Permasalahan penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di kalangan masyarakat, terutama generasi muda, semakin membutuhkan perhatian serius. Berdasarkan survei dari BNN dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) menunjukkan sekitar 3,21% pelajar di Indonesia pernah mencoba narkoba, dengan tekanan pertemanan, stres akademis, dan aksesibilitas narkoba menjadi faktor pendorong utama. Sayangnya, sosialisasi bahaya NAPZA sering kali kurang efektif menjangkau anak muda karena dianggap monoton atau sulit dipahami. Untuk itu, diperlukan edukasi yang lebih kreatif dan interaktif, salah satunya melalui media permainan seperti permainan kartu uno yang akrab bagi remaja, Oleh karena itu, Kartu Laza hadir sebagai inovasi media edukasi yang interaktif dan menyenangkan. Tapi seperti apasih Kartu Laza itu? Mari kita Simak.
Apa sih Sebenarnya Kartu Laza?
      kartu ini diciptakan oleh Kelompok Mahasiswa Universitas AirlanggaKartu Laza dirancang dengan mengadaptasi permainan Uno yang sudah populer di kalangan remaja. Modifikasi ini menambahkan elemen edukasi terkait bahaya NAPZA. Materi yang terkandung dalam kartu tersebut mencangkup jenis-jenis NAPZA(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif), dampak (fisik, psikologis, sosial dan ekonomi) penggunaan NAPZA, cara pemakaian NAPZA, pengobatan bagi pengguna NAPZA, dan pola hidup sehat agar terhindar daru NAPZA. Tak hanya berisi dengan materi saja, namun juga ada kartu yang berisi pertanyaan pertanyaan terkait NAPZA yang bisa digunakan untuk media beragumentasi.
Seperti Apa Bentuk Kartu Laza?
Seperti uno pada umumnya terdapat kartu merah, kuning, hijau, biru dan terdapat tambahan warna yaitu warna ungu yang dapat dikeluarkan kapan saja. Seperti uno pada umumnya juga terdapat kartu lain pada umumnya seperti kartu +2, wild, skip, dan reverse namun terdapat tambahan kartu seperti kartu argumentasi yang dimana jika tidak dapat menjawab mendapat hukuman berupa mengambil kartu tambahan sesuai jumlah yang di tentukan di dalam kartu.
Bentuk kartu laza adalah terdapat soal ditengah kartu dan jawaban di ujung kiri atas dan kanan bawah, jenis kartu ini terdapat di kartu bewarna merah, kuning, hijau dan biru. Jenis-jenis pertanyaan pada kartu tersebut adalah jenis narkotika, jenis prikotropika, jenis zat adiktif, cara pemakaian NAPZA, dampak sosial dan ekonomi, pengobatan, dampak fisik, dampak psikologis, pola hidup sehat.
Bagaimana Cara Permainan Kartu Laza?
      Terdapat 108 kartu setiap warna memiliki jumlah sebanyak 25 kartu, kecuali warna ungu yang hanya memiliki 8 kartu. Untuk cara permainan dan peraturan yang digunakan dalam kartu laza ini sama hal-nya dengan kartu uno konvensional, dan berikut adalah tata cara permainan kartu laza:
- Pertama-tama kartu di kocok dan dibagikan kepada seluruh pemain, setiap pemain mendapatkan 5-8 kartu yang dapat disuaikan dengan jumlah pemain. Maksimal jumlah pemain adalah 10.
- Selanjutnya buka 1 kartu ditengah sebagai awalan permainan dan tentukan ke arah mana permainannya dimulai.
- Untuk mengeluarkan kartu, pemain wajib mengeluarkan kartu yang memiliki jawaban yang sesuai dengan pertanyaan pada kartu pertama, jika tidak ada jawaban yang sesuai maka pemain dapat mengeluarkan kartu dengan warna yang sama atau kartu ungu.
- Lalu jika ada pemain yang mengeluarkan kartu argumentasi maka pemain berikutnya diharuskan menjawab, jika tidak pemain mendapatkan hukuman berupa kartu tambahan.
- Dan begitu terus hingga terdapat pemain yang hanya memiliki 1 kartu, pemain tersebut wajib mengatakan laza jika tidak akan mendapat hukuman mendapat 1 kartu tambahan.
- Pemain yang terakhir habis adalah yang kalah
Untuk memaksimalkan permainan di cipatakan kunci jawaban dan peraturan secara tertulis.
Manfaat Kartu Laza
      Penggunaan Kartu Laza sebagai media edukasi memberikan beberapa manfaat:
- Meningkatkan pemahaman tentang NAPZA.
- Mendorong perilaku hidup sehat dengan menjauhi NAPZA.
- Menciptakan pengalaman belajar yang asyik dan menyenangkan melalui permainan kartu.
- Mengurangi stigma sosial terkait penyalahgunaan NAPZA.
Rencana Masa Depan untuk Kartu Laza
Ke depannya, Kartu Laza diproyeksikan dapat diterima sebagai media edukasi standar di berbagai institusi pendidikan dan komunitas terkait. Meski awalnya dikembangkan untuk remaja, namun potensi Kartu Laza dapat bermanfaat bagi semua kelompok umur. Inovasi ini diharapkan dapat mengubah paradigma edukasi anti-NAPZA yang selama ini cenderung monoton. Dengan adanya gaya edukasi yang baru melalui Kartu Laza, kita dapat mentransformasi metode edukasi konvensional menjadi lebih asyik dan menyenangkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H