Kejadian itu sangat mengejutkan Belanda, lalu Kraton Kuto Lamo yang merupakan basis tentara Inggris dikepung dan seluruh pasukan Inggeris ditangkapi, kemudian dikirim ke Bengkulu lewat Batavia. Muntinghe menuduh dan minta pertanggungan jawab atas kehadiran pasukan Inggeris itu, kepada Sultan Ahmad Najamuddin II. Akhirnya, setelah menjalankan berbagai-tipu muslihatnya, Muntinghe berhasil menawan Sultan Ahmad Najamuddin II dan kemudian memberangkatkannya ke Batavia untuk diasingkan, dan dari sana beliau bersama keluarganya diasingkan ke Cianjur.Â
Tindakan HW Muntinghe tersebut sangat menusuk perasaan Sultan Mahmud Badaruddin II. Dengan cara yang bijaksana untuk mengantisipasi keadaan kedepannya, beliau mengirim utusan ke daerah-daerah pedalaman agar rakyat lebih meningkatkan kesiap-siagaan untuk pada waktunya mengadakan perlawanan bergerilya.Â
Akibat tindakan Belanda yang mengadu-domba tersebut maka terjadi banyak kekacauan di Kota Palembang dan didaerah Uluan. Akibatnya terjadi intrik kecil yang menyebabkan terjadinya perang besar di Keraton Kuto Gawang dan aliran Sungai Musi lainnya, akibat diketahui adanya serdadu Belanda yang menyusup saat diakan sebuah acara besar di dalam Keraton.Â
Dalam Perang Benteng Ke-tiga ini memperlihat bahwa pertahanan Palembang benar-benar menakjubkan Belanda, sehingga pada sore hari tanggal 15 Juni 1819 dan karena menderita begitu banyak kekalahan, mereka mundur dengan sisa pasukan dan perlengkapan perangnya ke Bangka, dari sana lanjut ke Batavia dan menutup sementara muara Sungai Musi untuk memblokade perdagangan dari dan ke Palembang.Â
Untuk membaca lebih lengkap dan detail bagaimana keseruan dan besarnya terjadi Perang Benteng "KeTiga"ini serta "Perang Benteng KeEmpat" dan "KeLima" selanjutnya nya lagi, dapat dilihat dan di baca langsung pada Buku Asli Perang Benteng, Perang Maritime terbesar abad 17 dan 19 di Palembang, sebagaimana ditampilkan pada lampiran gambar ditulisan ini.Â
*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil InstituteÂ
Bogor, 15 Peberuari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H