Mohon tunggu...
Susi Yanti
Susi Yanti Mohon Tunggu... -

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sebuah Kisah Penuh Filosofi

12 September 2012   07:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:35 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Carnegie  : "Jika kau memanfaatkan kesempatan yang kutawarkan ini semaksimal mungkin, maka tidaklah mustahil kau bisa mengembangkannya menjadi kekayaan yang pada intinya luar biasa besar hingga kekayaan material yang aku miliki tampak tak ada artinya.  Hal ini memungkinkanmu untuk memproyeksikan pengaruhmu demi kebaikan ke seantero peradaban dunia dan dengan begitu sumbangsih kepada mereka yang belum dilahirkan."

Hill yang menerima tawaran itu.  lalu apa imbalan yang diterima Hill dengan menghabiskan dua puluh tahun tanpa bayaran mencari formula tersebut? Hill menjawab keuntungan ini sedemikian elastisnya hingga memberikan kekayaan materi dan non materi kepada Hill sampai akhir hayatnya.

Bertahun-tahun kemudian, Hill baru tahu bahwa Carnegie memegang stop-watch ketika mengajukan pertanyaan itu.  Dan ia hanya memberi waktu enam puluh detik, tidak lebih, untuk mendengar jawabannya.  Jika jawaban itu datang setelah tenggat waktu berlalu, kesempatan tersebut tak akan diberikan.  Dan Carnegie memperoleh jawaban dalam dua puluh sembilan detik.

Alasan mengapa Carnegie menetapkan waktu, diungkapkannya berikut ini.

Carnegie  :  "Berdasarkan pengalamanku," katanya, "orang yang tidak bisa segera mengambil keputusan begitu ia memperoleh seluruh fakta yang dibutuhkan, maka ia tidak bisa diandalkan untuk menjalankan keputusan apa pun yang mungkin ia ambil.  Dan aku lihat, orang yang bisa segera mengambil keputusan biasanya memiliki kemampuan untuk bekerja dengan tujuan yang pasti dalam situasi yang berbeda-beda.

Dan Hill sendiri pernah menyatakan bahwa :

Kekayaan yang hanya dinikmati sendirian, apakah itu dalam bentuk materi atau bukan akan menyusut hilang seperti mawar di tangkai yang rapuh.

Karena sudah menjadi hukum alam bahwa tidak berbuat dan tidak menggunakan hanya akan mengarah pada kehancuran dan kematian.  Hukum ini berlaku terhadap segalanya, mulai dari harta material hingga sel hidup yang menyusun tubuh setiap makhluk.

Jadi, maukah kita bekerja lebih dari yang kita terima dengan penuh hati ikhlas dan bahagia ? Harusnya "YA".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun