Mohon tunggu...
Susi Silviani
Susi Silviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang menempuh pendidikan Sastra Indonesia di Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Rekomendasi Novel tentang Perjuangan Perempuan

29 Juni 2023   15:00 Diperbarui: 29 Juni 2023   15:07 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang perempuan tidaklah mudah. Perempuan harus menahan rasa sakitnya menstruasi, mengandung, dan melahirkan di samping memperjuangan mimpinya dan terus berkarya. Apalagi hidup di masyarakat penganut sistem patriarki yang tidak jarang mengurung kebebasannya.

Sadar akan kondisi ini, perempuan lantas memberontak, memperjuangkan hak-haknya, menuntut keadilan, dan meminta kesetaraan. Perjuangan mereka terekam dalam sastra dan menjadi sebuah karya yang ikut menyuarakan hak-hak perempuan. Berikut adalah rekomendasi novel yang memperlihatkan seberapa kuatnya perempuan dalam menghadapi sistem patriarki, ketidakadilan, dan keterpurukan.

1. Tarian Bumi

Telaga adalah seorang brahmana (kasta tertinggi) yang tinggal di Bali. Dia berparas cantik dan penari yang hebat. Banyak lelaki yang menyukainya. Tetapi cinta Telaga hanya untuk Wayan, seorang pemuda sudra (kasta terenda) yang miskin. Hubungan mereka ditentang oleh adat dan masyarakat. Jika Telaga tetap ingin bersama Wayan, Telaga harus meninggalkan pangkat kebangsawanannya dan membuang jati dirinya, keluarga, dan masa lalunya.

Novel ini akan menunjukkan sisi lain dari Bali yang bukan hanya tempat wisata semata. Kamu akan diperlihatkan bagaimana perjuangan seorang perempuan yang menderita karena sistem kasta dan patriarki.

2. Gadis Pantai

Ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer, novel ini bercerita tentang Gadis Pantai yang masih berusia 14 tahun dinikahkan dengan seorang Bendoro kaya raya. Di hari pernikahannya, Bendoro berhalangan hadir sehingga diwakilkan oleh sebilah keris. Setelah menikah, Gadis Pantai tinggal di rumah besar Bendoro.

Di sana, Gadis Pantai akan merasakan bagaimana tidak beruntungnya menjadi seorang perempuan apalagi kalangan bawah seperti dirinya.  Gadis Pantai hanya dimanfaatkan untuk mengandung keturunan Bendoro, karena setelah melahirkan Gadis Pantai diceraikan dan dipisahkan dengan anaknya.

Novel ini akan memperlihatkan bagaimana kerasnya adat Jawa zaman dulu, penderitaan perempuan, dan cara mereka terus bertahan.

3. Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun