Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis artikel Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik di berbagai media. Sudah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Universitas Dharmapala, Universitas Tertua di Dunia

21 Januari 2023   13:42 Diperbarui: 21 Januari 2023   13:56 2202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Kedatuan Srivijaya dari serbuk kopi karya Datuk Bagindo//dok Sutanadil Institute

Dalam catatan kuno bangsa India, Tiongkok, Yunani,  negeri ini ( Alam pulau poco/Pulau perca) atau Indo dunio ( Hindu dunia) atau Mutakui (Matankari ) = Muara takus yg terletak di titik 0 (aquator / Aquinok) disebut juga dengan negeri Seribu Candi atau Stupa atau Situs yang tersebar disepanjang jejeran koto koto di pinggir pantai dan perbukitan laut Ombun/ Embun .

Laut Embun adalah cikal bakal dari Sungai Kampar kanan dan Kampar kiri. Ajaran "Dharmic Original" ini di perkirakan dipelajari di komplek pembelajaran di Svarnadvipa pada  area "Kota Suci" dengan pusat pujanya  dahulu bernama "Mongtakui",  yang setelahnya disebut "Muotakui" dan kini di sebut "Muara Takus" di Xlll Koto Kampar Riau, yang sebelum dan sesudah di sebut "Srivijaya" dengan pusat pemerintahan di bukit "Katangka", wilayah sekitarnya ditandai dengan nama "Koto" yang memakai "Angka".

Situs Bahal 1,2,3 dan 3 situs lain yang terletak di Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara. Hamparan situs purbakala Padang Lawas ini berjarak sekitar 400 km dari kota Medan. 

Peninggalan purbakala ini tepatnya berada di dua kabupaten yaitu; Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Padang Lawas Utara. 

Kedua kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2007. Candi ini merupakan satu-satunya peninggalan kejayaan Sriwijaya di Sumatera Utara. 

Di sana situs ini juga sering disebut sebagai  Candi Portibi. Belum banyak ilmuwan lokal yang meneliti situs sejarah ini. tercatat ada beberapa ilmuwan kolonial yang telah meneliti situs ini, antara lain :  Franz Junghun (1846), Von Rosenberg (1854), Kerkhoff (1887), Stein Callenfels (1920 dan 1925), De Haan (1926), Krom (1923), dan juga FM Schinitger yang diketahui telah mempelajari dan menjelaskan banyak sisa arkeologi sejarah Sumatra. Tetapi sayangya sebagai mana mazhab ilmu mereka, semuanya menyatakan situs ini adalah candi Buddha atau Hindu.

Situs Muaro Jambi, kompleks Situs Muarojambi ini merupakan situs peninggalan Kedatuan Srivijaya yang terluas. Membentang dari barat ke timur di tepian Sungai Batanghari sepanjang 7,5 kilometer. Bahkan, luas total kompleks Candi Muaro Jambi mencapai 12 km persegi, setara 8 kali lebih luas dari situs Borobudur. Saking luasnya, kita bisa menemukan beberapa situs sekaligus di tempat ini antara lain ; Situs Vando Astano, Situs Gumpung, Situs Tinggi, Situs Kembar Batu, Situs Gedong 1, Situs Gedong 2, dan kolam Talaga Rajo.  

Situs Muaro Jambi diperkirakan sudah terbentuk sejak abad ke-7 Masehi, yang berarti bersamaan dengan lahirnya Kedatuan Srivijaya.  Situs ini pertama  kali ditemukan oleh letnan Inggris bernama S.C. Crooke pada 1824, Candi Muarajambi masih menyimpan banyak misteri dan hubungannya dengan Kedatuan Srivijaya. 

Beberapa bagian yang terkubur belum tergali dengan sempurna. Baru pada 1975, Pemerintah Indonesia melakukan pemugaran besar-besar di seluruh sudut kompleks candi. Alhasil, ada enam candi yang dapat dihadirkan, seperti Candi Vando Astano, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2.

Situs Bumiayu, Banyak peninggalan Kedatuan Srivijaya di Palembang dan juga Sumatera Selatan. Namun, keberadaan kompleks Candi Bumiayu di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumsel, yang selesai dipugar awal 1990-an menjadi oasis baru yang diperkirakan peninggalan kedatuan Srivijaya. Situs ini terletak di tengah perkampungan Desa Bumi Ayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), atau di sebelah timur berbatasan dengan Sungai Lematang. 

Dulunya komplek Kedatuan Srivijaya  ini dialiri Sungai yang dinamakan Piyabung yang mengalir hingga Sungai Musi. Sungai alam ini umurnya lebih tua dari Sungai Lematang yang ada disekitar Candi. Karena faktor alam terjadi penyusutan sehingga saat ini menyisakan sungai kecil yang tak termanfaatkan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun