Hari ini masih dalam suasana Idul Fitri di bulan Syawal. Selasa kemarin tepat hari Kesaktian Pancasila, saya berkesempatan mengunjungi rumah Abah di seberang pulau Madura, Pamekasan. Saya menggunakan Bus "Damri" malam yang sudah di pesan saat selasa siang.
Jam menunjukkan jam 18.30, saya bersiap ke depan gang apotik untuk menunggu bus. Sekitar 19.45, bus sudah datang. Saya melihat banyak sekali penumpang pergi ke Madura.
Saya menikmati perjalanan sedikit agak tidak nyaman karena bangku saya berada di nomor empat. Sehingga saya tidak bisa melihat jalanan malam. Jam 00.30, saya sudah berada di terminal Bungurasih, Surabaya. Setelah keluar, hujan deras malam mengiringi bus ke arah Pulau Madura dengan melewati Jembatan Suramadu.
Jembatan yang membentang dari Surabaya ke Bangkalan. Hanya menempuh seperempat jam saja, sudah berada di Pulau Madura. Bangkalan menuju Pamekasan, hanya sekitar dua setengah jam saja (kalau busnya tak mogok atau terjebak macet di daerah Lumajang. Tapi kemarin Alhamdulillah lancar jaya).
Jam 03.30, saya tiba di Pamekasan. Saya tidak turun di terminal, namun turun di RSUD Pamekasan (ada kepentingan). Rencana di Pamekasan tidak menginap, langsung pulang setelah isya dengan bus yang sama.
Tidak sampai sehari disana, saya sempatkan bersilaturahmi dengan keluarga Abah dan saudara Jember yang sudah berpindah lama ke Pamekasan.
Mencari rumah saudara dengan drama "tersesat dan lupa akan gang rumah". Maklum hanya singgah tapi tak menetap. Kalau singgah dengan waktu lama, ya senang sekali, namun gak betah akan cuaca panas disana.
Bertemu dengan saudara, rencananya pesan camilan khas Madura "Bakdabak".
Katanya, harga hanya Rp. 18.000,-. Saya memesan dua bungkus saja. Kita bercerita kesana-kemari karena lama tidak bertemu. Ketika akan pamit, ternyata saya diberi dengan cuma-cuma alias gratis untuk oleh-oleh pulang ke Jember. Wah, senang sekali. Tapi agak gak enak juga ya...
Saya perhatikan dengan saksama, bentuknya seperti Cireng "Aci Goreng".
Saya lihat pada kemasan, hanya dengan beberapa bahan saja.
-Tapioka
- Terigu
- Ikan
- Bumbu
Baru sempat saya mencoba satu dua camilan ini. Rasanya gurih, kriuk, berasa ikan dan tidak keras walaupun di goreng sangat garing. Saya berpikir dengan petis madura dengan beberapa irisan cabai bisa menemani bakdabak krispi.
Masih banyak makanan khas Madura yang saya ingin coba. Semoga saya bisa memberikan sebanyak mungkin tulisan tentang makanan khas Indonesia, tentunya keinginan dengan berkeliling Indonesia.
Jika dari saudara-saudari Kompasiana ingin memesan, bisa lewat saya dengan tinggalkan jejak di komentar tulisan ini.
Pamekasan, 2 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H