “ Ini yg penting pak SP. Kemalangan apa malapetaka (ya sami mawon ya). Apa kebahagiaan atau malapetaka yg diterima Mulan? Buat suaminya kebahagiaan dan anugerah buat mulan rasa malu, eh apa sih malu-maluin(?) atau kebahagiaan buat mereka berdua? Kan tidak ada khabar diperkosa si Mulan itu. Jadi, kemungkinan besar dan besar harapan saya kebahagiaan buat mereka berdua. (apa bertiga? atau berempat?). Oroknya kan gak tau apa-apa

Selain itu, N. Surya Hendrawan berkomentar, iya jangan-jangan pak SP sebagai ayahnya?

Ifendayu dari Indramayu memberikan komentar, “siapapun tu yg penting bukan suami saya,,he,,he.”

Tidak puas sekali mengomentari, Orong-orong (yang bukan odong-odong) menulis kembali komentar, “ Bila tidak ada yang ngaku, baiklah aku saja.”

Harley Tomson di atas Harley Davidsonnya memberikan tanggapan,” semut di seberang pulau nampak..tapi balok di depan mata gak kliatan…”

Bahkan ada yang sadis, seperti Faoree (bukan four free) hanya menulis, satu kata, “Setan.”

Yang bingung masih ada, yaitu Mas_Har (tanpa gambar bewok), menulis, “Apanya?”

Niken Satyawati (yang pasti setia pada bumi), menulis ngambang, “tidak penting.”

Setelah dijelaskan sedikit, Mas Har memulai lanjutan komentar,” Walaupun dunia selebritis penuh dengan perbuatan-perbuatan tercela (ada yang narkoba, ada yang melahirkan nggak punya suami dan lain-lain) namun herannya, masih banyak yang mengidolakannya. Buktinya silahkan lihat komentar-komentar kawan artisnya dan penggemarnya. Mau dibawa kemana masa depan negeri ini ?"

Yang belingsatan menanggapi tulisan SP, adalah Endang Artiningsih, ia menulis, “ Pak Sutan, Ihhhhhhhhh

***

Tahukah Admin, bahwa Sabtu (26/2) Warta Kota, salah satu media cetak grup Kompas menulis kalimat dalam judul di halaman 14,” Shanty Lahirkan Bayi Laki-laki: Tujuh Bulan Menikah”.

Dalam isi tulisan paragraph ke tiga dan seterusnya:

Jika dihitung-hitung, jarak waktu antara dia menikah dengan Sebastian Paredes, lelaki asal Ekuador, mantan Presiden DirekturBank Danamon, hingga melahirkan hanya tujuh bulan saja. Mereka menikah tanggal 24 Juli 2010 dan sangbuah hati lahir 24 Pebruari 2011.

Belum diketahui apakah sang anak lahir prematur atau normal. Usia kandungan yang normal adalah 9 bulan 10 hari. Hingga berita ini diturunkan , Sabtu(26/2) malam, Warta Kota belum mendapat konfirmasi langsung dari Shanty maupun orang-orang terdekatnya tentang hal ini.

***

Yang menjadi pertanyaan, apa yang salah dengan postingan SP Senin(28/2) pagi ini? Apakah ada kekurangan dalam memuat kata-kata karena didalam alasan Anda tertulis “Silakan posting tulisan yang lebih komprehensif, layak baca, dan bisa dinikmati khalayak umum. ?” Nah, sekarang sudah agak komprehensif karena ada pembandingnya dari saudara setanah air. Tulisan ini bukan sekedar membahas Shanty yang melahirkan dalam tempo cepat versi Warta Kota. Moga-moga tidak ada penghapusan meski  sudah menjadi dewa tidak terbantahkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun