Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Instant (cuma satu malam)

31 Oktober 2010   16:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:57 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_309756" align="alignnone" width="194" caption="Terlupakan cinta sesama,google.com"][/caption]

Betapa gampang cinta dikatakan dalam industri seni yang semakin instant. Bukan saja mie instant, tapi juga ada cinta instant sekarang dimana-mana. Setelah "Keong Racun" yang ada satu kata dalam bait liriknya "baru kenal sudah ngajak tidur", maka dirilis kembali "Cinta Satu Malam". Hari ini anak-anak kita pandai menyanyikan "cinta satu malam". Bahkan anak jalanan  usia 9 tahun  hapal lirik lagu tanpa merasa apa-apa dari makna cinta.  Padahal lagu itu adalah "makanan" orang sebaya Melinda.  Sehingga sungguh kasihan para anjal yang tidak mempunyai lagunya sendiri dalam mencari belas kasih orang dewasa di dalam bus dan KRL Jabotabek saat mereka mengamen. [Bagaimana mampu mereka menerjemahkan makna cinta di ibukota yang kejam dimana bahaya phedolopia selalu mengancam kehidupan mereka...]

Sesungguhnya cinta merupakan anugerah yang bukan sulit ditafsirkan sehingga sangat nikmat dirasakan. Kata "cinta" sesungguhnya sangatlah agung dan mulia. Khalil Gibran memaknai cinta sebagai jalan mengarahkan manusia pada Allah, dimana cinta pula Allah mempertemukan diri-Nya kepada manusia. Menurut Gibran cinta sesungguhnya adalah cinta atas nama Allah dan cinta kepada Allah itu sendiri, karena segala sesuatu adalah pantulan dan imanensi dari Sang Mahacinta. Intinya, cinta kepada  selain Allah, tetapi atas nama dan di dasarkan pada Allah akan membawa manusia dan alam semesta kepada penyatuan terhadap karunia Allah. Gibran menuliscinta dalam buku (terjemahan) Cinta Keindahan Kesunyian” :

"Cinta membimbingku mendekati-Mu namun kemudian kegelisahan membawaku menjauhinya. Aku telah meninggalkan pembaringanku, cinta, karena takut pada hantu kelupaan yang bersembunyi di balik selimut kantuk. Bangun, bangun, cintaku, dan dengarkan aku. Aku mendengarkan-Mu, kekasihku! Aku mendengar panggilan-Mu dari dalam lautan dan merasakan kelembutan sayap-sayap-Mu. Aku telah menginggalkan pembaringanku dan berjalan di atas rerumputan. Embun malam membasahi kaki dan keliman pakaianku, di sini aku berdiri di bawah bunga-bunga pohon Almond, memperhatikan ruh-Mu."

Lebih lanjut, makna cinta olehGibran dalam kesempatan lain yang dirilis dalam Semua Karena Cinta :

"Hidup tanpa cinta sebatang pohon yang kokoh berdiri namun dahannya kering, tanpa dihiasi buah ataupun bunga."

Dalampandangan mistik agama samawi (yang mempunyai kitab suci dan dibawa Nabi/Rasul),penyatuan Allah dan manusia tidak hanya terjadi dalam cinta yang meluap-luap dan berkobar-kobar. Sehingga tidak berarti melarikan diri dari tugas dan tanggungjawab hidup di dunia ini.Mistisisme dalam cinta seakanmementingkan diri sendiri adalah egoisme alias pengingkaran terhadap kodrat manusia. Menurut Gibran, relasi cinta antara Allah dan manusia baru akan menjadi nyata bila melimpah ke dunia dalam wujud cinta kepada sesama (hablum minannas) bukan sekedar kata-kata sebagai yang dikatakan dalam lagu di bawah ini :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun