Waktu bermain anak yang berlebihan sungguh membuat pusing kepala. Terlebih mereka yang begitu aktif di luar, kini dihadapkan dengan cuaca yang terus menerus tidak menjadi lebih baik. Membuat ketar-ketir untuk memastikan kesehatannya tetap baik.
Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi hal yang satu ini. Tetapi, jika tidak ada yang menarik di rumah, lantas bagaimana caranya agar anak lebih betah berada di rumah, tetapi tidak mengurangi kebutuhan hiburan dan edukasinya? Dampak Buruk Console Game Console Game seperti PlayStation, Nintendo, Xbox dll bisa menjadi solusi. Hal ini salah satu yang bisa membuat anak betah berada di rumah. Tetapi, lebih banyak anak malah bisa menghabiskan waktunya di depan TV dan Console Game tersebut, dan melupakan banyak hal yang justru membuatnya tidak berkembang. Bisa dibayangkan, ketika anak menjadi sangat enjoy dengan game-game yang terdapat pada console tersebut, mereka lebih cenderung serius dengan game tersebut dan melupakan kewajiban dan kebutuhan lain, seperti makan, beribadah, olah raga, belajar, bahkan membuatnya menjadi malas pergi ke sekolah.
Satu hal yang juga sangat riskan adalah kurangnya pengawasan pemerintah akan
game-game yang tidak seharusnya dinikmati oleh anak. Ber-
genre dewasa, atau terdapat konten-konten yang tidak seharusnya diterima anak di bawah umur. Jelas. Nilai edukasi berbanding jongkok dengan hiburan semata. Anak akan cenderung tidak berkembang secara fisik karena lebih banyak duduk ketimbang berjalan-jalan atau berolahraga. Terlebih kontak fisik yang kurang dengan sesama membuatnya menjadi terasingkan dari lingkungan bermainnya.
Proteksi tinggi terhadap Anak Membuat aturan di dalam rumah memang sangat dianjurkan. Terlebih aturan-aturan yang baik juga harus diterapkan terhadap anak, agar anak mampu bersikap baik terhadap sesama. Aturan dibuat sebaik mungkin sehingga anak mampu mengambil manfaatnya dengan baik pula. Terkadang, aturan-aturan yang memang baik menurut faham kita, kita terapkan terhadap anak, justru membuatnya tidak berkembang. Sebagai contoh, melarang anak untuk bermain di luar dan tidak menyediakannya media yang baik di dalam rumah, membuat anak cenderung bermalas-malasan. Hal ini sering ditemukan sebagai solusi proteksi anak yang berlebih diterapkan beberapa orang tua di Indonesia.
Anak seyogianya membutuhkan waktu yang panjang untuk berinteraksi dengan lingkungan sebagai sarana pengembangan mental dan sosialnya. Jika memproteksi anak dengan berlebih, maka hal itu berdampak buruk terhadap kemampuan mental dan interaksi sosial yang justru sangat mereka butuhkan. Dampak jangka panjangnya adalah, ketika anak terjun di masyarakat, akan ada kecenderungan terasingkan dari lingkungan dan teman-temannya. Hal ini muncul karena lingkungan pun merasa anak tersebut belum terbiasa berada dekat dengannya.
Solusi Hebat Sebenarnya, banyak solusi yang baik untuk membuat anak merasa betah berada di rumah, tetapi tidak melupakan kebutuhan edukasi dan hiburannya secara seimbang. Salah satu yang bisa dijadikan modal baik menyeimbangkan keduanya adalah, dengan memanfaatkan
Smartphone anda. Aplikasi bernilai edukasi dan hiburan sangat mudah untuk didapatkan. Beberapa vendor
Smartphone menetapkan kategori aplikasi yang khusus untuk anak. Tidak sedikit yang ternyata bermanfaat besar terhadap dunia pendidikan. Isinya beragam, seperti pendidikan dasar sekolah, yaitu: Berhitung; Membaca huruf alfabet; Membaca Iqra/ Al-Qur'an; Belajar Memasak; Pengetahuan Beribadah; dan banyak lagi.
Orang tua dapat memilih aplikasi apa yang dibutuhkan anak sesuai kebutuhannya.
Selain konten inti yang ada di dalamnya yang bersifat edukasi, banyak aplikasi yang juga menaruh secara tepat, permainan-permainan yang dapat dimainkan saat menggunakan aplikasi tersebut. Jadi, perpaduan antara edukasi dan hiburan terpenuhi sudah dalam satu aplikasi. Dampak positif yang didapat bukan hanya memenuhi kebutuhan edukasi dan hiburan anak, tetapi tak sedikit anak yang kemudian memunculkan sifat ilmiahnya ketika mendapatkan sesuatu hal yang baru, yaitu mencoba untuk mengenalkan hal yang baru tersebut kepada teman-temannya. Nilai interaksi sosial pun terpenuhi.
Hal tersebut muncul, karena aplikasi memancing penggunanya untuk tidak menggunakannya sendiri, tetapi menstimulus keinginan untuk membuat orang lain juga bermain dan belajar dengan aplikasi tersebut (konsep ilmiah yang dapat terlihat saat
social media menjadi salah satu kebutuhan dalam beraktivitas-
sharing mode). Selain tidak melupakan aspek-aspek yang dibutuhkan oleh anak dalam masa perkembangannya, orang tua pun dapat mengontrol dan memilih aplikasi apa saja yang pada saat itu dibutuhkan oleh anak. Otomatis, orang tua tidak akan khawatir akan penggunaan aplikasi dewasa oleh anak. Hal ini menjadi jaminan pula, bahwa anak akan mudah tertarik dengan hal yang bersifat edukasi yang justru dikenalnya sangat membosankan ketimbang bermain bersama teman-temannya. Nilai pendidikan menjadi sangat menarik untuk anak dengan mengusung konsep
Fun of Education. Yaitu dengan tidak hanya mengetengahkan sisi pendidikan, tetapi menjadikan pendidikan sangat menyenangkan, dengan menambahkan beberapa aspek seperti: Ilustrasi yang menarik; Penambahan permainan yang mendidik; Musik yang harmonis; dan Interaktif yang menarik. Membuat aplikasi tersebut begitu menyenangkan untuk dimainkan oleh anak.
Bangsa Indonesia sudah mulai melek mata
Untuk anda yang khawatir tidak bisa mendapatkan aplikasi berbahasa Indonesia untuk anak-anak anda, oh jangan khawatir! Bangsa ini sekarang sudah mulai membuka matanya ke arah proses kreatif tersebut. Ketika anda membuka
appsmarket di setiap
device-nya baik itu Smartphone berbasis
Android,
iOs atau
Windows, maka akan ada ribuan aplikasi berbahasa Indonesia yang bermanfaat untuk anak anda.
* Sedikit saja berbicara tentang perkembangan proses kreatif di Indonesia bisa, anda lihat pada link berikut: http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2013/04/30/masih-mau-jadi-masyarakat-primitif-551674.html
Untuk menjawab rasa penasaran anda, kami berikan beberapa referensi aplikasi yang bisa anda download langsung dari appsmarket device yang anda miliki. Android: play.google.com/store/apps/details?id=com.mizan.minmie.brownies play.google.com/store/apps/details?id=com.mizan.minmie.funny https://play.google.com/store/apps/details?id=air.PrincessGhafira&feature=also_installed https://play.google.com/store/apps/details?id=air.BelajarMenulis&feature=search_result https://play.google.com/store/apps/details?id=air.PintarMembaca&feature=search_result https://play.google.com/store/apps/details?id=com.educastudio.marbelshalat&feature=search_result Apple (iOs): itunes.apple.com/app/minmies-pastries-my-lovely/id595558202?mt=8 https://itunes.apple.com/us/app/princess-ghafira/id501009734?mt=8 https://itunes.apple.com/us/app/hupi-hupa-music/id511834822?mt=8 https://itunes.apple.com/us/app/princess-muqita/id615159760?mt=8 https://itunes.apple.com/us/app/lets-go-fishing/id606776428?mt=8 https://itunes.apple.com/us/app/i-can-take-a-bath-by-myself/id613923175?mt=8
Semoga hal-hal yang telah terpapar tadi, dapat menjadi salah satu solusi membuat anak anda betah berada di rumah, namun tidak melupakan kebutuhan edukasi, hiburan, interaksi sosial dan media pengembang mental dan diri anak.
Semoga bermanfaat sahabat-sahabat kompasiana;-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya