Mohon tunggu...
Sutan Malin Sati
Sutan Malin Sati Mohon Tunggu... Seniman - tukang saluang hobi barandai

Tukang Saluang

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Upaya Kedua 'Membunuh' Demokrat di Pemilu 2019

11 Mei 2019   13:16 Diperbarui: 11 Mei 2019   13:31 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari sumber https://nasional.republika.co.id,

Apalagi saat ini tengah gencar dorongan untuk meninjau ulang PT 20 persen untuk pemilu kedepan. Jika ternyata PT 20 persen ini diturunkan dikemudian hari, ini tentunya akan menjadi golden ticket bagi Demokrat untuk mengusung AHY. Oleh karena itu, strategi kedua dalam upaya membunuh Demokrat kembali digencarkan.

Upaya pembunuhan atas Demokrat Jilid II ini bahkan lebih bar-bar. Tidak ada lagi adu strategi dan taktik. Serangan kepada SBY dan Demokrat dilakukan secara verbal dan menjurus. Arahan SBY agar semua pihak bisa menahan diri dianggap sebagai politik dua kaki. Apalagi setelah Jokowi mengundang AHY beberapa waktu lalu. Serangan kepada SBY dan Demokrat menjadi-jadi. Dari kubu 02 ia dituding licik dan kubu 01 asik menggoreng dan memanas-manasi isu ini.

Skenario pembunuhan jilid II dua yang dibangun untuk menghabisi Demokrat adalah agar siapapun yang menang dari hasil Pilpres 2019, Demokrat akan kehilangan legitimasi dari rakyat untuk pemilu-pemilu selanjutnya. Skenario upaya pembunuhan atas Demokrat jilid II ini dengan mudah dibaca jika kita mau sedikit membuka mata, telinga, dan hati. Coba lihat, tidak ada serangan dari kubu 02 dan gorengan isu dari 01 kepada PAN ketika Zulhas bertemu Jokowi pasca Pemilu 2019. Bahkan Zulhas sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan petahana.

Begitu juga dengan PKS yang dikabarkan telah bertemu LBP secara-cara diam-diam. Bahkan yang selama ini dianggap macan PKS, Mardani Alisera juga mengatakan #2019GantiPresiden sudah haram. Bahkan secara tidak langsung Mardani telah mengaminkan kemenangan Jokowi dengan mengatakan semua pihak harus tenang dan menerima dengan lapang dada siapapun yang nantinya yang menjadi presiden. Mardani pun dengan tegas mengatakan nantinya jika Jokowi yang terpilih, ia dan partainya akan mengawal pemerintah sesuai dengan koridornya. PAN dan PKS seakan mendapat imunitas dari tim BPN Prabowo-Sandi maupun dari buzzer 01.

Pemilu 2019 adalah pemilu yang paling brutal. Tidak hanya brutal karena banyaknya jumlah penyelenggara pemilu yang meninggal dunia, tapi juga brutal karena ada upaya pembunuhan terhadap kawan maupun lawan politik. Mari berdemokrasi dan berkompetisi secara sehat. Jangan hilangkan akal sehat dan korbankan rakyat demi ambisi sesaat. Hentikan semua upaya menghadap-hadapkan rakyat dengan aparat sebagai upaya negoisasi yang hanya menguntungkan konglomerat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun