Dengan ratu Wan Sundaria, ia memiliki empat orang anak, dua di antaranya putri dengan kecantikan yang tidak biasa, yang satu bernama Putri Sri Devi, dan yang lainnya Putri Chandra Devi. Dua di antaranya adalah anak laki-laki, yang satu bernama Sang Mutiaga, dan satunya lagi Sang Nila Utama.
Kini heboh seantero jagad, bahwa keturunan Raja Iskandar Zulkarnain, ras Hindustan, pernah turun di gunung Sagantang Maha Mini, dan kini berada di tanah Palembang. Semua terheran-heran mendengar berita itu, bahkan menyebar sampai ke negeri Cina. Kemudian raja Cina mengutus duta nya ke Palembang dengan sepuluh armada perahu ke Raja Sangsapurba, untuk meminang putrinya.
Mereka membawa sebagai hadiah tiga bahar emas, dan sejumlah besar barang Cina. Bersama mereka, seratus budak laki-laki Cina, seorang pemuda keturunan bangsawan Cina, seratus wanita Tionghoa yang semuanya untuk menyampaikan surat dari raja Cina kepada Sangsapurba.
Mereka sampai di Palembang, dan menyampaikan surat raja Cina dengan cara yang paling hormat di aula pertemuan. Surat itu dibaca dan dipahami, dan Raja Sangsapurba berkonsultasi dengan prajuritnya, apakah itu pantas atau tidak pantas. Mereka semua berpendapat, jika permintaan itu tidak dipenuhi, keselamatan negara akan terancam. “selain itu,” kata mereka, “tidak ada pangeran yang lebih hebat dari raja Cina, tidak ada keturunan yang lebih mulia, yang bisa dia dapatkan untuk suaminya, juga tidak ada negara yang lebih besar dari tanah Cina. "Kalau begitu" kata Sangsapurba, "jika kau menyetujuinya, kami akan mengabulkan permintaannya, untuk meningkatkan persahabatan antara raja-raja Melayu dan Cina."
Oleh karena itu putri sulung, bernama Sri Devi, dikirim ke duta besar China tersebut bersama dengan surat, dicap dengan stempel Kampen, menginginkan duta besar untuk memperhatikan, bahwa ketika sebuah surat yang ditandatangani dengan stempel serupa, harus tiba di China. Mereka mungkin bergantung pada pengirimannya oleh dia atau keturunannya, raja Melayu, tetapi tidak untuk menghargai yang lain, Duta Cina itu sangat bersyukur. Pemuda Tionghoa kelahiran bangsawan, tetap tinggal di Palembang, dan menjadi sangat terikat dengan Raja Sangsapurba, yang juga sangat menyayanginya, dan ingin menikahkannya dengan Putri Tunjong-bui.
Duta besar Cina pergi dengan bangsawan muda ini salah satu haluannya, dan berpamitan dengan raja, yang menghormatinya dengan pakaian ganti yang mewah. Dia kembali ke Cina, raja yang sangat berterima kasih dengan putri raja, dari gunung Sagantang, dan memperlakukannya dengan bermartabat karena pangkat dan keluarganya. Mereka itu pada waktunya melahirkan seorang putra, dari siapa keturunan kerajaan yang memerintah di Cina saat ini.
*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute
Bogor, Ramadhan 1444 H
Blog : https://www.kompasiana.com/sutanadilinstitute9042
Email : gustav.acommerce98@gmail.com