Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ziarah Qubro, Tradisi Lokal Warisan Budaya Palembang Yang Mendunia

14 Maret 2023   07:01 Diperbarui: 4 Maret 2024   09:55 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ZIARAH QUBRO, TRADISI LOKAL WARISAN BUDAYA PALEMBANG YANG MENDUNIA

Oleh : HG Sutan Adil

Sebagai Kota Pusaka dan Kota Tertua di Indonesia, Kota Palembang menjadi saksi bisu adanya peradaban dari berbagai penjuru dunia yang juga bisa dibilang sebagai sebuah Kota Kosmopolitan karena  ditandai dengan hadirnya masyarakat kosmopolitan global yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, bangsa, tingkat ekonomi, serta gaya hidup  dan juga menjadi Pusat Perdagangan dari para pedagang-pedagang Arab, Melayu, India, Tiongkok, Persia dan Eropa.

Nilai-nilai relegius pada kehidupan masyarakat kosmopolitan tersebut akhirnya meniggalkan budaya lokal  yang kental yang salah satunya menjadi hal kearifan lokal saat ini. Wujud dari kearifan lokal tersebut adalah pada sistem religi yang khas dan hanya ada di Kota Palembang, yaitu adanya tradisi Ziarah Qubro.

Tradisi Ziarah Qubro ini dilakukan oleh masyarakat Palembang yang dilakukan menjelang bulan Ramadhan atau lebih tepatnya pada 10 hari terakhir bulan Sya’ban atau 10 hari menjelang  bulan Ramadhan.  Ziarah Qubro ialah ziarah kubur ataupun kunjungan ke makam, masjid dan tokoh-tokoh agama,  dan yang terutama adalah ke makam para Wali Penyebar Agama Islam di Wilayah Palembang.

Dokument Sutanadil Institute
Dokument Sutanadil Institute

Ziarah Qubro mulai dikenal luas ketika Islam berkembang pesat di Palembang pada sekitar abad ke-16 yang ditandai dengan meningkatnya peran warga keturunan Arab menjadi penasihat ataupun guru spiritual pimpinan kerajaan, dan tradisi ini terjaga sampai saat ini.

Puncaknya terjadi pada awal abad ke-19, Palembang menjadi pusat komunitas Arab di Pulau Sumatra, seperti layaknya Aceh. Kondisi ini dapat terjadi karena kebijakan Sultan Mahmud Badaruddin Pangeran Ratu Raden Hassan, sebagai Sultan Palembang Darussalam, yang memberikan ruang bagi komunitas warga keturunan Arab untuk menetap di wilayah Palembang dan menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat lokal.

Sejak saat itu tradisi Ziarah Qubro mulai menjadi ritual bersama warga keturunan Arab dan warga Palembang lainnya. Artinya telah terjadi akulturasi budaya Arab dan Palembang saat ini. Tradisi Ziarah Kubro ini dimaknai sebagai upaya untuk introspeksi diri dan mengingatkan para peserta ziarah akan besarnya peran ulama dan para pemimpin Kesultanan Palembang Darussalam dalam menyebarkan Agama Islam hingga pada masanya Palembang dapat menyaingi atau bahkan menyalip Aceh sebagai pusat pembelajaran Agama Islam.

Dokumen Sutanadil Institute
Dokumen Sutanadil Institute

Pada acara Ziarah Qubro ini,  tidak hanya menarik peziarah dari Kota Palembang dan sekitarnya saja, para peziarah dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan daerah lain di Indonesia juga ikut memeriahkan. Bahkan para tokoh ulama dan tamu dari mancanegara juga ikut meramaikannya, seperti dari; Malaysia, Singapura, Thailand, Brunai Darussalam, Kuwait, Qatar, Yaman, serta Arab Saudi.

Tradisi Ziarah Qubro ini sudah masuk dalam kalender Pemerintah Kota Palembang dan sekarang sudah masuk menjadi agenda rutin dari Kementrian Pariwisata Indonesia. Tahun ini Pemko Palembang dan Panitia sudah membuat agenda pelaksanaan mulai dari tanggal 10, 11 dan 12 Maret 2023, sebagaimana yang didapat dari berbagai sumber.

Ziarah Qubro di hari pertama diawali di Masjid Darul Muttaqien Palembang,  dilanjutkan dengan ziarah ke makam Alhabib Aqil Bin Yahya dan Gubah Alhabib Ahmad Bin Syech Bin Shahab. Kemudian dilanjutkan dengan Rauhah dan Haul Ad-Da’i Ilallah Alhabib Ahmad Bin Abdullah Al Habsyi di Pondok Pesantren AR Riyadh di Jalan KH Azhari 13 Ulu Palembang. Acara hari pertama diakhiri dengan ziarah ke pemakaman Auliya dan Habaib di Telaga Swidak 14 Ulu Palembang.

Di hari kedua,  dimulai di pagi hari dengan pembacaan Qosidah Burdah di rumah Alhabib Ahmad Bin Hasan Al Habsy tepatnya di Lorong BBC 12 Ulu Palembang. Kemudian dilanjutkan dengan Ziarah pemakaman As–Segaf dan Haul Alhabib Abdurrahman Bin Alwi As- Segaf di Kampung sejarah Al – Munawwar 13 Ulu Palembang.

Puncak Ziarah Qubro dimulai pagi hari yang dimulai pada Haul Alhabib Abdullah bin Idrus Shahab dan Alhabib Abdurrahman Al Hamid di Perkampungan Sejarah Sungai Bayas – Kuto Batu 8 Ilir Palembang. Selanjutnya dilakukan kunjungan ke Pemakaman Kambang Koci terletak di Jl Perintis Kemerdekaan, Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, dan diakhiri di Kompleks Pemakaman Kawah Tengkurep di Kelurahan 3 Ilir Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang.

Gubernur Sumsel dan Sultan Kesultanan Palembang.,Deklarasinews // Dokumen Sutanadil Institute
Gubernur Sumsel dan Sultan Kesultanan Palembang.,Deklarasinews // Dokumen Sutanadil Institute

Dalam Puncak Acara Ziarah Qubroh ini, turut hadir Gubernur Sumsel H. Herman Deru bersama Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Drs H Edward Candra dan Beberapa Pejabat Penting Kota Palembang lainnya, di kawasan Pemakaman Kesultanan Kawah Tengkurep, dan diterima langsung oleh Kesultanan Palembang Darussalam Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Sultan Palembang Darussalam.

Dalam acara Ziarah Qubro ini, Masyarakat kota Palembang lainnya juga lanjut menelusuri berbagai pemakaman yang ada di Kota Palembang. Disamping untuk mendoakan leluhur, juga untuk melakukan pembersihan dan merapikan area pemakaman yang ada. Selain itu tujuan melakukan Ziarah Qubro ini adalah untuk menyongsong bulan suci Ramadhan ke 1444 H tahun 2023.

Ziarah Qubro yang merupakan tradisi lokal unik yang hanya ada di Palembang dalam menyambut Ramadhan ini sudah berlangsung berabad-abad yang lalu, dan jelas sekali tradisi lokal ini sudah termasuk dalam Warisan Budaya Tak Benda yang harus dijaga dan terus di syiarkan sebagai Tradisi Religius Lokal dan juga dalam upaya untuk lebih menyemarakkan Pariwisata di Palembang.

*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Bogor, 14 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun