Banyak literasi kuno dan modern yang membahas tentang bagaimana kekuatan besar sejarah China ini dan ada juga hadis dari ajaran islam yang menyebutkan untuk belajarlah sampai ke negeri China. Tentu saja untuk mempelajari kekuatan dan bagaimana bangsa China ini sampai bisa berkembang dan menganeksasi wilayah selatannya, ini perlu kajian khusus dan mendalam.
Secara umum gerakan ekspansi bangsa China ke selatan dapatlah kita ambil contoh tentang apa yang terjadi di bangsa-bangsa di Asia Tenggara di sebelah selatannya. Bangsa China sangat dominan dalam membantu meganeksasi dan penguasaan wilayah Negeri Champa oleh Vietnam dalam ekspedisi "Nam Tien" yang berlangsung secara bertahap selama 700 tahun, melaui Genosida dan Asimilasi yang menyebabkan terjadinya diaspora Bangsa Champa Ke wilayah yang aman.
Sejak awal Masehi (abad 2), selain Bangsa Kolonialis Eropa, Bangsa Cina dan Keturuannya sudah banyak  menghacurkan peradaban kuno di Asia Tenggara, seperti apa yang terjadi di Champa tsb diatas, semisal;  Kerajaan Fuhan, Siam, Patani dan Negeri2 kecil lainnya dan mengganti namanya sesuai bahasa mereka sekarang ini, menjadi; Vietnam, Siam/Thailand, Laos, Kamboja, dan terakhir Bangsa Burma diganti menjadi  Myanmar. Padahal  dahulunya di Asia Timur itu terdapat Bangsa Asli yang mempunyai leluhur lokal.
Terbaru adalah. Bangsa yang berasal dari China ini sudah mengusai Kerajaan Temasek dan mengantinya dengan nama Singapura melalui cara2 Ekonominya...
Dari uraian tersebut, apakah Bangsa Indonesia yang terbentuk dari berbagai suku bangsa besar dan tercipta melalui kesepakan para leluhur asli bangsa di Nusantara ini tidak mulai berfikir kearah itu. Dalam periode terakhir ini, sepertinya Negara Indonesia sedang mereka garap melalui cara2 ekonomi juga, hal ini terlihat dari gerakan ekonomi yang masif dan melaui penyusupan serta menyuap pejabat dan elit Politik yang sedang berkuasa, sebagaimana paparan dari Bang RH dalam video tersebut.
Semoga Bangsa Indonesia cepat paham dan bisa mengantisipasi ekspedisi dari Utara Ke Selatan ini.
*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute.
Bogor, 8 Pebruari 2023
Blog     :  https://www.kompasiana.com/sutanadilinstitute9042
