Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Benarkah Kesultanan Palembang Darussalam Sudah Dihapus...?

2 Agustus 2024   17:00 Diperbarui: 2 Agustus 2024   17:02 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan Benteng Kuto Besadi didinding Keraton Kuto Besak Palembang // Sumber : Sutanadil Institute

Benarkah Kesultanan Palembang Darussalam Sudah Dihapus..?

Oleh : Gustavo Muaraqel

Kesultanan Palembang Darussalam merupakan salah satu Negara Besar yang pemerintahan dan rakyatnya makmur di zamannya, yaitu menjadi kesultanan yang kaya akan Tambang dan Hasil Pertanian serta kehutanan lainnya. Wilayah kekuasaannya meliputi Sumbagsel sekarang ini termasuk Kepulauan Bangka Belitung serta sebagian Lampung, sebagian Jambi dibagian selatan dan Bengkulu disisi timur.

Dengan Kondisi seperti diatas, maka Kesultanan Palembang Darussalam menjadi target Kolonialis seperti Belanda dan Inggris untuk bekerjasama dalam perdagangan dan sebagaimana sifat kolonialis selanjutnya adalah ingin menguasai wilayah yang kaya dengan sumber daya alam ini.

Sejak kembalinya keturunan Raden Fatah yang merupakan putra asli kelahiran dan tanah leluhurnya di Palembang, maka keberadaan Palembang yang dahulunya sudah merupakan pelabuhan besar saat itu semakin dikenal dan pada tahun 1552 M bersama penguasa lokal yang ada, berhasil membuat kerajaan yang dikenal selanjutnya sebagai Kerajaan Palembang.

Ilustrasi Perang Benteng Pertama tahun 1659 di Sekitar Pulau Kemaro // Sumber : Sutanadil Institute
Ilustrasi Perang Benteng Pertama tahun 1659 di Sekitar Pulau Kemaro // Sumber : Sutanadil Institute

Atas Keberhasilan Kerajaan Palembang dalam Perang Benteng Pertama , yaitu Perang Maritim terbesar ditahun 1659 M, melawan Kolonialis Republik Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie/VOC) dan berhasil mengusir mereka dari Palembang, maka mulailah era Kesultanan Palembang Darussalam yg makmur dan menjadi pusat penghasil timah dan lada terbesar di Nusantara.

Namun sangat disayangkan, ingatan kolektif masyarakat tentang kebesaran dan kejayaan Kerajaan dan Kesultanan Palembang Darussalam yang telah berkuasa hampir 300 tahun atau tiga (3) abad di Palembang ini sudah “Terlupakan” dan hanya zuriah atau keturunan mereka dan sedikit masyarakat saja yang memahaminya.

Kebesaran dan Kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam ini juga sedikit sekali diajarkan dan malah tidak masuk dalam standar pelajaran di sekolah lokal maupun tingkat nasional. Kebanyakan masyarakat Palembang hanya mengetahui sejarah besar Sriwijaya, temasuk juga secara nasional sangat gegap gempita sekali publikasi sejarah Sriwijaya ini dan hal ini didukung juga dengan Dana Besar dalam penelitian dan publikasinya.

Justru sejarah Kesultanan Palembang malah dipublikasikan sudah “Dihapus” dan sudah tidak ada lagi sejak tahun 1821, dimana Kolonialis Belanda berhasil menguasai Palembang dengan menganti Sultan yang berkuasa saat itu, Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu (SAN III), dengan mengantinya dan mendudukkan Sultan Ahmad Najmuddin Prabu Anom (SAN IV), sebagai pengganti sesuai keinginan mereka.

Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu (SAN III), Sultan Ke-9 Kesultanan Palembang Darussalam // Sumber : Sutanadil Institute
Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu (SAN III), Sultan Ke-9 Kesultanan Palembang Darussalam // Sumber : Sutanadil Institute

Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom (SAN IV), Sultan Ke-10 dan terakhir Kesultanan Palembang Darussalam // Sumber : Sutanadil Institute
Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom (SAN IV), Sultan Ke-10 dan terakhir Kesultanan Palembang Darussalam // Sumber : Sutanadil Institute

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun