Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis artikel Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik di berbagai media. Sudah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kyai Delamat, Ulama Pembimbing dan Penyebar Islam di Negeri Batanghari Sembilan

11 Juli 2024   06:06 Diperbarui: 11 Juli 2024   06:51 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan informasi yg didapat, cerita perjuangan tiga serangkai ulama terkenal ini, yaitu ; Kyai Merogan, Kyai Shidiq dan Kyai Delamat, mempunyai segudang karomah yang diluar nalar pikiran manusia. Bukan hanya semasa hidupnya saja namun meski sudah wafat sekalipun Kyai Delamat tetap membawa karomah khususnya saat pemakamannya.

Di Zaman Kolonial Belanda, mereka merasa sangat khawatir dengan Kyai Palembang ini sehingga Kyai Delamat dilarang untuk berdakwah dan mengajarkan islam di kawasan tersebut. Bahkan pemerintah kolonial Belanda melarang Kyai Delamat dan pengikutnya untuk melaksanakan salat Jumat selama beberapa tahun, namun dengan kegigihannya beliau tetap melaksanakannya meski harus sembunyi sembunyi. 

Karena merasa terancam, pemerintah kolonial Belanda mengungsikan Kyai Delamat ke tanah kelahirannya di Desa Serekah, Babat Toman (Musi banyuasin/Muba). Saat diungsikan ke tanah kelahirannya Kiai Delamat mendirikan beberapa masjid dan berdakwa di kawasan Muba dan Uluan beberapa lama. 

Dalam kondisi sudah uzur dan masih terus berdakwa ke berbagai wilayah pedalaman, Kyai Delamat akhirnya jatuh sakit dan meninggal serta selanjunya dikebumikan oleh keluarganya di kawasan Masjid Nurul Huda, Babat Toman. Namun Karena wasiat Kyai Delamat kepada anaknya untuk dikebumikan didekat Masjid Suro 30 Ilir Palembang, akhirnya makamnya dipindahkan dekat mimbar Masjid Suro yang mana masjid tersebut adalah juga masjid yang dibangun oleh Kyai Delamat  dan jamaahnya. 

Masjid Nurul Huda Babat Toman // Sumber : Sutanadil Institute
Masjid Nurul Huda Babat Toman // Sumber : Sutanadil Institute

Setelah berapa bulan dimakamkan di Masjid Suro, ternyata pemerintah Belanda masih takut akan karomah dan ajaran Kyai Delamat sekalipun dia sudah wafat, Akhirnya jenazah beliu dipindahkan ke darat yang sekarang dibelakang sekolah Nurul Falah 30 tak jauh dari Masjid Suro. 

Selama proses pemindahan jenazah, terdapat banyak keanehan yang terjadi. Pemerintah Belanda membawa 40 orang untuk memindahkan makamnya,  Namun berjam jam makam Kiai Delamar tidak bisa dipindahkan Ketika digali dan sampai ke peti jenazahnya banyak air yang berbau harum seperti minyak kasturi maka beramai ramai masyarakat 30 Ilir mengambil air yang harum tersebut untuk dibawa pulang. 

Akhirnya pemerintah belanda kebingungan karena dari pukul 9 hingga 2 siang peti beliau belum terangkat,  Lalu Kolonialis Belanda minta bantuan kepada anak Kyai Delamat untuk menjemput KH Muara Ogan dan KH Shidiq dari Sabokingking, kawah tengkurep 2 Ilir palembang, untuk memindahkan makan Kyai Delamat.  

Maka kedua sahabat nya itu datang lalu salat sunat dua rakaat terus berdoa kepada Allah SWT dan berkata ; Wahai adikku KH Abdurrahman Delamat bin Saparudin Rungkat pindahlah dan bangunlah jangan memalukan dulur dan keluarga. 

Tak disangka, setelah itu peti jenazah beliau barulah bisa diangkat dengan empat batang rotan dan ditarik diangkat oleh KH Muara Ogan dan H Shidiq beserta anaknya Dipindahkan di dekat sekolah Nurul Falah 30 Ilir, hingga saat ini makam Kyai Delamat berada di sana beserta makam zuriat lainnya. 

Para pejabat dan masyarakat sering melakukan ziarah ke makam beliau, Bahkan ada masyakat dari luar kota dan provinsi sengaja untuk menziarahi makam Kyai Delamat ini. Terlebih menjelang Ramadan dan Lebaran, makamnya pasti ramai dikunjungi peziarah, termasuk juga sebagian dari Surabaya dan Yogyakarta. 

Ziarah Kubro di Makam Kyai delamat tahun 2023 // Sumber : Sutanadil Institute
Ziarah Kubro di Makam Kyai delamat tahun 2023 // Sumber : Sutanadil Institute

Tahun lalu, tangga 19 Maret 2003, Ribuan peziarah masyarakat Kota Palembang dan luar Kota Palembang mengikuti Ziarah Kubro Auliyah dan Habib Palembang Darussalam di Makam Ikatan Zuriat KH Abdurrahman Delamat (Idzhar) dan Majelis Al Awwabien Masjid Suro Palembang ini. Tercatat baru ditahun 2023 itulah, makam Kyai Delamat sudah diagendakan sebagai salah satu Situs Ziarah dalam program Ziarah Kubro selanjutnya di Palembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun