BENTENG BUAYA LANGU, Salah satu Benteng Pertahanan Kesultanan Palembang Darussalam di Kabupaten Musi Banyuasin
Oleh: HG Sutan Adil
Cerita tentang Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) tidak hanya berada di sekitar Kota Palembang saja, terdapat beberapa daerah uluan juga yang menjadi daerah pertahanan Kesultanan Palembang Darussalam serta membuat Benteng Pertahanan disana.
Desa Buaya Langu atau sekarang dikenal dengan desa Bailangu terletak lebih ke-hulu dari Kota Palembang yang berjarak sekitar 102 KM dan berbatasan langsung dengan Ibukota Kabupatem Musi Banyuasin sekarang, yaitu Kota Sekayu, adalah salah satu daerah yang pernah menjadi basis pertahanan Sultan Mahmud Badaruddin (II) atau SMB II disaat terjadi gejolak pemerintahan di pusat pertahanannya di Palembang.
Hal ini terjadi disaat adanya tekanan dari Kolonialis Inggris yang mau menguasai wilayah keadulatan KPD dengan cara melakukan adu domba antar keluarga sultan.
Tercatat setelah Inggris berhasil menduduki Keraton dan mengganti sultan yang berkuasa dengan adik beliau yaitu Husin langu Diahuddin atau dikenal dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin (II) Husin Diahuddin, maka Sultan Mahmud Badaruddin yang sudah sebulan berada di dusun Pulau Panggung (Daerah Kec. Kelingi) milir kembali ke wilayah yang tidak begitu jauh dari Palembang, yaitu Ke Dusun Buaya Langu atau Bailangu.
Sebagaimana tercatat dalam Naskah Hikayat Palembang (Cod.Or.2276C), bahwa SMB II beserta segenap rakyat dan prajuritnya bertahan di Dusun Buaya Langu dengan membangun dua Benteng Pertahanan yang saling berseberangan sungai dan dilengkapi dengan alat persenjataan lengkap dengan merian beserta senjata ringan dan tradisional.
Setelah beberapa tahun bertahan di dusun tersebut, akhirnya berita keberadaan Kakandanya di dusun Bailangu itu terdengar juga oleh Sultan Ahmad Najamuddin Husin Diahuddin, termasuk juga dengan adanya Benteng Pertahanan dan persenjataan lengkap yang dimiliki dan juga berencana untuk Milir dan mengambil alih Keraton kembali.
Atas kondisi ini Sultan menghubungi dan memberitahuan nya kepada Inggris yang berada di Mentok, Pulau Bangka, atas rencana dari Kakandanya itu yang sudah menghimpun dan dengan persenjataan lengkap untuk segera milir dan merebut Keraton Palembang.
Atas info ini yang tentu saja akan berakibat keberadaan inggris juga terancam, maka dengan dipimpin oleh Kapten Mearis lalu serdaru Inggris beserta kapalnya perangnya berangkat ke Dusun Bailangu disertai beberapa perahu dari Priyayi dan Menteri dari Palembang.
Sebelum mencapai Benteng Pertahanan SMB II, sudah terjadi perang antara kubu SMB II dengan serdadu Inggris yang dibantu oleh priyayi dan menteri dari Palembang di bagian hilir Benteng Pertahanan. Perang di sungai berlangsung sangat sengit yang mengakibatkan serdadu Inggris turut kedarat untuk menaklukan Benteng Pertahanan tersebut.
Dalam Perang besar ini, Kapten Meares tertembak dan mengalami luka parah di perut, tetapi mereka bisa membakar Kedua Benteng Pertahananan SMB II yang mengakibatkan Beliau dan Pengikutnya sempat mundur ke daerah Uluan dan bertahan di daerah Muara Rawas. Akan tetapi Panglima Perang SMB II, Pangeran Wiradinata sempat tertangkap oleh Inggris yang akhirnya diserahkan kepada sultan Ilir di Keraton Palembang dan Selanjutnya di bawa ke Batavia untuk di proses penahanan. Akan tetapi beliau memberontak di dikapal dan terbunuh saat perjalanan ke Batavia tersebut.
Dilain pihak, Kapten Meares yang tertembak di perut itu dan terluka tidak dapat bertahan lama dan sebelum sampai ke Kota Mentok sudah tidak dapat bertahan dan mati di daerah Tanjung Kaliyan.
Di Dusun Buaya Langu yang sekarang sudah menjadi Kelurahan Bailangu itu, keberadaan Bekas Benteng Pertahanan Kesultanan Palembang Darussalam ini sudah tidak diketahui keberadaannya. Keberadaan Benteng Pertahanan ini memang sering terdengar oleh masyarakat di dusun tersebut, tetapi keberadaan lokasi tepatnya masih belum diketahui.
Permasalahan ini diakui juga oleh Bp Meilani, seorang Guru ASN di sebuah SD di Bailangu dan juga tergabung dalam Tim Ahli Cagar Budaya MUBA, yang sempat berdiskusi dengan penulis tentang keberadaan Benteng Pertahan Kesultanan Palembang Darussalam ini beberapa waktu lalu, dan memang butuh penelitian lebih lanjut.
Sebagaimana sesuai hasil penelitian kami yang sudah ditulis dalam buku “Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang”, memang tercatat juga keberadaan Benteng ini. Justru tercatat juga ada satu tempat lokasi benteng pertahan lagi yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA) ini. Mungkin untuk benteng yang satu ini akan di jelaskan dalam tulisan berikutnya.
*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute
Bogor, 29 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H