Karena Earl berpendapat, bahwa nama Indu-Nesians (plural/majemuk), yaitu orang-orang di Kepulauan India dapat berlaku juga untuk penduduk Ceylon (sekarang Sri Lanka) dan penduduk Maladewa serta Laccadewa, maka dia lebih memilih memberi nama Melayunesian untuk ras kulit coklat yang menghuni Kepulauan India di Asia tenggara. Earl mengakui terus terang, bahwa dia memilih ini (Melayunesian) untuk kenyamanannya sendiri.
Namun James Richardson Logan pendiri dan editor Jurnal tersebut, senang dengan nama Indunesian, dan melanjutkan penggunaan nama itu dengan sedikit perubahan, yaitu mengganti huruf U dengan huruf O, menjadi INDONESIAN. Kedua suku kata tersebut berasal dari bahasa Yunani, yaitu Indo juga artinya India, dan Nesos artinya pulau. Jadi arti Indonesians (plural/majemuk) tetap sama, yaitu orang-orang di Kepulauan India.
Dalam jilid (volume) yang sama di Jurnal yang terbit bulan Februari 1850 (halaman 252 – 347), Logan menulis artikel dengan judul “The Ethnology of the Indian Archipelago: Embracing enquiries into the Continental relations of the Indo-Pacific Islanders”, (Etnologi Kepulauan India: Merangkul pertanyaan-pertanyaan ke dalam hubungan penduduk-penduduk di pulau-pulau Indo-Pasifik). Dalam artikel ini muncul pertama kali nama INDONESIA. Logan sangat banyak menggunakan nama Indonesia dalam artikel ini.
Dalam catatan kakinya, dia menjelaskan dasar pemikirannya mengapa dia menggunakan nama Indonesia, yaitu:
“Nama Kepulauan India terlalu panjang untuk digunakan dalam kata sifat atau dalam bentuk etnografis, Mr Earl menyarankan bentuk etnografis Indu-nesians tetapi menolaknya demi nama Melayu-nesians, (sebelum halaman 71). Untuk alasan yang jelas saat membaca catatan selanjutnya, saya lebih suka istilah geografis murni Indonesla, yang hanya merupakan sinonim yang lebih pendek untuk Kepulauan India atau Archipelagis India. Karena itu, kita mendapatkan Indonesian (tunggal) untuk penghuni Kepulauan [Archipelago (tunggal)] India atau penghuni Archipelagic India, dan Indonesians (jamak) untuk para penghuni Kepulauan [Archipelagos (jamak)] India atau orang-orang di Pulau-Pulau India”
Demikian penjelasan Logan dalam catatan kaki. Artikel Logan menunjukkan, bahwa dia mengadopsi “ciptaan” Earl, yaitu Indu-nesia, yang diaganti satu kata, “U” dengan “O”, menjadi Indonesia. Dengan demikian, penduduk berkulit coklat di kepulauan India mendapat “nama baru” yang lebih singkat, Indonesians, yaitu orang-orang di Kepulauan India, sedangkan wilayahnya dinamakan Indonesia, mengganti nama yang agak panjang, Indian Archipelago.
“Sekalipun dia (Logan) bukan penganjur penambahan penamaan-penamaan Yunani, dia sama sekali tidak berkeberatan terhadap nama Indonesia, yang bagi orang Eropa bernada Yunani, karena menurut pendapatnya kata nusa (pulau) yang berasal dari bahasa Melayu itu mungkin sama tuanya dengan kata nesos Yunani,” Demikian Bung Hatta meanggapi kata “Indonesia” dalam tulisannya diatas.
*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute
Bogor, 10 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H