Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis artikel Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik di berbagai media. Sudah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benteng Tambak Bayo, Benteng Pertahanan Kesultanan Palembang Darussalam di Plaju

15 November 2023   08:00 Diperbarui: 15 November 2023   13:58 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perang Benteng Pertama di Depan Benteng Tambak Bayo | Sumber: Sutanadil Institute

Lukisan la Villa de Palimbang dans I’ile de Sumatera ini terlihat sekali menggambarkan betapa dahsyatnya Perang Benteng Pertama ini dan juga disertai ilustrasi banyaknya Kapal Perang Belanda yang terlibat dan juga dengan jelas menggambarkan terbakarnya Keraton Kuto Gawang milik Kerajaan Palembang.

Dalam Perang Benteng Kedua (II) saat melawan Inggris dan Perang Benteng ketiga (III) sampai Kelima (V) Melawan Belanda, Juga Peranan Benteng Tambak Bayo ini sangat strategis sekali dalam menghadang Ekspedisi atau Penyerangn oleh Kolonialis ini. Di saat Perang Benteng Keempat (IV), Benteng Tambak Banyo dan dua benteng disekitarnya (Manguntama dan Martopuro) berhasil menghadang Pasukan Belanda yang mau menyerang Kota Palembang yang akhirnya Kembali ke Negeri Batavia dengan kekalahan yang memalukan.

Pada saat Perang Benteng Keempat (IV), Benteng Tambak Banyo ini dipimpin oleh Pangeran Kramadiradja, dan selanjutnya saat Perang Benteng Ke Lima (V) Benteng Tambak Bayo ini dipimpin oleh Pangeran Kramajaya, menantu Sultan Mahmud Badaruddin (II). Untuk Lenbih jelasnya tentang Perang Benteng ini, dapat dibaca di Buku “Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang” karya HG Sutan Adil.

Sangat disayangkan keberadaan Benteng Pertahanan Tambak Banyo ini tidak ada bekasnya lagi sekarang. Hal ini dikarenakan material yang digunakan untuk membuat benteng bukan dari bahan yang tahan lama seperti batu dan semen sebagaimana Benteng Kuto Besak dan Benteng Kuto Kecik/Tengkuruk, tetapi terbuat dari bahan2 alamiah seperti Kayu Unglen/Ter, Bambu, Rotan dan lainnya, termasuk batu2 kali yang diratakan dengan tanah liat yang dipakai sebagai pondasi benteng dan tempat meletakkan meriam2nya.

Kondisi ini diperparah dengan pembakaran dan pembumihangusan Benteng Tambak Bayo ini yang dilakukan kolonialis Belanda saat penyerangan terakhir di Perang Benteng Kelima, dimana semua Benteng Pertahanan Kesultanan Palembang Darussalam dibakar habis oleh mereka, sebagaimana Keraton Kuto Gawang yang juga tidak berbekas itu.

Buku The Conquest Of Java | Sumber: Major William Thorn
Buku The Conquest Of Java | Sumber: Major William Thorn

Penjelesan lengkap tentang material yang dipakai oleh Benteng Pertahanan Tambak Banyo ini dapat di lihat dalam Buku “The Conquest Of Java, Nineteenth-century Java seen through the eyes of a soldier of the British Empire” hal. 147-193, karya Major William Thorn, seorang perwira serdadu Inggris saat menyerang Palembang tahun 1812 M.

Untuk itulah diperlukan penelitian yang mendalam lagi tentang keberadaan Benteng Tambak Bayo ini dan sebagai Data Primer, Buku dan Lukisan oleh Joan Van der Laen, Johan Nieuhof dan Major William Thorn ini sudah bisa dipakai sebagai Bukti Sejarah karena mereka adalah Pelaku Sejarah pada masa2 tersebut.    

*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Bogor, 15 Nopember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun