Sejak pertama kali beroperasi imlek 2010, saya penasaran berat ingin ke Universal Studios. Awal Agustus yang lalu akhirnya kesempatan berlibur ke negara Singa pun kesampaian. Selain Universal Studios, daerah Marina Bay juga jadi tujuan wisata saya kali ini. Banyak arsitek baru yang keren dibangun di daerah ini. Ada jembatan baru The Helix yang menyambungkan Esplanade, Bayfront dan Marina Centre. Ada Youth Olympic Park. Itung-itung mencari alternatif lain untuk menikmati kota Singapura dari daerah ini. Dan, yang paling menarik kompleks hotel, mal dan kasino baru yang dikelola Sands Hotel. Tiba kepagian di Universal Studios, saya narcis foto-foto di depan bola dunia Universal untuk membunuh waktu. Bola dunia ini bisa ditemukan di semua taman Universal Studios di seluruh dunia dan juga di setiap kredit pembuka film produksi Universal Studios. Saya sejenak mengitari daerah di sekeliling Universal Studios. Saya sempat melihat petunjuk yang mengarah ke kasino tapi yang saya temukan justru patung Merlion super gede, simbol kebanggaan negara Singa. Dalam hati saya berkata, ‘Oh, ini toh patung Singa pertama, sebelum dibangun patung Singa versi lebih megah di dekat Esplanade itu.’ Kebetulan saya datang pas hari kerja, jadi harga tiket masuk Universal Studios lebih murah 66 sing dollar. Kalau datang pas wiken atau hari raya, harga lebih mahal, 72 sing dollar. Tiket bisa dibeli lewat internet atau langsung di venue. Saya sengaja memilih hari kerja dan datang pagi-pagi untuk menghindari antrian panjang saat mencoba atraksi-atraksi.
Teng jam sepuluh, pintu dibuka. Begitu menengok ke atas, tulisan Hollywood warna putih tertampang. Wah, mengingatkan Universal Studios di LA dimana kita juga langsung dihadapkan dengan tulisan Hollywood yang dipajang di perbukitan Hollywood. Dari lokasi Universal Studios di LA itu, tempat ideal foto dengan latar belakang papan itu.
Saat menyusuri kawasan Hollywood, saya mules melihat berbagai souvenir. Gila, imut-imut dan bagus-bagus tapi super mahal. Sepanjang jalan di kawasan ini disulap menyerupai Hollywood Boulevard di LA, lengkap dengan lampu jalan klasik, pohon palem dan setapak bintang Walk of Fame. Saya melihat ada teater yang mengingatkan tipikal teater kecil di negara Paman Sam itu. Rupanya, yang ini merupakan replica Pantages Theater yang ada di Hollywood. Sayang pertunjukan, yang menampilkan teater musikal Monster Rock, baru mulai sesudah jam makan siang. Monster Rock ini menampilkan tokoh Henry Preston Jekyll III seperti di film klasik Monsters yang menjelma menjadi bintang rock ‘n roll. Pantes jalanan ini sepi. Nggak sampai seratus meter, setting jalan sudah berubah. Ini berarti saya sudah berpindah ke kawasan lain. Kawasan New York. Musik, lampu dan desain bangunan pun berubah. Kali ini lebih gelap, asap kadang mengepul dari bawah, musik jazz, dan warna bangunan pun kebanyakan coklat dan gelap. Di sebelah kiri saya melihat ada gedung bernama LIGHTS! CAMERA! ACTION! Di sini, kita bisa menyaksikan seperti apa produksi film dalam pembuatan beberapa adegan film yang dianggap dramatis, lengkap dengan panggung yang menampilkan efek-efek khusus tersebut. Steven Spielberg yang menjadi pemandunya. Asli, ini keren, terutama buat peminat film. Menghibur sekaligus bahan referensi bagus. Atraksi terbesar di Sci-Fi, Battlestar Galactica, tidak bisa dipungkiri menjadi wahana yang paling ingin dicoba. Sayang, sejak Maret kemarin, wahana ini tidak beroperasi karena masih banyak hal yang perbaiki. Berhubung ini masih soft opening, memang banyak banget atraksi yang tidak beroperasi atau belum jadi.
No operation Battlestar Galactica
Banyak bentuk gedung asimetris dan dominant warna abu-abu/metalik dan hijau memberi kesan futuristik di Sci-Fi City. Dari jauh, kerangka roller coaster super gede sudah terlihat dari jauh. Sesuai dengan namanya, Battlestar Galactica, ada dua kereta di arena ini yang mempunyai rute berlawanan arah. Kita bisa memilih mau mengantri naik kereta Battlestar Human atau Cyclon. Di titik tertinggi rel, dua kereta ini akan saling berhadapan seolah-olah akan bertabrakan. Biar cuma beberapa detik, asli, sport jantung banget! Itu sebabnya begitu tahu yang ini belum beroperasi, saya pun bisa mengigit jari. Beruntung Universal Studios menawarkan banyak pilihan permainan roller coaster di kawasan lain. Dari kawasan Sci-Fi City, saya berpindah ke Ancient Egypt yang langsung bikin kagum dengan patung Mesir yang tinggi-tinggi. Sepertinya hanya ada satu attraksi di kawasan ini, Revenge of the Mummy. Setelah menitip barang di locker, pengunjung diajak berputar-putar di ruang super gelap sehingga tidak tahu kejutan apa yang akan muncul di depan mata. Ini mengingatkan saya dengan permainan Space Mountain di Disneyland.
Permainan yg mirip di Disneyland
Lelah mengantri dan mencoba beberapa permainan, saya memutuskan ngaso sebentar di Discovery food court di kawasan Lost World. Dengan patung dua dinosaurus beserta beberapa telur di antara air mancur, saya seperti makan siang di sarang dinosaurus. Seperti di Dufan atau taman tema di negara lain, harga makanan dan minumannya pun mahal sekitar 10 dollar sing. Tapi, ya berhubung perut super keroncongan, langsung pesan. Lupa ngitung dan bandingin dengan kurs rupiah. Kawasan Lost World ini punya banyak permainan yang terbagi di taman Jurassic Park dan WaterWorld. Saya sampai bingung sendiri. Ada Canopy flyer. Yang ini mirip permainan Ontang-Anting di Dufan. Bedanya tempat duduknya lebih kokoh, rute muternya keliling kawasan Lost World.
Ada juga Dino-Soarin, Amber Rock Climb, Jurassic Park Rapids Adventure dan WaterWorld. Kita harus membayar 10 dollar sing jika ingin mencoba Amber Rock Climb. Ini jelas saya lewatkan karena sadar diri dengan berat badan. Saya juga melewatkan Jurassic Park Rapids Adventure karena takut kamera basah dan nggak bawa baju ganti. Saya buru-buru menuju ke kawasan Far Far Away untuk mengejar show Donkey Live di istananya Shrek dan film Shrek 4D Adventure. Berbeda dengan atraksi di Sci-Fi, Ancient Egypt dan The Lost World, dua atraksi di kawasan Far Far Away ini tidak berbentuk permainan yang membutuhkan enerji ekstra. Lelah ngantri aja.
Cuma bisa liat aja krn udh kecapean
Sebenarnya, masih ada satu kawasan yang belum ditelusuri, yaitu Madagascar. Atraksi di kawasan ini lagi-lagi roller coaster - Enchanted Airways. Apa daya saya keburu tepar. Langkah kaki mulai berat.
Akhirnya, saya memutuskan untuk menikmati sisa waktu dengan melongok rumah Shrek, foto bareng dengan karakter-karakter film yang jadi favorit saya seperti Puss In Boots, empat karakter di Madagascar – Alex, Marty, Melman dan Gloria, dan karakter paling culun tapi super kawaii yang filmnya menjadi salah satu kartun favorit saya, Kungfu Panda.
My favorite cartoon character
Sebelum pulang, pertahanan saya luluh untuk tidak berbelanja. Malah berkeliling toko cindera mata dan kios di kawasan Hollywood mencari oleh-oleh dan bukti kenang-kenangan. Doh!
Foto-Foto diambil sendiri oleh diriku. ;p & oh, ini adalah potongan artikelku yg dimuat di majalah ChicBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya