November yang selalu disambut dengan aroma semerbak yang diciptakan oleh sapaan hujan pertama pada tanah yang ranggas. Aroma khas yang sangat nikmat dihirup sembari sejenak memejamkan mata. Mencoba mengingat dan menyamakan aroma yang sama November silam. Adakah masih sama? Coba hirup kembali dalam-dalam!
Jika November identik dengan hujan maka hujan pun dengan setia menebar rindu bersama bulir air yang ia hempaskan. Menyapa dedauanan kering dan tanah yang menuju tandus. Rindu masih tetap setia membersamai hujan di November. Tapi rindu yang dibawa kali ini adalah rindu yang sedikit berbeda dari November silam. Rindu yang tak bertuan. Rindu yang mengundang memori tentang luka. Rindu yang harus dibungkus rapat. Cukup disemikan di November. Ketika November beranjak pergi, tutuplah rapat-rapat. Kuburkan dia di November. Jangan biarkan terkuak di tempat lain. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H