Mohon tunggu...
HG Sutan Adil
HG Sutan Adil Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Pemerhati dan Penulis Sejarah, Ekonomi, Sosial, Politik. Telah menulis dua buku sejarah populer berjudul Kedatuan Srivijaya Bukan Kerajaan Sriwijaya dan PERANG BENTENG, Perang Maritim Terbesar Abad 17 dan 19 di Palembang. (Kontak 08159376987)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keraton Kuto Gawang, Pusat Pemerintahan Kerajaan Palembang Abad XVI-XVII

18 Januari 2023   16:28 Diperbarui: 18 Januari 2023   17:14 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Buku Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abad 17 & 19 di Palembang

Jaringan sungai dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk sistem pertahanan kota. Di mana perlu telah dibuat juga parit keliling untuk pertahanan kota atau keraton. Kekuatan Kuto Gawang ditopang oleh suatu sistem perbentengan dan kubu yang ada di bagian hilir Musi, yaitu benteng Tambak Bayo di muara Sungai Komering dan Benteng Martapura disebelah baratnya serta Benteng Manguntama dan Bamangagan di  Pulau Kemaro, yang letaknya dekat dengan Keraton Kuto Gawang sebagai pelindung. Dengan sistem pertahanan ini membuat Ibukota dan Keraton Kuto Gawang menjadi terlindungi dari serangan musuh dan pedagang pedagang yang akan berbuat curang.

Pada tahun 1659 M, dengan kekuatan armada yang luar biasa saat itu, VOC dapat menaklukkan dan membumi-hanguskan Ibu kota dan Keraton Kuto Gawang ini dibawah komando Joan Van Der Laen. Sebelum melakukan serangan, Van der Laen terlebih dahulu membuat gambar sketsa tentang peta Ibu Kota Palembang, sehingga dari catatan inilah sejarah Keraton Kuto Gawang juga dapat terungkap dan menjadi pedoman penulisan sejarah Ibu Kota dan Keraton Kuto Gawang Kerajaan Palembang sampai sekarang.

Sumber : Buku Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abad 17 & 19 di Palembang
Sumber : Buku Perang Benteng, Perang Maritim Terbesar Abad 17 & 19 di Palembang

*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Bogor, 15/1/2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun