Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang (Bagian Ketiga/Habis)

7 Oktober 2024   07:15 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:29 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku "The Conques of Java" catatan perjalanan Major William Thorn yang mencatat saat terjadi Perang Benteng keedua // Sumber : Sutanadil Institute

PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar abad 17 dan 19 di Palembang (Bagian Ketiga/Habis)

Oleh : HG Sutan Adil

Dalam dua tulisan sebelumnya dan dengan judul yang sama, telah dijelaskan tahap tahap terjadinya 5 kali Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang, dan telah dijelaskan bahwa Perang Benteng itu adalah perang yang berhadapan dengan Kolonialis Belanda dan Inggris, maka dalam tulisan terakhir ini penulis akan menjelaskan adanya Benteng-benteng pertahanan milik Palembang yang sangat perperan dalam menghadapi Kapal (laut) Perang milik kedua Kolonialis diatas.

“Benteng”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah merupakan  Bangunan tempat berlindung atau bertahan (dari serangan musuh), dan hanya yang sempat berlindung di dalamnya-lah yang dapat selamat. Benteng bisa juga berarti dinding (tembok) untuk menahan serangan atau sesuatu yang dipakai untuk memperkuat atau mempertahankan kedudukan dan sebagainya. Benteng dibuat sebagai upaya sekelompok manusia dalam mempertahankan diri dari serangan pihak lain. Benteng juga menjadi bagian dari strategi penyerangan yang bersifat kependudukan. Benteng selalu dikaitkan dengan peperangan akibat adanya konflik antar kelompok manusia yang ditimbulkan oleh berbagai sebab. Pembangunan benteng digunakan untuk mencegah bahaya yang mengancam keselamatan harta-benda, jiwa, dan penduduk di dalamnya

Sedangkan yang dimaksud “Perang” adalah permusuhan antara dua pihak atau negara (bangsa, agama, suku, dan sebagainya) dimana kedua negara itu dalam keadaan pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau lebih (tentara, laskar, pemberontak, dan sebagainya) tidak lama kemudian kedua pasukan itu sudah terlibat dalam perang yang sengit.

Dalam kondisi seperti inilah maka saat untuk melawan Kolonialisme, Kerajaan Palembang dan Kesultanan Palembang Darussalam juga mempunyai Benteng Pertahanan di sepanjang sungai musi untuk bertahan menghadapi setiap serangan dari musuhnya.

Namun sangat disayangkan, keberadaan sejarah besar Palembang tentang terjadinya lima kali Perang Benteng, yaitu perang maritim terbesar di abad 17 dan 19, antara Kerajaan dan Kesultanan Palembang Darussalam dengan melawan Bangsa Kolonialis sejak tahun 1659 M sampai dengan tahun 1821 di Pulau Kemaro dan area sekitarnya ini seperti terlupakan dan termarjinalkan.

Sampai saat ini Sejarah Besar Palembang ini tidak terdengar dan dipahami olah masyarakat sekitar dan masyarakat umum  di Palembang, sehingga belum menjadi ingatan kolektif sebagaimana perang lainnya di Nusantara ini seperti; Perang Candu/Padri di Minangkabau, Perang Aceh dan Perang Jawa/Diponegoro.

Dalam tulisan dan artikel terakhir ini, penulis akan mengangkat dan menjelaskan juga Benteng-benteng yang di tinggalkan dalam 5 kali Perang Benteng diatas yang justru sekarang kondisinya terbengkalai dan salah urus, dan juga banyak yang tidak berbekas lagi.

Berdasarkan hasil penelitian dari Sutanadil Institute dan telah di publikasikan dalam Buku “Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang”, yang ditulis oleh HG Sutan Adil, terdapat ada 13 lokasi Benteng-benteng pertahanan Palembang disepanjang Sungai Musi, mulai dari Sungsang sampai Muara Rawas di sebelah selatannya dan disebelah Selatan sampai di hulu Sungai Ogan dan Sungai Komering,  yang dapat disimpulkan sbb:

Peta sebaran Benteng Petahanan Kesultanan Palembang Darussalam // Sumber : Sutanadil Institute
Peta sebaran Benteng Petahanan Kesultanan Palembang Darussalam // Sumber : Sutanadil Institute

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun