Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis artikel Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik di berbagai media. Sudah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Palembang Pilihan

Layakkah Jadi Pahlawan Nasional? Kyai Mas Hindi, Pengusir VOC dari Palembang dan Pendiri Kesultanan Palembang Darussalam

9 November 2023   08:00 Diperbarui: 9 November 2023   21:23 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LAYAKKAH JADI PAHLAWAN NASIONAL..?

Kyai Mas Hindi, Pengusir VOC dari Palembang dan Pendiri Kesultanan Palembang Darussalam

Oleh : HG Sutan Adil

Nama Kyai Mas Hindi sangat dikenal oleh Zuriah Kesultanan Palembang Darussalam di Palembang, tetapi sayangnya nama beliau tidak banyak dikenal oleh masyarakat Palembang itu sendiri, apalagi di level kesejarahan Nasional. Padahal beliau adalah salah satu pejuang yang membebaskan Palembang dari percobaan penjajahan oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dan Pendiri Kesultanan Palembang Darussalam.

Saat itu Kerajaan Palembang dibawah pimpinan Pangeran Sido Ing Rejek (Kakak Kyai Mas Hindi) dan Palembang menjadi salah satu Bandar perdagangan yang besar di nusantara, sehingga mejadi target Kolonialis untuk menjajah dan memonopoli perdagangan di Bandar Palembang tersebut.

Lukisan Perang Benteng di Keraton Kuto Gawang, bersumber dari Buku Johan Nieuhof 
Lukisan Perang Benteng di Keraton Kuto Gawang, bersumber dari Buku Johan Nieuhof 

Sebagaimana tercatat dalam buku “Voyages and Travel to the East Indies 1653-1670” karya Johan Nieuhof, seorang serdadu VOC saat itu, yang menjelaskan saat tahun 1659 M VOC melakukan Ekspedisi dan Penyerangan ke Keraton Kuto Gawang milik Kerajaan Palembang karena terjadi perselisihan perdagangan dimana Palembang tidak mau tunduk dengan aturan yang dibuat VOC.

Lukisan Keraton Kuto Gawang Terbakar // Sumber : Peta La Ville de Palimbang dans I'ile de Sumatera
Lukisan Keraton Kuto Gawang Terbakar // Sumber : Peta La Ville de Palimbang dans I'ile de Sumatera

Dalam Penyerangan oleh VOC ini, Keraton Kuto Gawang sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Palembang saat itu terbakar habis dan Pangeran Sido Ing Rajek mundur ke Uluan di daerah Inderalaya. Dari sana Pangeran Sido Ing Rajek menunjuk adiknya Kyai Mas Hindi alias Pangeran  Ario Kesumo Abdurrohim untuk memimpin perlawanan secara gerilya melawan VOC di Palembang.

Buku
Buku "PERANG BNETENG"//Sumber : Sutanadil Institute 

Cerita perlawanan ini secara lengkap dapat dibaca di buku “Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abada 17 dan 19 di Palembang” karya penulis sendiri, di sub bab Perang Benteng Pertama (I) melawan VOC.

Intinya dalam melakukan penyerangan pembalasan ini, Kyai Mas Hindi melakukan  strategi penyerang gerilya dan memblokade semua pengiriman bahan pangan dari Uluan ke Palembang yang berada di Ilir. Setelah  diadakan persiapan-persiapan maka diaturlah strategi penyeranganan dengan dipimpin oleh empat orang tokoh penting saat itu, yaitu :

  • Pangeran Ario Kesumo Abdurrohim atau Kyai Mas Hindi, adik raja sendiri, selaku pimpinan umum.
  • Pangeran Mangkubumi Nembing Kapal, Menantu Raja, dengan alim ulama, hulubalang dan pasukan sabilillahnya.
  • Ki Demang Kecek dengan pasukan dan rakyatnya sebagian dari Jambi dan sekutu-sekutunya.
  • Ratu Tumenggung Bagus Kuning Pangluku (adik raja), sebagai pimpinan srikandi-srikandi serta pasukan-pasukannya.

Peperangan Maritim ini berlangsung begitu dahsyat yang melibatkan banyaj kapal perang dan agak lama sehingga banyak jatuh korban dikedua belah pihak. Lama-kelamaan dipihak VOC tidak bisa bertahan dengan serangan dan blokade dari rakyat Palembang secara gerilya maupun secara langsung terus menerus dari pedalaman dan segala penjuru.

Disamping itu menilik pula bahwa posisi VOC selama di blokade pangan itu banyak diantara mereka yang sakit akibat kekurangan oba-obatan dan Pangan dan juga selama itu tidak dapat turun ke daratan dan kekurangan perlengkapan, maka melihat hal demikian dimana serangan dari pihak Palembang berjalan terus , sehingga armada VOC kemudian tidak dapat bertahan lebih lama lagi dengan banyak korban.

Lukisan Keraton Kuto Gawang dan Benteng2nya di P.Kemaro dan Sekitarnya// Sumber : Joan Van der Laen
Lukisan Keraton Kuto Gawang dan Benteng2nya di P.Kemaro dan Sekitarnya// Sumber : Joan Van der Laen

Komandan Ekspedisi VOC ini, Laksamana Joan vander Laen, memundurkan diri ke perairan yang aman  dan Dengan kondisi yang makin tidak kondusif, dua hari kemudian armada ekspedisi angkatan perang VOC meninggalkan perairan musi dan mengundurkan diri kembali ke Batavia.

Setelah berhasil mengusir VOC dari Palembang, maka Kyai Mas Hindi alias Pangeran Ario Kesumo Abdurrohim menata kembali Kerajaan Palembang yang sudah hancur dan pada tahun 1666 M memproklamirkan Kerajaan Palembang menjadi Kesultanan Palembang Darussalam. Beliau diangkat menjadi sultan pertamanya, dengan gelar Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam yang pemerintahannya berdasarkan Islam, berpedoman kepada al-Qur’an dan Hadits.

Karena Keraton Kuto Gawang musnah terbakar akibat perang melawan VOC diatas pada tahun 1659, kemudian beliau mendirikan keraton baru bernama Beringin Janggut dan masjid di daerah Beringin Janggut (antara 17 ilir dan 20 ilir), sekarang terkenal dengan kawasan Masjid Lama. Beliau memerintah selama 45 tahun dan wafat pada tahun 1706, serta dimakamkan di Pemakaman Candi Walang (24 ilir Palembang). Setelah wafatnya dikenal dengan sebutan Sunan Candi Walang.

Makam Kyai Mas Hindi//Sumber : Keraton Kesultanan Palembang Darussalam
Makam Kyai Mas Hindi//Sumber : Keraton Kesultanan Palembang Darussalam

Kyai Mas Hindi alias Pangerang Ario Kesumo Abdurrohim dengan gelar Sultan Abdurrahman Khaliafatul Mukminin Sayyidul Imam adalah leluhur asal bagi Sultan2 Kesultanan Palembang Darussalam berikutnya, termasuk Sultan Mahmud Badaruddin Pangeran Ratu Raden Hasan atau Sultan Mahmud Badaruddin II yang sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 29 Oktober 1984.

Pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin Pangeran Ratu Raden Hasan // Sunber : Sutanadil Institute
Pahlawan Nasional Sultan Mahmud Badaruddin Pangeran Ratu Raden Hasan // Sunber : Sutanadil Institute

Atas kontribusi Kyai Mas Hindi yang sangat Patriotik dan sangat berjasa dalam mengusir penjajah dengan “Perang Maritim”nya yang dahsyat serta sebagai pendiri Kesultanan Palembang Darussalam yang sudah berumur 357 Tahun (3.5 Abad) sampai saat ini, Apakah layak beliau disebut dan ditetapkan juga sebagai Pahlawan Nasional..!?

*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Bogor, 10 November 2023  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun