Mohon tunggu...
PAK Shoes
PAK Shoes Mohon Tunggu... Lainnya - Ringan, Relevan, dan Refresh

Turut berperan aktif dalam berbagai kegiatan penyuluhan antikorupsi, menulis artikel ringan, berita-berita relevan, dan merefresh berbagai keadaan untuk memunculkan lebih banyak lagi valuenya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Matahari 1 Januari

1 Januari 2025   07:01 Diperbarui: 1 Januari 2025   07:01 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak sedikit orang yang pingin melihat dan menikmati matahari terbit pada tanggal 1 Januari. Demi memenuhi impian itu ada yang mengajak keluarga, sahabat, atau rekan kerja mendirikan tenda, atau menyewa home stay untuk nginap di tepi pantai, agar besok pagi bisa bangun bersama matahari yang mengintip dari garis pandang ujung samudra. Ada pula yang mendaki gunung agar bisa menikmati matahari tenggelam pada tanggal 31 Desember, dan keesokan hari bisa mengabadikan terbitnya matahari pada tanggal 1 Januari.

Banyak motif dan cara yang dilakukan untuk menyongsong terbitnya matahari 1 Januari. Namun ada yang stay santui di rumah saja karena menganggap tenggelam dan terbitnya matahari itu setiap hari sama saja. Secara tampilan visual yang membedakan adalah awan, mendung, dan hiasan langitnya. Sedangkan dari sisi spiritual yang membedakan adalah cara pandang kita terhadapnya, jika kita tadzabburi setiap orang akan mendapatkan pelajaran yang mungkin bisa jadi berbeda-beda.

Ketika terkabulkan ketemu dengan detik waktu terbitnya matahari pada tahun yang baru, reaksi setiap mata, dan kepala berbeda, ada yang sekedar bersorak riang gembira, ada yang mendokumentasikan untuk mengabadikan, atau ada pula yang menjadikannya  sebagai status update, ada juga diantaranya lebih dalam tak sekedar melihat dari pandangan mata fisiologi, tapi lebih dalam melibatkan mata hati untuk membuat konten yang bernilai. 

Jika kita bersama tadzabburi sesungguhnya setiap kali matahari muncul ada keterikatan yang sangat erat dengan kehidupan kita. Melalui matahari, Tuhan memberikan cahayanya untuk membantu mata fisiologi menjadi maksimal fungsinya sehingga bisa menangkap setiap benda visual, selanjutnya otak merespon dan memerintahkan mata kaki kemana mau melangkah. Menuju 'jalan yang terang atau lorong yang gelap', mata kaki tak memahami kecuali ada  bimbingan dari mata hati.  

Terkait dengan matahari terbit, dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi, Beliau memberikan bimbingan doa apa yang sebaiknya kita panjatkan. Doa dimaksud adalah yang artinya sebagai berikut;

'Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahi kami kesehatan di hari ini dan telah menerbitkan matahari dari tempat terbitnya. Ya Allah saya telah memasuki pagi, seraya bersaksi kepadamu sebagaimana persaksian yang Engkau haturkan kepada diri-Mu dan sebagaimana bersaksinya para malaikat dan (malaikat) pemikul arsy-Mu, dan (sebagaimana bersaksinya) seluruh makhluk-Mu. Bahwasanya Engkau Allah tidak ada tuhan selain Engkau dzat yang tegak (konsisten) dalam keadilannya. Tidak ada tuhan selain Engkau, dzat yang maha perkasa lagi maha bijaksana. Catat  persaksianku ya Allah setelah persaksian malaikatmu dan para ahli ilmu. Ya Allah, Engkau dzat yang maha sejahtra dan dari Engkaulah asal mula kesejahteraan dan kepada Engkaulah kesejahteraan. Saya memohon kepada-Mu wahai dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan agar Engkau memperkenankan permohonan kami dan memberi (mengabulkan) apa yang kami harapkan serta memberikan kecukupan kepada kami sebagaimana orang yang Engkau cukupkan dari hamba-Mu. Duhai Allah, tolong perbaikilah bagi saya agama saya, yang mana agama adalah benteng (pelindung) kami dan perbaikilah bagi saya (urusan) dunia saya, yang mana dunia adalah tempat saya hidup. Dan perbakilah bagi saya (urusan) akhirat saya, yang mana akhirat adalah tempat saya kembali'.

Lebih dalam lagi, dengan memperhatikan makna dari doa dari kitab di atas, dengan matahari terbit terdapat pelajaran diantaranya (Pertama) Mengagumi dan mengagungkan Allah sebagai pencipta alam dan seisinya, termasuk matahari sebagai lampu kehidupan jagad raya yang tak ada padamnya. 

(Kedua), Mengesakan Allah (tauhid), untuk mengokohkan iman dengan wasilah mengambil pelajaran dari kehebatan ciptaan-Nya.

(Ketiga), Meyakini bahwa hanya Allah yang mengabulkan setiap doa, mencukupkan dan memperbaiki keadaan.

(Keempat), Membangun kesadaran yang utuh bahwa dunia adalah tempat tinggal sementara, sedang akhirat adalah tujuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun