Jaringan sungai dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk sistem pertahanan kota. Di mana perlu telah dibuat juga parit keliling untuk pertahanan kota atau keraton. Kekuatan Kuto Gawang ditopang oleh suatu sistem perbentengan dan kubu yang ada di bagian hilir Musi, yaitu benteng Tambak Bayo di muara Sungai Komering dan Benteng Martapura disebelah baratnya serta Benteng Manguntama dan Bamangagan di  Pulau Kemaro, yang letaknya dekat dengan Keraton Kuto Gawang sebagai pelindung. Dengan sistem pertahanan ini membuat Ibukota dan Keraton Kuto Gawang menjadi terlindungi dari serangan musuh dan pedagang pedagang yang akan berbuat curang.
Pada tahun 1659 M, dengan kekuatan armada yang luar biasa saat itu, VOC dapat menaklukkan dan membumi-hanguskan Ibu kota dan Keraton Kuto Gawang ini dibawah komando Joan Van Der Laen. Sebelum melakukan serangan, Van der Laen terlebih dahulu membuat gambar sketsa tentang peta Ibu Kota Palembang, sehingga dari catatan inilah sejarah Keraton Kuto Gawang juga dapat terungkap dan menjadi pedoman penulisan sejarah Ibu Kota dan Keraton Kuto Gawang Kerajaan Palembang sampai sekarang.
*) Penulis adalah Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute
Bogor, 15/1/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H