Mohon tunggu...
Susy Rizky
Susy Rizky Mohon Tunggu... Dagang -

Ibu rumah tangga dan warga negara biasa, yang terusik perhatiannya karena negara semakin lama semakin jauh dari rakyatnya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pendaftaran Partai SRI ke Kemenkumham

7 Agustus 2011   12:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:01 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rabu 3 Agustus 2011 Partai SRI memutuskan untuk mendaftarkan diri ke Dephukham. Perjuangan yang selama ini baru menjadi wacana, akhirnya menjadi sebuah realitas.

Hari itu tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dua tahun lalu saya masih bolak-balik Jakarta-Jepara, atau kalau sedang di Jakarta saya keliling Jabodetabek lihat barang-barang bekas yang mau dijual. Bulan November 2009 saya mendengar kasus Century. Saya tidak paham apa yang terjadi waktu itu, tapi kekejaman anggota Pansus, media, komentator mendorong saya ingin tau lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi. Bulan itu juga saya bergabung di KPI SMI. Disana saya mendapatkan informasi dan diskusi yang bermutu tentang kasus ini. Akhirnya saya menarik kesimpulan, bahwa ini bukan sekedar masalah memojokkan Sri Mulyani, tapi lebih dari itu, wakil-wakil rakyat yang dulu kita pilih ternyata adalah penjahat dan koruptor-koruptor besar, yang dengan adanya kasus ini berusaha mempertahankan pengaruh dan kekuasaannya dalam politik, ekonomi, hukum dan sosial di Indonesia. Dan melupakan rakyat yang seharusnya mereka urus.  Sri Mulyani adalah batu sandungan besar dan keras yang harus disingkirkan dengan berbagai cara. Kasus bail out Bank Century-lah yang akhirnya dipakai untuk menjegal puteri bangsa yang kita tau sangat membela rakyat dalam keputusan-keputusan dan kebijakan yang dia buat.

Berjalannya waktu, masyarakat awam yang mendengar kasus ini diplintir dan diekploitasi habis-habisan akhirnya malah makin mantap mendukung SMI, korban politik kepentingan penguasa dan pengusaha hitam.

Segelintir orang biasa, aktivis, dosen, peneliti dan profesional yang concern untuk mendukung orang-orang berintegritas di negeri menjadi pemimpin berkumpul di akhir 2010. Dari beberapa pertemuan akhirnya diputuskan untuk membuat suatu organisasi formal, supaya gerakan ini bisa dilakukan dengan konsisten dan terjaga kelangsungannya. Maka lahirlah Solidaritas Masyarakat Indonesia untuk Keadilan, yang di deklarasikan di Jakarta 14 Februari 2011. Nilai-nilai positif yang melekat pada SMI adalah standard yang harus dimiliki oleh pemimpin-pemimpin negeri ini di masa yad. Antusiasme dan respons masyarakat ternyata luar biasa, bukan hanya di Jakarta, tapi juga menggelora di seluruh Indonesia. Mulai timbul gagasan untuk menjadikan SMI sebagai Presiden yang berikut. Semua sepakat. Ada beberapa partai yang kita rasa dekat secara prinsip dengan kita di SMI Keadilan, yang kita anggap layak menjadi kendaraan -mengikuti istilah yang lazim digunakan- bagi SMI jika kita ingin. SMI jadi Presiden di periode yang berikut. Tapi perkembangan dan perubahan terjadi begitu cepat. Ada kekhawatiran, jika masyarakat mendukung SMI jadi Presiden, apakah SMI mau jalan bersama dengan partai-partai yang ada? Apakah partai-partai tsb mau mengorbankan kadernya untuk mundur dan memberikan jalan bagi SMI? Keraguan akan dua hal tersebut menjadi alasan bagi kami untuk akhirnya memutuskan membangun sebuah partai baru, yang lepas dari pengaruh dan kepentingan partai lama.

Sungguh bukan suatu keputusan yang mudah untuk masuk dalam sebuah partai. Selama ini kita lihat sendiri, bagaimana kotornya orang yang menyebut dirinya politisi memainkan peran. Tapi perlu diingat, bahwa mereka adalah bukan politisi tulen. Mereka hanya pedagang, calo yang dengan kelihaian dan kelicikannya bisa masuk dan memposisikan diri sebagai penentu arah kebijakan Pemerintahan. Seorang politisi sejati akan menempatkan dirinya dalam jajaran eksekutif negara dengan cara yang elegan dan untuk kepentingan rakyat banyak, bukan hanya kepentingan pribadi dan kroninya.

Kesadaran bahwa kita harus membawa  negeri ini ke jalan yang benar, dimana dia harus ada buat seluruh orang  yang Tuhan sudah pilih menjadi rakyatnya, mendorong orang-orang yang mulanya apolitis tadi sepakat untuk berani dan mau terlibat aktif dalam sebuah Partai baru, Partai Serikat Rakyat Independen.

Hari ini akan menorehkan sejarah, bahwa sebuah partai ternyata bisa dibangun hanya dengan semangat untuk memiliki Indonesia yang lebih baik bersama orang-orang yang satu visi dan dengan cara yang konstitusional.

Terima kasih untuk semua saudara-saudara di SMI Keadilan dan Partai SRI, di kota-kota besar sampai desa terpencil, yang telah membuat sebuah impian menjadi nyata. Jalan kita masih panjang. Jika diibaratkan kita mau berlayar, hari ini kita masih bibir pantai. Kita akan mengarungi samudera nan luas. Banyak ombak yang akan menjadi tantangan besar yang harus kita lalui. Tapi dengan keiklasan dan ketulusan hati, pasti kita akan sampai di pulau tujuan. Pulau yang menjanjikan masa depan yang indah buat anak-anak kita.

Mungkin saya tetap akan bolak-balik Jakarta-Jepara. Milih furniture model baru untuk dijual, sambil sharing adanya harapan baru buat rakyat di masa yad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun