Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gaya Tulisan (Tamat)

22 November 2010   10:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:23 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_76325" align="alignnone" width="167" caption="Fashion Style, google.com"][/caption] Kalau kita ibaratkan, gaya tulisan adalah gaya berpakaian, maka akan kelihatanlah, mana orang yang mempunyai karakter desa, kecamatan, kabupaten, atau propinsi dan metropolis. Tapi, gaya tulisan melintasi penampilan fisik semata. Dan cara mengukur seseorang dari gaya tulisannya adalah demi mengetahui  data awal siapa sebenarnya orang yang kita hadapi. Gaya tulisan anak-anak akan beda dengan gaya tulisan remaja, dan seterusnya. Gaya tulisan yang pernah dimuat dalam serial terdahuluh [ttp://filsafat.kompasiana.com/2010/11/16/gaya-penulisan-kompasianers/ ], maka kami tuntaskan kali ini  dan menyatakan bahwa tulisan ini sudah diqatamkan dalam 12 zodiak gaya primata. Begini kelanjutan gaya penulis tersebut: [caption id="attachment_76288" align="alignnone" width="238" caption="Gaya 5: gaya penulisan ini laksana rombongan rapat besar atau pedagang whoseller "]

12904122771867969870
12904122771867969870
[/caption] Gaya 5: Gaya tulisan  ini adalah menargetkan sebesar-besarnya  keuntungan dengan sekecil-kecilnya modal. Gaya tulisan ini membuat segalanya jadi praktis. Buktinya, gerobak sawit bisa menjadi kendaraan massal bagi gaya penulisan seperti ini. [caption id="attachment_76292" align="alignnone" width="240" caption="Gaya 6: penulisan yang malas dalam menulis dalam kata lengkap,google.com"]
1290412850621168098
1290412850621168098
[/caption] Gaya6: Penulis dengan gaya ini berkarakter  melanda penulis-penulis muda dengan tulisan disingkat-singkat seolah orang lain mengerti. Misalnya, ditulis "mslnya"; dengan, ditulis "dgn"; karena, ditulis "krn";dsb. Mereka ini tidak paham, bahwa bila malas menulis akan menderita rematik apabila sudah tua karena malas "berolah-raga" jemari tangannya di tuts komputer. [caption id="attachment_76318" align="alignnone" width="224" caption="gaya 7: tulisan mengikuti perkembangan kondisional, google.com"]
1290420551731193463
1290420551731193463
[/caption] Gaya 7: Gaya penulisan flexible dengan membuka jaringan luas dalam dan luar negeri. Penulis dengan gaya ini tidak ada matinya dimanapun ia berada. Satu hari tidak menyentuh  alat-alat yang berhubungan dengan IT akan membuatnya laksana di hutan belantara tanpa sinyal. [caption id="attachment_76319" align="alignnone" width="264" caption="gaya 8: Gaya mengamati hingga amandel"]
12904207232036281412
12904207232036281412
[/caption] Gaya 8: Gaya mendekati pembaca dengan baik dan seksama. Penulis dengan gaya ini mengamati kebutuhan orang lain dengan seksama. Ia menjadi penulis yang menginginkan sesuatu pada tempatnya. Kalau dia dengar dari nara sumber kriteria seseorang adalah A, maka ia akan menulis A tanpa rasa kuatir apakah yang disampaikan itu akan melabrak SARA atau tidak. Bagi penulis sekelas ini SARA bukan harus dihindari, melainkan dikelola dengan baik sebagai bahan dialektika semata. [caption id="attachment_76321" align="alignnone" width="246" caption="Gaya 9: gaya komunal"]
12904208381980200009
12904208381980200009
[/caption] Gaya 9: kekuatan komunal merupakan tipe tulisan  yang mewarnai penulis dengan gaya seperti ini. Ini akan terlihat saat mereka bercengkrama dalam tematik tertentu, pasti seru. Gaya penulisan ini akan memunculkan kecerian komunal yang asal rame, mangan ora mangan asal kumpul. [caption id="attachment_76322" align="alignnone" width="148" caption="Gaya 10: gaya heteroseksual"]
1290420932534218291
1290420932534218291
[/caption] Gaya 10: Gaya heteroseksual yang ikuti modernisasi jaman. Lihatlah penampilannya, ia merasa kurang keren bila tidak membuat penampilan tidak menarik. padahal tanpa aksesoris dengan membuat grafiti di wajah tidak akan mengurangi kegagahannya. Namun, karena minder ia berusaha tampil beda dengan merusak wajahnya.  Demikian pula gaya tulisan ini akan selalu terlihat punky dan selalu easy going seakan dunia tidak akan pernah berhenti berputar. [caption id="attachment_76323" align="alignnone" width="259" caption="Gaya 11: Gaya mumet"]
1290421039736912311
1290421039736912311
[/caption] Gaya 11: Gaya mumet, hanya dimilki oleh Mimin Mumet. Tulisannya enak dibaca, garing dan spontan seperti tanpa beban. Kepolosan gaya tulisan ini mencerminkan diri yang tidak mumet sebenarnya, tapi dia perlihatkan seolah-olah mumet dengan tampilannya saja. Begitu keluar tulisannya: PLONG, pembaca akan merasa segar! [caption id="attachment_76324" align="alignnone" width="210" caption="Gaya 12: Gaya gaul ala Barat"]
1290421193462955802
1290421193462955802
[/caption] Gaya 12: Wah, gaya yang satu ini agak gaul Barat, penuh dengan bahasa asing yang kadang tidak diterjemahkan sehingga orang lain terpaksa agak lama menerjemahkannya. he he he

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun