Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sulalatus Salatin: Lahirnya Sang Nila Utama

3 April 2023   04:00 Diperbarui: 3 April 2023   06:20 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kelahiran Sang Nila Utama // Dok. Sutanadil Institute

Dengan ratu Wan Sundaria, ia memiliki empat orang anak, dua di antaranya putri dengan kecantikan yang tidak biasa, yang satu bernama Putri Sri Devi, dan yang lainnya Putri Chandra Devi. Dua di antaranya adalah anak laki-laki, yang satu bernama Sang Mutiaga, dan satunya lagi Sang Nila Utama.

Kini heboh seantero jagad, bahwa keturunan Raja Iskandar Zulkarnain, ras Hindustan, pernah turun di gunung Sagantang Maha Mini, dan kini berada di tanah Palembang. Semua terheran-heran mendengar berita itu, bahkan menyebar sampai ke negeri Cina. Kemudian raja Cina mengutus duta nya ke Palembang dengan sepuluh armada perahu ke Raja Sangsapurba, untuk meminang putrinya.

Mereka membawa sebagai hadiah tiga bahar emas, dan sejumlah besar barang Cina. Bersama mereka, seratus budak laki-laki Cina, seorang pemuda keturunan bangsawan Cina, seratus wanita Tionghoa yang  semuanya untuk menyampaikan surat dari raja Cina kepada Sangsapurba. 

Ilustrasi Kapal Cina // Dok. Sutanadil Institute
Ilustrasi Kapal Cina // Dok. Sutanadil Institute

Mereka sampai di Palembang, dan menyampaikan surat raja Cina dengan cara yang paling hormat di aula pertemuan. Surat itu dibaca dan dipahami, dan Raja Sangsapurba berkonsultasi dengan prajuritnya, apakah itu pantas atau tidak pantas. Mereka semua berpendapat, jika permintaan itu tidak dipenuhi, keselamatan negara akan terancam. “selain itu,” kata mereka, “tidak ada pangeran yang lebih hebat dari raja Cina, tidak ada keturunan yang lebih mulia, yang bisa dia dapatkan untuk suaminya, juga tidak ada negara yang lebih besar dari tanah Cina. "Kalau begitu" kata Sangsapurba, "jika kau menyetujuinya, kami akan mengabulkan permintaannya, untuk meningkatkan persahabatan antara raja-raja Melayu dan Cina."   

Oleh karena itu putri sulung, bernama Sri Devi, dikirim ke duta besar China tersebut bersama dengan surat, dicap dengan stempel Kampen, menginginkan duta besar untuk memperhatikan, bahwa ketika sebuah surat yang ditandatangani dengan stempel serupa, harus tiba di China. Mereka mungkin bergantung pada pengirimannya oleh dia atau keturunannya, raja Melayu, tetapi tidak untuk menghargai yang lain, Duta Cina itu sangat bersyukur. Pemuda Tionghoa kelahiran bangsawan, tetap tinggal di Palembang, dan menjadi sangat terikat dengan Raja Sangsapurba, yang juga sangat menyayanginya, dan ingin menikahkannya dengan Putri Tunjong-bui.  

Duta besar Cina pergi dengan bangsawan muda ini salah satu haluannya, dan berpamitan dengan raja, yang menghormatinya dengan pakaian ganti yang mewah. Dia kembali ke Cina, raja yang sangat berterima kasih dengan putri raja, dari gunung Sagantang, dan memperlakukannya dengan bermartabat karena pangkat dan keluarganya. Mereka itu pada waktunya melahirkan seorang putra, dari siapa keturunan kerajaan yang memerintah di Cina saat ini.   

*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Bogor, Ramadhan 1444 H

Blog        :  https://www.kompasiana.com/sutanadilinstitute9042

Email      :  gustav.acommerce98@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun